11.

817 54 0
                                    

Kakak beradik itu saling melirik satu sama lain. Meskipun mulut mereka terkunci rapat, keduanya tetap saling melirik. kedatangan namjoon beberapa menit yang lalu mampu membuat adiknya tak banyak bicara.

"Pulang sana!" Usir namjoon kesekian kalinya

"Males," jawab taehyung kesekian kalinya

"Minggir! Ngapain kamu ambil alih tugas hyungmu sebagai papanya jihoon?"

Taehyung mendelik kesal "apaan sih? Hyung baru datang, nggak usah sok-sokan jadi papanya jihoon."

"Hyung juga mau jagain jihoon, kamu minggir dulu!"

"Nggak mau!"

Namjoon melotot kesal melihat tingkah adiknya. Memang sejak dia datang, seseorang yang berada disini jihoon adalah taehyung. Menurut seokjin, adiknya itu tidak pernah meninggalkan jihoon barang sedikitpun, kecuali kekamar mandi dan ketika makan.

"Omong-omong, mama mana?"

Taehyung mengangkat bahunya ringan "emang aku pengasuhnya?"

Namjoon mendelik "biasa aja dong! Kok ngegas?"

Kali ini taehyung yang mendelik "biasa aja dong! Situ yang ngegas!"

Mendapat balasan seperti itu, Namjoon semakin kesal. Namun perasaan kesal itu digantikan dengan perasaan cemas ketika melihat jihoon yang tiba-tiba merengek-rengek.

"Aduh, duh duh. Anak papa kenapa?"

Dengan gerakan gesit namjoon mengambil alih jihoon dari taehyung. Tak tanggung-tanggung, lelaki itu sampai harus menyingkirkan adiknya yang menghalangi jalan.

"Biasa aja dong, Hyung! Yaelah! Sampe kejedot nih!" Gerutu taehyung

Laki-laki itu mengelus keningnya yang agak memerah. Dorongan namjoon sebelumnya yang memang tidak terlalu keras, namun dikarenakan posisi taehyung saat itu tak seimbang alhasil dia orang dan kepalanya mendarat tepat didinding.

"Salah kamu sendiri, kenapa nggak minggir?"  Sahut namjoon tak mau kalah

"Ngomong dulu dong kalau mau lewat!"

"Kamu lelet!"

"Kenapa juga harus buru-buru? Santai dikit dong. Nggak tau ya, kalau Kepala aku kejedot? Tuh, liat! Merah nih!"

"Alah lebay! Salah kepala kamulah. Kenapa kepala kamu nggak mendarat ditempat yang empuk?"

Taehyung menghela napas dalam-dalam. Susah nih, kalau sudah adu mulut dengan namjoon karena pada akhirnya dia selalu kalah. Memang bukan hanya karena otak namjoon saja spontan, mulut laki-laki itu pun kelewat spontan. Taehyung curiga kalau otak kakaknya terbelah menjadi dua, sebagian ada dikepala, dan sebagiannya lagi ada di mulut.

"Kenapa mendelik? Pasti kamu lagi ngedumel kan?" Tuding namjoon

"Aku mah apa atuh selalu saja salah dan salah melulu," balas taehyung mendramatisir.

Laki-laki itu memandang namjoon dan jihoon secara bergantian. Sudah berulang kali dia menyadari kalau anak dan bapak itu kelewat mirip. Jihoon sudah seperti copy-an namjoon. Namun, sampai detik ini dia tidak terima kalau kebanyakan orang mengatakan hal itu. Baginya, jihoon justru lebih mirip dengannya.

"Kenapa sih?"

Taehyung mengernyit bingung "apaan?"

"Kenapa manggut-manggut sambil komat-kamit gitu? Kamu punya mantra apa kok komat Kamit begitu?"

"Mantra apa sih, Hyung? Ngaco deh."

Namjoon memandang taehyung penuh curiga "Halah, jujur aja!"

"Nggak penting, Hyung!" Taehyung beranjak bangun untuk pindah tempat duduk. "Hyung, aku heran, sama orang-orang. Kenapa sih, orang-orang bilang jihoon mirip sama Hyung. Emang mirip, ya?"

My loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang