"Lu ini kayak nggak kenal Hyunsuk aja. Ya jelas dia nolak kasih jawaban ke elu. Elunya suka molor gitu di kelas." Junkyu berkomentar saat Jihoon menceritakan nasib buruknya pada ulangan sejarah tadi pagi.
Istirahat pertama baru dimulai 5 menit yang lalu. Jihoon dan Junkyu sedang mengobrol di bangku paling belakang sambil menaikkan kaki mereka ke atas meja dengan tidak sopannya.
"Emangnya Hyunsuk nggak pernah mau ngasih jawaban ya?" Tanya Jihoon, masih heran kok ada orang yang sejahat itu, nggak mau membantu sesama yang sedang kesusahan (padahal kan emang dia yang salah).
"Ji... Ji... Lu ini kemana aja sih? Masa lu nggak kenal Hyunsuk? Dia itu kan salah satu calon penerima beasiswa Pelajar Teladan di sekolah kita, kalo ke terima dia bisa kuliah di Universitas YG Art yang ternama itu. Plus dia juga bakal dikirim ke lomba tingkat provinsi. Masa lu nggak tau sih?"
"Dia calon penerima beasiswa Pelajar Teladan? Ah, yang bener? Kayaknya dia kadang juga suka molor di kelas. Masa cowok kayak gitu calon penerima beasiswa ternama sih?"
"Ha? Lu nggak salah? Yang suka molor ya cuma lu seorang. Hyunsuk itu cowok alim. Dia selalu merhatiin pelajaran, nggak pernah nyontek, apalagi molor kayak lu. Bakatnya banyak, dari olahraga sampai pidato dia bisa. Udah gitu cakep lagi. Makanya gue nggak heran kalo dia nggak mau ngasih jawaban ke lu."
"Ah, bener kok, gue sering liat dia molor waktu pelajaran. Nggak bener-bener molor sih, cuma merem melek gitu deh. Tapi kan tetep aja nggak merhatiin pelajaran. Masa lu nggak pernah lihat sih? Lu kan duduk di belakang gue?"
Jihoon bersikeras. Ia yakin sering melihat Hyunsuk tidur disela-sela pelajaran.
"Lu ini dibilangin kok nggak percaya sih?" Junkyu jadi sedikit sebel sama Jihoon. "Kok tadi lu nggak tanya gue aja?"
"Maunya sih, tapi kan gue duduk di bangku paling depan. Gue nggak mau ambil resiko ketahuan Pak Jinhwan." Jihoon berkata sambil memperhatikan Hyunsuk yang masih duduk di bangkunya yang paling depan.
"Lagian gue nggak yakin ama jawaban lu. Lu kan kebanyakan ngarang."
"Yeuu... malah ngeledek," Junkyu mengumpat. "Eh.... lihat tuh cowoknya Hyunsuk dateng."
Jihoon langsung melihat ke arah Hyunsuk. Seorang cowok dengan paras lumayan mendekati tempat duduk Hyunsuk sambil tersenyum. Cowok itu mempunyai mata yang sipit dan tatapannya tajam. Hidungnya mancung dengan tulang pipi yang tinggi dan rambut dibelah tengah dengan poni yang agak menutupi mata.
"Siapa tuh?" tanya Jihoon penasaran.
"Lee Byounggon, anak kelas 3c. Lu juga nggak tahu dia? Ketua OSIS kita lho." Junkyu heran, kok bisa-bisanya Jihoon sama sekali nggak tahu orang-orang terkenal di sekolahnya.
"O...itu toh ketua OSIS kita? Gue nggak terlalu sering liat dia di sekolah sih," kata Jihoon.
"Dia cowoknya Hyunsuk?"
Junkyu angkat bahu.
"Gue nggak tahu pasti. Tapi mereka sekelas waktu kelas 2 dan kayaknya akrab. Kalo mereka beneran jadian, mereka bakalan jadi pasangan terserasi di sekolah kita. Si Gon kan juga calon penerima beasiswa Pelajar Teladan, saingan juga ama si Hyunsuk. Beruntung banget dia bisa dapet Hyunsuk."
"Wah... kok kayaknya lu cemburu gitu?" tanya Jihoon.
"Kagaklah, gue kan dah punya gebetan. Ganteng banget lagi orangnya." Ucap Junkyu sambil menatap seseorang yang duduk di samping Hyunsuk.
"Idih, sombong amat." Sahut Jihoon geli. "Siapa sih orangnya? Nggak yakin gue sama selera lu, palingan juga gantengan gue."
"Dih, ngaca dulu sana lu."
•••
Hyunsuk tahu bahwa cowok-cowok yang duduk di belakang itu sedang membicarakan dirinya. Dia cuma tersenyum senang, tahu bahwa mereka memujinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Hyunsuk suka sekali pada pujian. Ia benar-benar menyukai pujian, sampai-sampai ia rela melakukan apa pun agar bisa mendengar pujian yang bisa membuat kepalanya membesar dan hati berbunga-bunga.
Hyunsuk menahan kuapnya. Sebenarnya ia ngantuk sekali karena semalam ia begadang nonton DVD yang ia beli kemaren lusa. Ia melihat Gon masuk ke kelasnya dan menghampiri dirinya sambil tersenyum. Hyunsuk balas tersenyum. Untung aja Gon nggak lihat dia saat membuka mulut lebar. Kalo iya, image-nya bisa jatuh nih.
"Ngapain monyet satu ini ke sini?" Hyunsuk sedikit kesal pada Gon karena cowok itu berhasil mengalahkannya dalam perlombaan matematika yang diadakan Universitas YG Art menjelang kenaikan kelas yang lalu.
Sebelumnya ia menganggap remeh Gon karena memang ia yang memegang juara umum di kelas 1. Tapi setelah kekalahannya itu, Hyunsuk jadi sedikit respect pada cowok itu. Apalagi, ia sedikit merasa Gon naksir dia.
"Jangan terbawa emosi, harus bersikap kalem," batin Hyunsuk sambil membetulkan posisi duduknya.
"Lu nggak ke kantin, Suk?" tanya Gon.
"Kagak, gue bawa bekel barusan. Dah kenyang." Jawab Hyunsuk. "Tapi ada apa lu ke sini?"
"Ehm... Gue mau ngajak lu main bareng. Lu mau nggak?"
Bukannya menjawab, Hyunsuk malah ketawa kecil.
"Kok malah ketawa sih, Suk." Tanya Gon heran.
"Lucu aja, lu ke sini cuma mau ngomong gitu. Padahal kan lu bisa chat gue biar lebih gampang."
Ucapan Hyunsuk bikin Gon ikutan ketawa. Bener juga, padahal kan dia bisa chat Hyunsuk aja. Tapi akhir-akhir ini entah kenapa Gon pengen ketemuan sama Hyunsuk. Efek pisah kelas, biasanya kan mereka berduaan terus, kemana-mana bareng. Lebih tepatnya sih, Gon yang ngekorin Hyunsuk.
"Ya kan gue lagi kangen sama lu, Suk."
"..."
Hyunsuk bingung harus jawab apa. Jadi dia lebih memilih diam dan tidak memperdulikannya, sambil tetap menampilkan senyum manisnya.
"Jadi gimana? Lu mau nggak?" tanya Gon.
"Oke boleh, abis pulang sekolah kan?"
"Yoi. Gue tunggu lu diparkiran ya. Gue balik ke kelas dulu."
Gon pun berjalan meninggalkan Hyunsuk yang memiliki beribu pertanyaan di otaknya.
"Gon naksir sama gue nggak sih?"
See u in the next chapter 🐯
19-04-2022
flwrju
KAMU SEDANG MEMBACA
(CUPU) Cuma Pura-Pura || HOONSUK
Fanfic-(CUPU) Cuma Pura-Pura Choi Hyunsuk, cowok pujaan banyak orang. Selain baek dan selalu juara kelas, dia juga pelajar teladan. Pokoknya SEMPURNA deh guys! Tapi... gak ada yang tahu kalo sebenernya Hyunsuk nggak sesempurna itu. Sampe Park Jihoon, tem...