Dari balkon lantai dua, Jihoon melihat mobil silver milik Gon meluncur masuk ke halaman depan kosnya.
"Cari siapa dia?" tanya Jihoon dalam hati. "Ah, palingan juga nyari si Soobin, ngomongin pelajaran. Soobin kan termasuk anak pinter, ikut olimpiade kimia. Heran juga gue, kok bisa-bisanya Soobin terdampar di kos ini."
"Nak Jihoon, ada yang nyari." Tiba-tiba Pak Song, penjaga kos, sudah berdiri di belakangnya.
"Saya, Pak? Yang naik mobil itu nyari saya?"
"Iya. Mas ganteng itu nyariin kamu."
Jihoon hampir menyemburkan tawa ketika Pak Song, pria berumur lima puluh sekian itu nyebut Gon Mas ganteng.
"Yakin nih, Pak. Mas ganteng itu nyari saya?" Jihoon memberi penekanan pada kata 'Mas ganteng'.
"Ya iya, Nak. Pak Song ini pendengarannya masih bagus. Masa saya keliru?" Pak Song malah balik bertanya. Logat Busannya masih kental melekat.
"Bukannya gitu, Pak Song. Soalnya saya sama dia itu musuh besar, lagi ngerebutin trofi yang sama. Masa dia nyari saya? Saya kan heran." Jihoon menjelaskan setengah geli. Ia sadar hati kecilnya menganggap Gon sebagai saingan dalam mendapatkan Hyunsuk.
Walaupun sepertinya ia sudah kalah, bahkan sebelum bertanding.
"Masa Ji? Mas ganteng itu musuhnya kamu? Haduh... ganteng-ganteng kok suka nyari perkara. Apa saya usir aja ya biar nggak rame?" Pak Song terlihat khawatir.
Jihoon terbahak, "Nggak usah, Pak. Saya musuhannya nggak sampe nimbulin bencana. Sudah, biar saya turun nemuin dia."
"Hati-hati ya." Tak bisa dipungkiri, Pak Song memang sayang pada semua anak kos, meskipun semuanya tergolong nakal. Pak Song, yang masih membujang dan tidak punya saudara, mungkin sudah menganggap mereka semua seperti anaknya sendiri.
Jihoon turun dari lantai atas dan menemui Gon yang sudah menunggu di ruang tamu. Keadaan kosnya lumayan sepi, memang kebanyakan teman kosnya tidak langsung pulang setelah bubaran sekolah.
"Lu nyari gue? Ada-"
Belum habis ucapan Jihoon, Gon sudah menyela, "Gue peringatin lu ya, lu jangan suka gangguin Hyunsuk!" Jihoon tercengang si ketua OSIS itu tiba-tiba mengancamnya.
"Tenang bos. Gue kagak ngerti maksud lu apa," Jihoon berusaha menenangkan.
"Alasan," sahut Gon dengan nada meremehkan. "Gue tau lu hampir tiap hari nyari Hyunsuk di kosnya, ya kan?"
"Loh, emangnya kenapa kalo gue nyari Hyunsuk?" Jihoon bingung.
"Jangan sok bodoh lu! Gue nggak suka lu gangguin cowok gue!" Semprot Gon. Ia menuding Jihoon dengan jari telunjuknya.
"Lu nggak salah nih?" Jihoon mendengus geli. "Sejak kapan Hyunsuk jadi cowok lu?"
"Sejak kapan?" Gon meniru mengejek. "Sejak lu belum lahir gue udah jadian ama dia. So, lu sebaiknya nggak usah ke kosnya dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
(CUPU) Cuma Pura-Pura || HOONSUK
Fanfiction-(CUPU) Cuma Pura-Pura Choi Hyunsuk, cowok pujaan banyak orang. Selain baek dan selalu juara kelas, dia juga pelajar teladan. Pokoknya SEMPURNA deh guys! Tapi... gak ada yang tahu kalo sebenernya Hyunsuk nggak sesempurna itu. Sampe Park Jihoon, tem...