25 September 2020, seorang anak kecil berjenis kelamin laki laki dengan rambut yg diikat satu diatas kepalanya, datang menghampiri dua orang gadis. anak laki laki itu bernama Theo.
Theo merupakan anak dari pasangan Huang Justyn dan Kang Jera. Theo merupakan anak hasil hubungan diluar pernikahan. setelah Justyn tau Jera hamil anaknya, Justyn meninggalkannya. Jera tetap mempertahankan janinnya sampai anaknya lahir. awalnya Jera menyukai kehadiran Theo. namun semakin lama Theo yang sering menangis saat tengah malam membuat Jera kesal. Ia pun mulai saat itu tidak terlalu mengurus Theo lagi.
Theo tumbuh sebagai anak laki laki yang penuh kasih sayang terutama kepada anak SMA yg satu sekolah dengannya, Yoo Zyia dan Na Jane. Theo suka mendekati Jane. Zyia tau akan hal itu. Zyia juga tau kalau Jane risih dengan Theo.
"Jane, mau kah kau ikut denganku?" tawar Zyia
"ah tidak usah. ayahku akan datang menjemputku setelah ini." ucap Jane.
"aku tak peduli, kau harus ikut bersamaku. Ikut atau mati ditanganku?" Ancaman Zyia membuat nyali Jane seketika menciut. ia masih ingin hidup. akhirnya mau tak mau dia mengikuti Zyia. Zyia membawanya ke sebuah gudang."dengar, aku tau kau tak menyukai Theo. anak laki laki menyebalkan dan Ibunya yg Jalang itu. bunuh dia saat dia ada didepanku. ikuti perintahku atau kau yang akan mati."
"b-baik" jawab Jane dengan ketakutan. pasalnya selama hampir 2 tahun bersama, Zyia tak pernah menunjukkan sifat aslinya. Zyia yang Jane tau adalah Zyia yang baik hati, pendiam, tidak suka membunuh, bahkan menyayangi Theo.Mulai saat itu, Zyia memaksa Jane untuk belajar membunuh. sampai tiba saatnya, Theo datang ke arah Jane. Jane takut. Jane takut Zyia melihatnya dengan Theo tapi ia tak membunuh Theo.
"kenapa kau hanya diam?"
"tusuk dia, Jane."
"tusuk atau kau yang mati?"Jane tak berani, bahkan tangannya bergetar. Zyia yg malas dengan drama tersebut, langsung menarik tangan Jane untuk menusuk Theo. naasnya, Pisau yang digunakan mereka tepat mengenai jantung Theo. Theo menangis keras hingga membuat semua orang datang dan kaget. Koridor sekolah mereka dipenuhi darah. Jane menangis, ia meraih tubuh Theo. membawa nya kedalam pelukannya.
"PANGGILKAN AMBULANCE, CEPAT."
"KENAPA KALIAN HANYA DIAM?!! BANTU AKU"
Namun tidak ada satupun orang yang membantunya.Theo dibawa kerumah sakit, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Zyia datang dengan senyum manisnya seakan akan Ia tak bersalah di kasus ini.
"enak kan membunuh? aku saja ketagihan" ucap Zyia diiringin tawa manisnya yang jika didengar dengan seksama terdengar mengerikan.
PLAK!
satu tamparan keras sampai dipipi Zyia. bukan, bukan Jane pelakunya melainkan Jera.
"apa maksud kalian membunuh adikku?"
"dimana otak kalian? KALIAN SUDAH GILA?" teriakan Jera membuat satu rumah sakit terfokus pada mereka."PERHATIAN SEMUANYA. DUA WANITA INI ADALAH PEMBUNUH ADIKKU. LAPORANKAN MEREKA KEPOLISI DAN JANGAN BIARKAN HIDUP MEREKA SENANG!!!" teriak Jera pada semua orang. akhirnya semua orang pun datang beramai ramai untuk melihat wajah Jane dan Zyia dengan seksama. Jane menunduk takut dengan ratusan mata yang memandangnya seperti dia adalah orang terjahat didunia.
namun kebalikannya dengan Zyia. ia malah tersenyum lalu melambaikan tangannya pada semua orang. seakan akan semua orang adalah fans nya. Ia bahkan tertawa terbahak bahak saat bertemu tatap dengan Jera.
Seseorang menelpon polisi, polisi datang dan langsung membawa Zyia dan Jane untuk diperiksa.
sesampainya mereka dikantor polisi, Zyia duduk berhadapan dengan kepala kepolisian disana. Sedangkan Jane duduk dengan tangan kanan kepala kepolisian tersebut.
"Na Jane, benar?"
"b-benar"
"jadi, apa alasanmu membunuh Huang Theo?"
"aku tak membunuhnya"
"aku tak menanyakan kau membunuhnya atau
tidak.aku hanya ingin tau alasanmu melakukan ini semua."
"paksaan Zyia."
"tidak usah menyalahkan orang lain. kalian berdua sal—"
"a-aku tak berbohong. saat itu Zyia membawaku kerumahnya. Ia memaksaku untuk belajar membunuh. Bahkan jika aku menolak, ia mengatakan bahwa aku yang akan dibunuh."
"saat aku sedang bersama Zyia, Theo datang menghampiriku. aku berusaha menjauh dari anak laki laki itu. aku takut jika Zyia melihatnya ia akan memaksaku untuk membunuh Theo. jika tidak juga sama saja. aku dan Theo akan mati ditangannya."
"saat itu aku tengah berpelukan dengan Theo. aku memperingatinya untuk menjauhiku demi kebaikannya. namun tak disangka Zyia melihat semuanya. ia menyodorkan pisau. aku takut. aku hanya diam saat ia menyuruhku untuk membunuh Theo. Zyia tiba tiba keluar. dia mengarahkan tanganku dengan paksa. aku menutup mataku. takut untuk melihat semuanya. saat aku membuka mataku, aku sudah melihat tanganku dan Zyia yang penuh dengan darah dan Theo yang jatuh dan menangis dengan darah yang bercucuran dari dada kirinya."
"baik, sebentar."Petugas itu pergi menceritakan semuanya pada Kepala kepolisian disana yang bernama Hwang Hyunjin.
Jane tidak ditahan. namun Zyia yang ditahan atas usahanya untuk membunuh orang. Jane dibiarkan bebas. Setelah itu Zyia diperiksa. sialnya mereka tak bisa menahan Zyia. Zyia memiliki kelainan mental oleh sebab itu polisi setempat takut Zyia akan menyakiti orang lain jika ia tetap dibiarkan disini. mendekap dibalik jeruji besi.
Alhasil, mau tidak mau polisi setempat membawa Zyia ke rumah sakit jiwa dikota itu. Zyia dirawat disana selama hampir 7 bulan karena penyakit mentalnya.
ternyata orang tua Zyia adalah pembunuh bayaran. Zyia kecil tak sengaja melihat ayahnya membunuh orang dan melihat darah. mulai usianya 10 tahun, Zyia mulai suka membunuh binatang, menusuk boneka boneka, melukai teman temannya. Ia suka dengan darah.
Zyia keluar dari rumah sakit jiwa setelah mentalnya dinyatakan sehat oleh dokter disana. Tujuan pertama Zyia saat keluar dari rumah sakit adalah rumah Jera dan Jane. saat ia pergi kerumah Jane, Jane tak mau bertemu dengannya. Bahkan menatapnya saja ia enggan. Zyia sakit hati dengan perlakuan Jane namun semuanya tetap kesalahannya.
ia menyesal. sangat sangat menyesal.. . . . . . . 🖇 . . . . . . . .
mimpi buruk itu selalu menghampiri Jane saat tidur setelah koma selama hampir 2 minggu. Jane koma sekitar 12 hari karena kekurangan darah serta keadaan jantungnya yang melemah akibat tusukan yang dilakukan Jera.
selama 2 hari Jane tersadar, ia tak melihat tanda tanda kehadiran Mark disini. bahkan Ia hanya melihat penjaga yang ada dikantor Mark saat terakhir kali sebelum indisen itu serta sekretaris Mark.
sekitar pukul 13.45, Mark datang. namun ia tak sendirian, Ia bersama Jera disana. Jane terdiam. ia enggan menatap mereka. Jane kecewa. jika saat itu Mark mendengarkan penjelasannya maka ia tak akan keluar dari ruangannya dan membiarkan Jane berdua bersama Jera. sedangkan Jera terlalu gegabah, hingga ia melukai orang lain. Jera memang murahan, namun untuk melukai orang lain seperti yang telah ia lakukan pada Jane jelas tak pernah terpikirkan.
Dua insan yang datang keruangannya nampak sembab. apalagi Mark, ia terlihat berbeda dengan saat terakhir kali Jane bertemu dengannya.
Mereka berdua menghampiri Jane, Mark memulai pembicaraan.
"aku telah tau semuanya, maukah kau memaafkanku?"
.
.
.
.
.
TO BE COUNTINUED.....lucu banget cowoku 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
yes, Sir || Mark Lee (NCT)
FanficMark Lee, CEO perusahaan ternama di Canada, akrab dipanggil Mark oleh teman temannya, di usianya yang baru menginjak 25 tahun, ia terpaksa harus merawat putrinya, Mayin seorang diri. Na Jane, putri tunggal dari keluarga Na, terpaksa harus bekerja di...