11

65 6 0
                                    

"aku tak meninggal. aku hanya mengasingkan diri dan menjauhi orang orang, Mark." ucap Shena sambil masuk kedalam rumah Mark. ia membawa 2 kantung bahan masakan. membawanya masuk kedapur dan meninggalkan Mark yang masi terkejut di depan rumah tadi. tepatnya dibelakang pintu utama.

Shena tau isi pikiran Mark. pasti Mark berpikir bagaimana ia masi bisa hidup? bukankah seluruh keluarganya (Shena) sudah memberi kabar bahwa Shena meninggal?

Shena tengah mengeluarkan bahan makanan dan memilihnya di dekat wastafel. sebuah tangan kekar tiba tiba memeluknya dari belakang. pelukan yang selalu ia rindukan selama 3 tahun mengasingkan diri dari suami dan keluarganya. dan juga, suara Mark yang sangat ia rindukan melebihi apapun. intinya semua dari Mark sangat dirindukan oleh Shena.

"bagaimana? bisakah kamu bercerita?"
"sebentar. biarkan aku mengurus ini dulu"
"baik, aku tunggu di ruang tamu, ya?"
"iya, Mark"

setelah percakapan singkat dengan istrinya itu, Mark pergi ke ruang tamu. Ia membuka obrolan di hp nya. terlihat chatan ter-read Jane dari dirinya. bagaimana bisa? bukankah ia tak membuka handphone sama sekali hari ini? siapa yang membalas chatannya? apakah Shena? Mark rasa, ia akan sekalian bertanya saat Shena menjelaskan padanya nanti.

"duduk dan jelaskan" ucap Mark sambil melihat kearah Shena. Shena tertawa pelan. lalu mengambil duduk disebelah Mark. menidurkan kepala Mark di pangkuannya.

"baik, akan kumulai."
"awalnya, saat aku melahirkan Mayin, ada sepasang suami istri yang datang. mereka blg mereka ingin memiliki Mayin. mereka akan membayar apapun demi bisa mendapatkan Mayin termasuk memenuhi kebutuhan hidup kita selama hidup didunia ini. aku awalnya berpikir untuk memberikan Mayin. aku rasa kita bisa memiliki anak lagi kemudian hari. lalu, saat aku bersiap siap dan mempersiapkan hatiku untuk memberikan Mayin. lalu sebuah berita di tv yang kutonton muncul. terlihat disana bahwa sepasang suami istri tersebut adalah pembunuh. mereka rela membeli anak anak dengan harga fantastis hanya untuk mereka bunuh. mereka seperti haus akan darah. namun darah yang diinginkan adalah darah anak anak kecil atau darah bayi yang baru lahir." Shena menjelaskan. Mark yang mendengarnya hanya terkejut dan tiba tiba terpikirkan suatu pertanyaan.

"kenapa kau tak bertanya padaku dahulu jika kau ingin menjual Shena?" tanya Mark lalu ia lanjut mendengarkan penjelasan Shena.

"aku awalnya berniat jika akan memberitahumu saat mereka datang sekalian meminta izinmu. namun karna berita itu, aku tidak jadi memberikan Mayin. dan sebab kenapa aku pergi, dan kau menggangap aku meninggal? mereka membawaku pergi. aku membiarkan Mayin sendirian dikamarku, lalu aku pergi ke kantin rumah sakit. tanpa kusadari, sepasang suami istri tersebut membuntutiku. mereka lalu membiusku saat sekitar tengah lemah. lalu mereka membawaku pergi dan aku tidak ingat apa apa lagi. saat aku terbangun, aku melihat diriku sendiri terikat di sebuah kursi kayu yang sangat kotor. aku melihat pantulan diriku didepan cermin, kau tahu? ada seorang pria bertubuh besar. ia datang kearahku, mengambil pisau dan pistol. lalu ia melakukan kekerasan padaku. lalu aku memiliki ide mendadak untuk kabur dgn pura pura mati. aku pura pura mati, bodohnya, pria itu percaya dgnku. ia membawaku ke tepi sungai, lalu ia membiarkanku disana. lalu aku berusaha meminta tolong dan aku kenal dgn seorang pria baik hati yg menolongku selama 3 tahum belakangan ini. dia adalah, CEO JJ COMPANY. Jung Jaehyun.

Mark terkejut bukan main, JJ COMPANY merupakan saingan perusahaannya. Jaehyun selama ini menafkahi istrinya? dan bagaimana bisa? bukankah Jaehyun membenci keluarga Mark?

"baik, oh iya, kau membalas pesan seseorang di handphone ku?"

"iya, aku membalas pesan dari Jalang yg kudengar sering kau bicarakan, Jane. benar?"
"kau sangat tidak bisa menahan nafsumu hingga kau memanggil Jalang untuk memuaskanmu?"

"tidak, dia bukan Jalang. dia gadis baik, dia selalu membantuku menjaga Mayin disini. berhenti menjelek-jelekkan org lain. apakah pria itu yg mengajarimu seperti ini? Shena yg kukenal tidak seperti ini."
ucap Mark. ia menarik dagu Shena untuk menatapnya. kemudian ia membuang dagu tersebut. Ia marah. Ia marah ketika org lain mengatakan bahwa Jane adalah pemuas nafsunya. kenyataannya tidak seperti itu.

"ahh, dimana Mayin?" tanya Shena sambil tersenyum. Mark memandangnya sekilas.
"dirumah orang tuaku."
"baik, ayo pergi kesana!" ajak Shena sambil menarik narik lengan Mark.
"tidak bisa, aku butuh istirahat."
"ayolah, aku ingin menjumpai putriku, Mark. kau tidak mengijinkanku bertemu putriku?" Shena berkata dengan nada yang dibuat sangat sedih.
"cihh, baik. setelah itu jangan menggangguku. malam ini kau bermalam di kamar Jane. aku tak ingin sekamar denganmu. aku ingin mengistira—" Shena memotong ucapan panjang lebar Mark.
"berisik. ayo antarkan aku."
"huh, get ur jacket on. i don't want to be bothered."
"fine, babe"

                . . . . . . . . 🖇 . . . . . . . .

sesampainya mereka dikediaman orang tua Mark, Shena dan Mark turun.Shena langsung mengandeng tangan Mark. Ia terlihat sangat clingy saat ini. Mark menyukai sikap Shena saat ini, namun ia benci jika Shena selama ini dibantu oleh Jaehyun. ia takut Jaehyun menghasut Shena.

"MOM, DAD. I HOME!!" teriak Mark dari ruang tamu mansion besar orang tuanya. Ayah dan Ibu Mark segera turun saat mengetahui anaknya mengunjunginya. mereka juga membawa Mayin sekalian. namun saat mereka turun, mereka dikejutkan dengan keberadaan Shena. bukankah Shena sudah meninggal?

"SHENA??!" Kaget sang Ayah dan Ibu bersamaan. "KAU MASI HIDUP?!" saat ini bukan keduanya yang berteriak, tapi hanya Ibu Mark seorang. "astaga, Ibu merindukanmu sayang." ucap Ibu Mark sekaligus mengelus kepala Shena. "haha, aku juga rindu ibu. masakan ibu, elusan kasih sayang ibu, nasihat ibu. semua aku rindukan, Bu" ucap Shena membalas. ia tak berbohong. ia menyukai kasih sayang orang tua Mark. mereka begitu tulus menyayanginya.

"bagaimana kau bisa hidup? bukankah kabarnya kau sudah meninggal? bahkan keluargamu yang memberi tahu secara langsung disini." tanya Ayah Mark.

"iya, aku dikatakan meninggal, padahal sebenarnya tidak. aku hanya dibantu untuk memalsukan semua identitasku, agar para penjahat itu tidak mengenaliku."

tiba tiba, sebuah notifikasi masuk dari handphone Mark. pesan dari Jera.

Mark memutuskan untuk meninggalkan Jera dengan keluarganya disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark memutuskan untuk meninggalkan Jera dengan keluarganya disini. ia pergi menghampiri Jera.

sesampainya di cafe ia langsung mencari Jera.

"apa yang akan kau jelaskan?"

.
.
.
.
.

TO BE COUNTINUED...

yes, Sir || Mark Lee (NCT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang