Tapii... Fajri tetap lah fajri jadi dia tidak mendengar permohonan zweitson, sedangkan teman temannya melihat itu dengan santai dan meminum minuman yang tadi dibawa zweitson.
"Aku akan membuat lengan, perut, dan kaki mu mendapatkan lukisan indah ku" ucap fajri tersenyum sinis
"Aku mohon jangan hikss.. Tolong jangan" ucap zweitson nangis.
Fajri mulai menggores perut mulus dan putih zweitson dengan pisau lipatnya, zweitson pun berteriak dan menangis.
"Aaaa tolong jangan ini sakitt hikss.." ucap zweitson sambil kepala nya menggeleng dan matanya terpenjam sambil menangis.
Puas dengan perut zweitson, fajri beralih ke lengan zweitson, lalu kaki zweitson, zweitson sudah lelah menangis dan pada akhirnya zweitson diam dengan lemahnya.
"Bagus, ciptaan ku sungguh bagus bukan?"
"Sa--sakitt" ucap zweitson terisak dan kondisi nya sangat lemah.
Fajri memutar bola matanya, dan langsung melepaskan tali yang mengikat zweitson lalu menggendong nya ke dalam kamar.
"Kejam banget temen gua" ucap fiki terkekeh.
"Jadi ngeri gue njr" ucap Ricky
"Kaya pertama aja lo ngeliat fajri ngebunuh orang" ucap farhan dingin
Dikamar fajri dan zweitson, fajri mengambil kotak p3k karna dia takut kalo zweitson tiba tiba mati ahh dia sangat lemah padahal cuma digores kan, nanti kalo dia sakit, apalagi mati siapa dong yang bakal fajri jadiin mainan?
"Sshh sakitt fajri" ucap zweitson ketika fajri mengoleskan salep ke perut zweitson.
"Lo harus bisa nahan, ini ga seberapa, masih banyak siksaan gue di hari hari berikutnya" ucap fajri dingin.
Zweitson merasa ngeri sana fajri setelah mengucapkan itu, berarti akan lebih sakit? Fajri tersenyum tipis melihat wajah zweitson yang ketakutan, imut, lucu, gemesin.
Shitt!! Bibirnya itu loh, batin fajri menahan nafsu nya
"Son"
"I-iya jii?" ucap zweitson was-was karna fajri menatap nya lekat lekat
Fajri tersadar, dan dia langsung mengambil baju untuk zweitson, zweitson tidak diperbolehkan mandi oleh fajri karna dia tau kalo zweitson mandi dia akan kesakitan.
"Nih pake" ucap fajri kembali dingin dan melempar baju ke muka zweitson.
"Iyah"
Zweitson pergi ke kamar mandi cuma untuk mengganti pakaian nya, ketika masuk kamar mandi zweitson berteriak.
"Ajiiiiiiiiiiii" ucap zweitson, yah suaranya kencang sekali sampai teman temannya saja langsung pergi ke kamar fajri, sedangkan fajri yang lain memegang hp langsung kaget dan berlari ke kamar mandi.
"Ada apaan?" ucap fajri
Melihat ada fajri, zweitson langsung memeluk dan kakinya di lingkar kan ke pinggang fajri, semua nya melongo, tidak tidak! Apakah adek kecilnya bangun? Tidak!! Apakah setelah ini zweitson akan ditendang? Didorong? Atau bahkan dibunuh? Mereka hanya bisa melihat kasihan kepada zweitson kalau fajri sudah melakukan itu.
"Kenapa hm?"
Yahh dingin tetaplah dingin, tapi dia sebenarnya khawatir didalam lubuk hatinya tapi yahh dia menyembunyikannya dengan wajah dingin, dia tidak bisa mengatakan apapun dia menahan sesuatu, sial adik kecilnya bangun,, tapi percayalah dibelakang mereka teman temannya melihat dengan mata membulat dan hanya farhan yang biasa saja, bagaimana seorang Fajri yang terkenal begitu kejam nya bisa membiarkan zweitson begitu saja? Padahal dulu pernah ada cewek yang sengaja memeluk fajri lalu fajri menendang bahkan membunuh cewek itu sedangkan sekarang? Okey mereka melihat fajri sedang menahan sesuatu.
"Ajii ada kecoa huwaaaa" ucap zweitson
Percayalah untuk ke 3 kali nya mereka melongo, hanya kecoa dia takut?
"Cuma itu saja kau sampai berteriak dan memeluk gue gini?"
"Iyaa takutt hikss.."
Semua teman fajri keluar kamar, untuk apa mereka menonton drama unfaedah didepan mereka?
"Udah ga ada kecoa nya" ucap fajri dingin kembali
"Temenin ganti baju.." ucap zweitson merengek.
"Gila!! Cepat ganti baju!!" ucap fajri lalu sedikit mendorong zweitson agar zweitson melepas pelukannya dia tidak mau zweitson mengetahui adik nya terbangun.
Fajri buru buru keluar kamar, dan pergi ke kamar dimana teman teman nya berkumpul.
"Sial adik gue bangun njr zweitson bangke ngapain coba sambil meluk kek tadi" ucap fajri kesal.
"Cielah pas dipeluk tadi aja cuma diem, biasanya kan ngasarin" ucap Shandy
Ehh tunggu ucapan Shandy itu tidak salah, mengapa tadi dia tidak memarahi zweitson? Ahh dia gila.
"Bangsat lo"
Kini jam menunjukkan pukul 20:38
"Aji mana sii?" ucap zweitson, tidak! Dia tidak menunggu fajri, tapi dia takutt karna kamarnya ini sedikit gelap.
Ceklekk.
"Ajii? Aji darimana siih? Aku ga bisa tidur karna gelap" ucap zweitson.
"Lo ngapain dikasur gue?" ucap fajri datar
"Mau tidur kan udah malem"
"Siapa nyuruh tidur di kasur gue?"
"Terus aku harus tidur dimana?" ucap zweitson mengerjapkan matanya, imut
"Bawah!"
"Tapii dingin.."
"Ga ada tapi tapi an cepet turun!"
"Aji kenapa sih? Kata ibu kita tuh ga boleh marah marah terus" ucap zweitson.
"Bego! Lu ngebangunin adik gue!!" ucap fajri
"Hah? Yaampun jii? Lu punya adik? Jadi adik lo bangun karna gue tadi teriak ya? Yaampun gue minta maaf banget, terus dimana adik lo?"
"Dibawah gue"
Zweitson melihat kebawah, tapi aneh yang dilihat hanya kaki, dan karpet berwarna abu abu.
"Aji dibawah aji tuh ga ada apa apa nya ih, atau jangan jangan adik aji udah meninggal yah?"
"Astaga gini amat nikah sama orang polos, udah turun cepet atau lu mau gue tambahin luka nya hm?" ucap fajri
Zweitson menggeleng lalu segera turun ke bawah.
Tepat pukul 01:26,, fajri terbangun karna suara aneh yang diciptakan oleh zweitson, dia melihat kebawah, ada zweitson yang menggigil, fajri langsung turun dan tangannya menyentuh pipi zweitson.
"Panas?"
Fajri tidak tega karna zweitson begini karna nya, fajri menggendong zweitson lalu meletakkannya di kasur
"Eghhh ajii" ucap zweitson masih setengah sadar
"Shutt,, gue ambilin kompresan dulu yah" ucap fajri
Tidak!! Ada apa dengan fajri? Biasanya dia paling tidak peduli dengan sekitarnya, dingin, itu lah khas seorang fajri tapi kenapa sekarang selembut itu kepada seorang pria berkacamata bulat??
...........
Sampai sini dulu yahh,,
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking With Psychopath || JiSon Un1ty ||
Ficção AdolescenteMencintai sesama jenis???