Zweitson terus saja menangis.
"Diam!! Kalo kau tidak diam gue bakal siksa lo lagi" ucap fajri datar, seketika zweitson diam menahan tangisnya.
"Tidur" ucap fajri, lalu fajri pergi ke kamar mandi, zweitson mengangguk, tapi tenggorokannya terasa sangat kering, dia ingin mengambil air, tapi dia harus izin dulu kepada fajri takutnya nanti fajri marah karna dia keluar kamar, zweitson mendekat ke pintu kamar mandi.
Tok.. Tok.. Tok..
Tidak ada jawaban sama sekali, zweitson berfikir, dia hanya pergi ke bawah mengambil air kan? Tidak kemana mana, letak air pun berada di dalam rumah kan? Yasudah lah, zweitson pergi ke dapur tanpa minta izin ke fajri, berharap fajri masih lama mandinya.
"Lo? Lo ngapain disini?" ucap fenly dingin, ketika melihat zweitson yang berada di dapur.
"E-emm maaf kak, aku mau ngambil air, soalnya di kamar ga ada air" ucap zweitson menautkan jarinya takut fenly menyakitinya.
"Oh." ucap fenly memakan cheesecake nya lagi.
"Swi,swi aelah ribet nama lu" ucap Shandy yang tiba tiba datang bersama fiki.
"Ngapain ke sini son?" ucap fiki bertanya pada zweitson.
"Dia haus makanya kesini" ucap fenly datar.
"Gue ga nanya lu!"
"Emhh kak Shandy boleh kok panggil zweitson pake soni aja, kalo manggil zweitson susah emang" ucap zweitson menuangkan air ke gelas dan botol buat nanti jika dia haus kembali.
"Oke, soni" ucap Shandy.
"Kalian berdua bisa pergi ga? Ada yang perlu gue omongin sama zweitson" ucap fenly.
"Ngomong depan kita bisa kan" ucap fiki judes.
"Ga!"
"Kalian pergi aja mungkin ada yang mau dia kasih tau, iya kan kak? ehmm?" zweitson bingung nama dia siapa.
"Fenly"
"Oh, mungkin ada hal yang penting yang mau disampein kak fenly" ucap zweitson kepada fiki dan Shandy.
"Yaudah, yok fik" ajak Shandy.
"Awas lo apa apain zweitson" fenly langsung mendapatkan tatapan tajam dari si bungsu.
Setelah fiki dan Shandy pergi, zweitson menatap fenly.
"Apa yang mau diomongin kak?"
"Ini tentang fajri, dijalan waktu dia pergi tadi, dia sempat cerita ke gue" yahh memang fajri sempat cerita ke fenly tapi saya skip hehe...
"Cerita apa kak?"
"Dia sebenarnya merasa bersalah banget sama lo, tapi dia gengsi buat minta maaf, dia cinta sama lo, jadi kalo lo kabur dari dia atau ninggalin dia, dia pasti bakal marah banget, gue udah bilang ke dia, buat minta maaf ke lo, tapi itu ga terjadi karna ego sama gengsi dia terlalu besar, jadi gue mohon banget sama lo, tolong jangan buat dia marah, dengan itu lo ga bakal dia sakitin, dan tolong maafin dia ya, dia kaya gitu karna dia cinta sama lo, jujur dia cuma cerita ini ke gue, karna emang dari kecil gue yang selalu ngertiin dia" ucap fenly panjang X lebar.
Zweitson terdiam, ternyata fajri tidak seburuk yang dia duga.
"Zwei udah maafin aji kok kak" ucap zweitson tersenyum
"Lo emang baik, yaudah sana ke kamar nanti fajri marah" ucap fenly.
Zweitson melebarkan matanya, dia lupa, dia tidak izin ke fajri mungkin sekarang fajri sudah selesai mandi, dengan secepat mungkin dia berlari menuju kamar, sesampainya di depan pintu, dia membuka pintu perlahan dan menemukan fajri yang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking With Psychopath || JiSon Un1ty ||
Teen FictionMencintai sesama jenis???