"Kak fen?" panggil zweitson.
"Iya son?"
"Ga deh kak" zweitson langsung pergi ke dapur.
"Aneh."
Dihotel.
"Haus banget, pengen darah sih, tapi masa iya gue bunuh orang di hotel ini, ahh mending gue beli minum" gumam fajri.
"Permisi di anda mau minuman?" ucap suster di sana, sambil menyodorkan minuman.
"Berapa?"
"Hotel kami menyediakan minuman untuk tamu yang datang jadi tidak usah membayar" ucap suster, fajri mengangguk dan langsung meminumnya ketika sudah ia berjalan menuju kamar anita.
"Aneh kok gue ngerasa tubuh gue berat banget yaa?" gumam fajri memegang kepalanya.
"Sadar jii, sadarr" fajri memukul mukul kepalanya tapi tetap saja.
Dia berjalan menuju kamar anita, dia membuka pintu kamar anita dan tersenyum, tidak!! Fajri tersenyum karna melihat yang ada didepannya ini zweitson bukan anita.
"Hay, syng" ucap anita.
Dirumah fajri.
"Gak! Aku ga bisa tenang, aku harus ke hotel anita sekarang" ucap zweitson, lalu berjalan menuju dimana keberadaan fenly.
"Kak fenly" panggil zweitson ketika berada di kamar mereka berkumpul, semua bingung melihat wajah zweitson yang berkeringat.
"Son lo kenapa?" tanya fiki.
"Ajii, fik" jawab zweitson.
"Kenapa aji?" tanya fenly.
"Kak fen, aku mohon anterin aku ke hotel anita"
"Kenapa emang?"
"Aku ngerasa bakal terjadi sesuatu sama aji kak, aku mohon anterin aku" ucap zweitson memohon dan brrlutut di depan fenly, fenly terkejut dan langsung menyuruh zweitson berdiri.
"Hey, ga usah pake berlutut gitu, ayo biar semuanya ikut, nanti kalo ada apa apa biar enak" ucap fenly, zweitson mengangguk, dan semua ikut fenly ke hotel anita.
Dihotel anita.
"Zweitson" lirih fajri, anita memutar kedua bola matanya malas, tapi itu akan lebih bagus bukan? Kalau fajri mengira dia zweitson.
"Yes"
Anita mendorong fajri ke tembok, dan tangannya mengunci pergerakan fajri, jujur fajri lemah sekarang karena obat di minuman itu, dan karena dia berfikir anita itu zweitson, anita mendekatkan bibirnya ke bibir fajri.
Cuppp..
Fajri memejamkan matanya, katakan dia bodoh karna mengira anita itu zweitson, anita memperdalam ciumannya hingga ada sesuatu yang berbunyi di telinga nya.
"Mereka sampai dikamar 134" yang didengar di telinga anita, anita langsung membalikkan tubuh fajri, dan membuat tangan fajri seakan mengunci tubuhnya dengan ciuman yang tidak terlepas, disaat itu juga...
Brukkk...
Zweitson dan teman teman fajri melebarkan matanya dan langsung mendorong fajri agar menjauh dari anita, berbeda dengan zweitson dia tetap berdiri di depan pintu.
Plakk..
Plakk..
Yah Shandy menampar anita dengan sangat kuat hingga rasa panasnya menjalar ke seluruh tubuhnya, dan fenly? Dia yang menampar fajri agar fajri tersadar.
"Kenapa lo nampar gue hah? Jelas jelas fajri yang lecehin gue!! Dia dateng terus tiba nyium gue!!" teriak anita.
"Son?" panggil fajri pada zweitson yang berada di pintu sambil menatap fajri kosong, fajri mendekati zweitson.
"Udah! Jangan maju lagi! Jangan deket deket aku!" ucapan zweitson menghentikan fajri.
"Son, itu bukan gue, gue ngi--"
"Kalo misalkan kamu yang ada ditembok dan anita yang mengunci pergerakan kamu, aku bisa percaya jii, tapi ini? Anita yang ditembok dan kamu yang ngunci pergerakan dia AJIIII" ucap zweitson dan ada teriakan di akhir ucapan nya, setelah itu dia berlari keluar dari hotel, disusul fiki dan Shandy.
"Bodoh lu jii" bisik farhan kepada fajri.
"Son" teriak fajri lalu mengejar zweitson.
Ricky, farhan, gilang dan fenly mengejar fajri.
Sampai didepan hotel.
"Lo jangan ngejar zweitson!!" ucap farhan menahan fajri.
"Kenapa bang? Kenapa!! Gue mau zweitson sekarang" ucap fajri ingin melepaskan tangan farhan tapi tidak bisa.
"Udah! Jangan pake emosi! Jii, sekarang lu ceritain gimana kejadiannya." tanya fenly.
"Pas gue lagi di supermarket gue dapet pesan dari lu kalo anita parah, terus lu bilang dia dihotel, gue dikasih minuman sialan dirumah sakit ini terus gue liatnya anita itu zweitson" ucap fajri pelan.
"Tapi hp gue ilang, itu bukan gue"
Drttt.. Drtt.. Drttt..
Ponsel farhan berbunyi dan itu dari fiki, terdengar tangisan disana dan farhan membulatkan matanya ketika fiki mengatakan sesuatu.
"Jii, lo yang sabar yah" ucap farhan.
"Maksud lo?"
"Zweitson kecelakaan ditabrak truk besar, dan kata dokter kemungkinan besar zweitson ga selamat" ucap farhan memelankan ucapannya.
Fajri menitikkan air mata, semuanya terkejut, dan fajri langsung pergi menuju rumah sakit disusul teman temannya, sejak perjalanan fajri tidak mengurangi kecepatan mengendaranya, di sepanjang jalan dia terus saja bergumam.
"Harus kuat, pokoknya kamu harus kuat, harus kuat, pokoknya kamu harus kuat" gumam fajri selalu.
Dirumah sakit.
"Mana zweitson? Mana??" fajri berteriak kepada Shandy dan fiki.
"Zweitson dioperasi bagian kepalanya, tunggu bentar dokter pasti keluar dari ruang operasi" jawab fiki lemah.
"Zweitson" lirih fajri terduduk lemas.
Tak lama dokter keluar.
"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter itu.
"Yah dok saya suaminya" ucap fajri.
"Baiklah, karena benturan yang sangat kuat pada kepala pasien, pasien koma, bukan koma biasa karna benturan itu sangat kuat sampai kepala pasien retak, jika dia tidak bisa bangun selama 5 tahun, dinyatakan dia meninggal, tapi jika dia meninggal sebelum 5 tahun berarti dia tidak kuat untuk bertahan" ucap dokter itu.
"5 tahun?"
"Iya 5 tahun"
Fajri langsung masuk ke ruangan zweitson, melihat tubuh yang hampir tidak terlihat karena perban.
"Sayang, hey kamu pasti kuat kan? Ajii ga mau zwei nya aji ini koma, ayo dong bangun, nanti kita beli es krim yang banyak, terus boneka banyak, hey katanya zwei mau melihara kucing, boleh dong tapi harus bangun ya syng" ucap fajri lembut, dan semuanya ikut sedih karena fajri seperti itu.
"Hikss... Zwei mau kan maafin aji? Katanya zwei cinta sama aji, bangun dong" lirihnya lagi
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Yuhuyy, mangap nih konfliknya ngasal hehee😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking With Psychopath || JiSon Un1ty ||
Ficção AdolescenteMencintai sesama jenis???