"Aku seneng akhirnya Kak Dean mau buka hatinya lagi. Kamu tahu nggak, Di? Kak Dean pas mbak Alya meninggal itu berhari-hari nggak mau makan. Badannya jadi kurus banget. Rambutnya gondrong, brewokan lagi. Udah kayak bukan Kak Dean yang biasanya."
Lintang Ayu Puspagiri, masih dengan keluwesannya ketika menceritakan kakak-kakaknya. Teman sekaligus calon adik iparku itu sedari tadi memang menemaniku di ruang ganti.
"Makasih ya, Di. Kamu udah balikin senyum Kak Dean lagi."
Aku mengangguki ucapan tulusnya. Lintang tidak bohong, setelah pertemuanku untuk yang pertama kalinya di rumah Mas Arya setelah aku pulang ke Indonesia, senyum dan tawa Kak Dean baru kembali terpeta ketika kami di restoran ayam bakar. Ketika Ana bertanya apa aku baru saja digelitiki olehnya.
___
Seluruh tamu undangan telah hadir. Dengungan riuh lebah mendadak berhenti begitu pembawa acara meminta mereka untuk tenang. Aku dan Kak Dean sudah duduk bersandingan dan Mas Arya yang berada di seberang meja. Kakakku itu yang akan menjadi wali nikahku. Dari jauh-jauh hari Mas Arya bilang, dia yang akan menyalami tangan calon suamiku secara langsung. Dia yang akan menyerahkanku langsung kepada Kak Dean. Menggantikan tugas papa.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Dean Giriandra bin Almarhum Ibnu Erlan dengan adik saya Aisha Dianitha Pramono binti Almarhum Hadi Pramono dengan mas kawin uang senilai dua juta tiga puluh ribu rupiah dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Aisha Dianitha Pramono binti Almarhum Hadi Pramono dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."
"SAH"
Aku menengadahkan kedua tangan, berdoa, mengucap syukur karena Allah telah memudahkan jalanku untuk menyempurnakan separuh agamaku. Mas Arya melakukannya dengan sangat baik. Pun Kak Dean yang mengucap tanpa ada kesalahan.
"Gue titip adek gue, jagain dia bener-bener. Gue percaya sama lo."
Seusai acara doa, Mas Arya mematikan mikrofon, agak menyondongkan badan dan berucap lirih hanya pada Kak Dean. Kurasa, hanya orang yang mengitari meja ini yang bisa mendengarnya. Selama ini dia yang menggantikan pundak papa, dia yang melindungiku, dia pula yang menjagaku. Terima kasih, Mas.
"Gue janji. Terima kasih udah percaya sama gue."
"Widih, sahabat jadi ipar ceritanya, Gaes."
Tiba-tiba Kak Raka yang menjadi saksi dari pihak Kak Dean, menyeletuk. Meski tidak ada yang salah dengan ucapannya, tapi Mas Arya dan Kak Dean sontak menoleh padanya. Dan Kak Raka pun mengangkat kedua tangan di depan dada, sambil bibirnya terkatup menahan tawa. Sementara Kak Elyas yang duduk di belakang Kak Raka hanya geleng-geleng kepala.
"Gue lagi bayangin nanti kalau lo sungkem sama Arya, gue saranin sekalian minta maaf karena dulu udah nonjokin dia."
Ternyata Kak Raka masih belum selesai. Kikik tawanya kentara sekali ditahan-tahan, wajahnya sampai merah-merah. Kak Elyas, dia menunduk dengan bahu yang berguncang pelan. Mereka memang tertawa. Sebenarnya ada apa? Kapan Kak Dean memukul Mas Arya?
Kami bertukar cincin. Kak Dean memasangkan di jari manisku, pun sebaliknya aku juga. Aku lalu mencium punggung tangannya dengan khidmat. Selanjutnya, Kak Dean mengecup keningku, cukup lama. Kurasa di bagian itu nanti akan tumbuh jerawat. Dadaku berdesir keras, aku Aisha Dianitha Pramono sekarang telah sah menjadi istri dari seorang Dean Giriandra. Aku, Aisha Dianitha Pramono yang dulu sudah menolaknya, kini malah berbalik mengejarnya. Allah Maha Kuasa yang dengan mudah membolak-balikkan hati manusia, dan hatiku adalah salah satunya.
____
"Pada suatu hari, ada seekor semut yang berjalan di atas dahan. Ia melihat seekor kepompong yang tergantung pada selembar daun."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekelumit Rindu
Genç Kız EdebiyatıTentang Aisha Dianitha Pramono yang menyimpan sekelumit rindu kepada Dean Giriandra. Dian bukan ingin menjilat ludahnya sendiri, tapi dia juga tak bisa menahan gejolak rasa dari dalam dada. "Aku pernah baca novel. Katanya jodoh itu nggak jauh-jauh d...