End ✓

3.2K 211 27
                                    

.
.
.
Musuh
.
.
.

"Hidup yang baik adalah hidup yang diinspirasi oleh cinta dan dipandu oleh ilmu pengetahuan"

Sore hari yang cerah. Langit bermandikan warna biru dan awan putih yang bersih. Hembusan angin selembut kulit bayi. gadis tinggi itu terduduk di sebelah jendela balkonnya, menyapa hitamnya langit. Karina sangat menikmati suasana malam yang malam yang sangat indah.

Karina menghembuskan nafas berat dan berdiri dari duduknya dan keluar dari kamar untuk kedapur, haus, lapar, ada di dia semua sekarang. Karina melihat lihat di kulkas, tidak ada apa apa, kosong. seperti Karina saat ini how come.

Karina menduduki pantatnya di meja makan itu dan hampir mengalamun jika tidak di panggil oleh temen bule nya itu.

"Karina, apa lo laper?" tanya yang berdarah bule itu, Cania. karina menggeleng kecil dan melanjutkan menatap kosong ke arah depan.

"gue tau lo laper, aelah gak usah gengsi Napa cuman makanan doang. kalo mau makan gue beliin, tapi tingguin gu-" ucapan Cania terpotong.

"Gue aja yang beli, lo di apartemen aja. gue udah banyak repotin lo akhir akhir ini." ucapnya membuat Cania terkekeh.

"sejak kapan lo gak ngerepotin, Rin eh ampun-" Cania segera memasukkan diri di kamarnya takut dia di menye menye, tapi gak Karina hanya terdiam melihat bulenya itu seperti ketakutan.

"lo baik baik saja, kan?" ujar batinnya.

...

Kala malam itu begitu terang, yang berhias dengan bulan dan taburan bintang yang meramaikan suasana malam hari ini. Begitu bahagianya langit malam itu. Tapi tidak dengan gadis tinggi itu, karina di sini sendiri tanpa seorang pun ada di sisinya. Semuanya menghilang. Entah apa yang sedang terjadi? Apa ini sandiwara mereka, atau memang kenyataan yang harus aku hadapi?

dulu jaman Karina saat SMA dia sangat mempunyai banyak teman, genknya lah, circlenya, terutama orang yang paling dia sayang Winter, dia juga ikut menghilang. sekarang Karina hanya sendiri, tidak ada seorang pun yang bersama dia, dulu dia kalau pergi sendiri Winter akan menemaninya, di sisinya, sekarang?

"I miss you, aku sudah menepati janjiku, dan sekarang kau yang harus menepati janji mu sekarang."

Karina tersenyum miris, melihat penderitaannya saat ini, karjna tidak mempunyai nomor keluar Winter satu pun, dan temen Deket Winter menghilang entah kemana, atau mungkin Meraka sudah menepuh cita citanya? apa jangan jangan mereka sudah berkeluarga? Karina tidak mengetahui hal itu.

Karina merapatkan jaketnya di tubuhnya, dingin. Karina seperti sedang disisi dingin, Winter.

"winter..."

"aku janji Rin, saat kamu sudah selesai dengan kuliah mu itu aku akan menunggumu di tempat sekolahan ini, aku ingin kamu yang melihatku pertama. yang kedua baru keluarga kamu."

"Maaf Rin, aku sudah jatuh cinta saat kamu membelikan aku makanan di kantin."

"KARINA BANGSAT!"

Setelahnya Karina mendudukkan diri di pasir lautan itu, kaki ia tekuk tangan ia lingkar di kaki keduanya. dan menenggelamkan kepalanya di dekat dada itu, dan terisak kecil, hanya kecil.

[✓] # Snow Britge | Winrina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang