7. Cewe lain

2.2K 479 38
                                    

Setelah dokter menyatakan bahwa kondisi Tio telah membaik, ia pun di izinkan untuk pulang. Dan Annelisa menemani lelaki itu pulang ke rumah Tio, menggunakan tumpangan dari Johnny —sahabat Anantio.

Setiba nya di rumah nya... Anantio di bantu berbaring oleh sahabat-sahabat nya, seperti Jaemin, Doyoung, Johnny, dan Yuta di sana. Dan selang beberapa saat, keempat kawan nya izin untuk pulang, dan tersisa lah hanya Lisa yang kini setia di samping Tio.

"Di rumah lagi gada orang ya?" tanya Lisa masih duduk di kursi dekat ranjang Anantio.

"Iya... Ortu lagi keluar kota, ada kerjaan. Di sini ama bibik doang sii, yang ngurus rumah."

Lisa pun mengangguk paham. "Kamu berapa sodara?"

"Berdua. Benni, abang ku udah nikah dan dia di Bali ama istri nya itu. Tapi kalo hari-hari tertentu, dia ngajak istri nya sih nginep di sini."

"Ooo gitu?" ujar Lisa sambil menganggukkan kepala.

"Kamu ga pulang?" tanya Tio pada sang gadis.

"Ohh ngusir nih?"

"Ngga gitu... Sapa tau mau pulang, biar di anterin."

"Di anterin siapa?"

"Aku lah...."

"Dih, kondisi pucet begitu mau nganterin orang pulang?"

"Kan kamu bukan orang."

"Anantio, jangan aneh aneh lambe mu."

"Maksudnya... Iya, kamu manusia... Tapi kan bukan orang biasa gitu."

"Terus?"

"Kan pacar ku."

Annelisa sudah berkacak pinggang di sana, sedangkan Tio cengengesan, "jangan galak galak ya mba... Masih sakit nih."

Lisa lantas menghela nafas, ia kini mengabaikan Tio di sana. Gadis itu menatap sekeliling nya, melihat ruangan Anantio yang cukup luas dan sedikit berantakan di bagian meja belajar dan gantungan baju. Kemudian gadis itu pun berdiri dan menghampiri tempat yang di rasa berantakan, dan Lisa merapikan nya tanpa di minta.

"Eh jangan repot repot, Sa."

"Gapapa."

"Nanti si bibik yang bersihin, udah diemin aja."

"Udah, diem. Tidur aja sana."

Anantio berdecak, "iyadeh... Makasih ya."

Lisa merapikan meja belajar Tio yang dipenuhi oleh buku buku Hukum, dan segala tetek bengeknya. Ia melihat ada se bingkai foto di sana... Foto keluarga Tio. Atas hal itu, Lisa tersenyum tipis.

"Kamu harus pandai bersyukur, masih punya keluarga yang utuh," ujar Lisa ke Tio, menolah sekejap padanya, dan melanjutkan membereskan buku yang berserakan.

"Iyaa," jawab Tio dengan lembut.

Lelaki itu menatap punggung Lisa yang nampak kokoh, gadis hebat itu pasti telah melalui banyak duri kehidupan. Diam diam Anantio kagum pada sosoknya.

"Tenang aja... Besok kalo jadi sama aku, keluarga ku kan bakalan jadi keluarga mu juga."

Alhasil Lisa mendelik sewot ke arah Tio sambil berujar, "emang siapa yang mau sekeluarga sama kamu?"

"Lah kamu gamau?"

"Ngga!"

"Yakin?" ujar Tio dengan nada menggoda, sedangkan Lisa masih memunggungi nya.

"Lo tuh spesialis baperin orang apa gimana? Kata-kata nya basi semua tau."

Dan Tio tertawa di sana, "emang kamu baper?"

Fake Relationship ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang