Dalam beberapa hari belakangan ini, Annelisa masih aja bete ngeliat Tio yang terlalu disiplin akan waktu. Jujur, niat Tio emang baik buat jaga Lisa, tapi rasanya Lisa gabisa di atur atur kek harus pulang jam berapa, lagi dimana sama siapa. Memang si Mama yang minta tolong ke Tio buat jagain Lisa, tapi ini udah berlebihan ga sih?
Alhasil belakangan ini, Lisa jadi memperlihatkan raut bete ke lelaki itu, meski sesekali Lisa terciduk menahan tawa saat lelaki itu membuat guyonan yang lucu. Tapi perempuan ini memang punya rasa gengsi yang tinggi untuk berbaikan.
Atas hal itu, Tio pun kini datang ke rumah Lisa, dan menghabiskan waktu nya di sana. Kebetulan lagi weekend juga, jadi bisa sedikit santai.
Keduanya kini tengah duduk di sofa ruang tamu, menonton drakor di TV, sembari memakan cemilan. Lisa masih saja terlihat acuh tak acuh. Lantas Tio pun sengaja mengambil toples nastar yang Lisa peluk di sana, dan berhasil membuat Lisa protes.
"Tio apaan si?! Sini ah nastar nya!"
"Dihh, aku juga mau makan. Bagi lah."
"Tapi gausah di ambil semua jugaaa!"
"Tamu adalah Raja ya, Sa."
"Raja Fir'aun lo!"
Anantio ketawa, sedangkan Lisa sudah mulai memukul lengan Tio karena kesal.
Selang beberapa detik setelah keributan mereda, Tio pun menatap Lisa dengan sedikit serius.
"Sa...."
"Hm?"
"Aku minta maaf kalo ada salah."
Lisa terdiam, kemudian menoleh pada Tio yang duduk di samping kiri nya.
"Emang tau salah apa?" tanya Lisa.
Tio menghela nafas, "sebenernya gada yang salah, Sa. Kamu sibuk, aku sibuk... Jadi emang sensitif kalo ngebahas ginian. Tapi kalo kamu pikir pikir lagi, aku marahin kamu kan untuk kepentingan dan kebaikan mu juga. Tapi kamu gapernah mau nurut. Okelah aku paham, aku ga berhak begini... Tapi please, pikirin Mama, Sa."
Lisa memicingkan mata nya, "Tio... Aku tau batasan aku. Aku ga akan kelewatan kok. Aku juga bukan anak kecil lagi yang perlu di atur atur. Aku bisa liat jam, aku bisa nge nilai kondisi, mata aku masih utuh buat liat jalan, gaperlu anter jemput."
"Bukan masalah antar jemputnya... Tapi gimanapun kamu tetep cewe, banyak anceman di luar sana. Cuma itu kok. Kamu ini paham ga si?"
"Ya coba kamu juga pahamin situasi aku. Jangan menuhin kepentingan atas janji mu doang. Kamu pernah ga si nanya gimana perasaan aku tiap di jemput paksa pas lagi rapat?"
"Sa... Pertama, kamu cewe. Kedua, batas keluar malem nya cewe itu maksimal jam sepuluh. Ketiga, otak kamu butuh istirahat, pekerjaan itu bisa dilanjut besok pagi. Keempat, kamu bukan robot organisasi. Kelima, kamu pacar aku... Jadi aku yang bertanggungjawab kalo kamu kenapa-napa."
Atas kalimat itu, Annelisa dibuat terdiam, ia hanya menghela nafas. Perdebatan ini menguras tenaga Lisa. Tio pun menepuk bahu Lisa dengan lembut.
"Aku cuma ngejalanin peran aku buat jaga kamu, Sa. Tapi kamu selalu ngotot kalo aku yang salah. Coba pikir deh. Aku cuma pengen kita ngerti posisi satu sama lain. Aku ga niat ngatur ngatur, tapi kamu juga tolong liat waktu."
"Oh jadi kamu nyalahin aku lagi?" Annelisa sudah menaikkan nada suaranya, ia jengkel.
"Bukan gituuu."
"Terus aja kek gitu! Muak gw!"
Karena mendengar keributan di ruang tamu, Mama nya Lisa pun berjalan ke tempat Lisa dan Tio. Lantas menatap dengan wajah terheran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Relationship ✔
RomanceSemua ini berawal dari Lisa yang ngaku ngaku punya pacar, padahal jomblo. Di ketik : 21 April 2022 Di publish : 1 Juni 2022 Finish : 20 Juni 2022 ________ pict by pinterest cover by ayuuohh