Langkahku menuju kebanggaan dimulai di sini.
Ketika orang lain menganggapku bukan siapa-siapa melainkan anak kecil yang hanya memberi rasa ragu, aku akan maju ke depan. Menuju tempat yang tak diketahui banyak orang.
Kebanggaan bagi perompak Edeatu ialah ketika mereka berhasil mendapat kekayaan dari hasil menjelajah sang Galaksi. Aku yakin perjalananku akan membuat orang yang memandang sebelah mata akan membuat mereka memandang menengadah.
Beginilah kehidupanku sebagai perompak antariksa.
Aku seorang Manusia perempuan berusia 20 tahun-standar. Orang-orang memanggilku Kapten Milla Mazcira.
Kemarin, Sistem Dameon sudah ada di tanganku. Begitu juga sumber daya yang tersebar di ruang angkasanya.
Aku berjalan ke hanggar, melewati beberapa lorong di kapal. Aku berpapasan dengan beberapa anak buahku selama perjalanan. Semua nama mereka aku hafal betul, tetapi sepertinya lebih baik untuk aku tidak sebutkan satu-satu. Lama.
Ada tiga anak buahku yang berpapasan denganku. Mereka menyapaku. Bukan, tepatnya menyambut dengan ucapan, "Kerja bagus, Kapten!"
Aku membalas mereka. "Kerja bagus juga! Kalau tanpa kalian, tidak mungkin Viatrix bisa sampai ke Dameon."
"Kapten sangat rendah hati," ucap salah satu anak buahku.
Aku bukannya sok rendah hati atau apa. Jika bukan karena kerja keras anak buahku, hal seperti ini tidaklah mungkin. Sementara aku, Kapten Milla Mazcira hanya perempuan cerewet, tukang mengoceh, dan hanya bisa perintah ini dan itu.
Aku melanjutkan perjalanan. Tidak lama setelahnya, aku tiba di hanggar. Beberapa kru teknisi sedang bersiap untuk kedatangan pesawat penjelajah. Sebelumnya aku menugaskan tiga pesawat untuk menjelajah ke sekitar sabuk asteroid Sistem Dameon. Rencananya, mereka akan kembali saat persentase penjelajahan mencapai 5%.
Aku berdiri di atas tingkat yang lebih tinggi. Di depan, di tingkat yang lebih rendah adalah hanggar pesawat yang tidak begitu luas. Hanggar hanya dapat memuat tiga pesawat tempur plus satu pesawat penumpang. Namun, kami menyediakan satu lagi area kosong sehingga total bisa memuat lima pesawat. Tentu saja tidak banyak, kapal ini bukanlah kelas kapal induk yang dapat memuat pesawat tempur dalam jumlah besar.
Di depan terdapat pintu keluar hanggar yang terbuka, tetapi dilindungi kunci udara berupa dinding energi yang transparan. Jika seorang pilot menerbangkan sebuah pesawat keluar hanggar, maka dia akan keluar dari bagian bawah kapal ini.
Tiga pesawat itu tiba. Mereka mendarat dan disambut oleh para kru teknisi yang langsung melakukan beberapa hal terhadap pesawat-pesawat yang baru menginjakkan kaki. Aku menuruni tangga dan berjalan ke tingkat yang lebih rendah, ke area hanggar.
Seorang lelaki turun dari pesawat yang terparkir di tengah. Dia melepaskan helm pilotnya, menunjukkan rambut berwarna putih-perak. Sepertinya dia menatapku setelah turun dari pesawatnya. Tubuhnya begitu tinggi. Jika aku berdiri di sampingnya, tinggiku hanya sebahunya. Lelaki itu tidak lain dan tidak bukan adalah Yu'zar.
Aku berlari ke arahnya sembari melabaikan tangan. "Yu'zar!" sahutku.
"Kapten, kami kembali setelah target eksplorasi telah mencapai target. Aku akan melaporkan hasilnya, sekaligus menyampaikan analisis dari sumber lain," ucapnya. Formal dan kaku memang, begitulah Yu'zar.
"Bagus! Aku ingin cepat-cepat mendengarnya," balasku.
"Kapten!" Seseorang memanggilku. Aku lantas membalik badan yang semula menghadap kepada Yu'zar.
Ternyata mereka adalah dua orang pilot lain. Yang pertama adalah seorang Manusia perempuan bernama Anrhua Seiun, biasa dipanggil Anra atau An, umurnya 26 tahun, rambutnya hitam diikat dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Viatrix Space Pirates
Science FictionDi Galaksi Seberang, di masa perompak antariksa mencari kebanggaan. Edeatu merupakan sindikat perompak antariksa terbesar di Galaksi. Di tengah gelapnya angkasa lepas, mereka beraksi. Milla Mazcira, perempuan muda kapten kapal Viatrix harus menghada...