8. Amukan Raksasa

79 18 12
                                    

Sepetak layar luas menemaniku saat aku mempelajari Gundarna, planet raksasa gas di perbatasan Daerah Belum Terjelajah. Semua informasi tentang planet ini didapat dari sebuah prob antariksa yang ditemukan Yu'zar dan tim beberapa saat lalu.

Informasi semacam ini sangat membantu eksplorasi, sebab tidak semua pihak tahu-menahu soal Daerah Belum Terjelajah dan planet-planetnya. Beruntung jejak eksplorasi Serikat membuat aku tak perlu membajak basis data mereka lagi.

Pintu terbuka, seorang lelaki masuk dengan dua kotak makanan di tangannya. "Kapten, aku bawakan makan malam."

Yu'zar datang membawakan makan malam untukku. Aku yang tengah terfokus dengan layar komputer holografik pun mengalihkan pandangannya kepada lelaki itu.

"Terima kasih."

"Sudah dapat sesuatu, Kapten?" tanyanya sembari duduk di kursi sebelah.

"Yah, cukup banyak data lingkungan yang mendetail. Komponen gas, suhu rata-rata permukaan, periode rotasi dan orbit, kecepatan angin rata-rata. Sepertinya otomaton prob itu sudah ke sana ke mari cukup lama."

Kalau diingat lagi, berita soal pergerakan organisasi antarbintang bernama Serikat Sistem Independen sudah beredar lebih dari dua puluh tahun lalu. Juga kabar tentang kolonisasi Daerah Belum Terjelajah sudah beredar belasan tahun. Yang membuat seluruh penjuru Galaksi gempar adalah perlakuan mereka kepada beberapa planet koloni, serta gerakan separatis di beberapa planet. Hal itulah yang membuat Republik Antarbintang, negara terbesar di Galaksi menentang mereka.

Aku jadi ingat, Ayah dan Ibu pernah dimintai pendapat soal sebaiknya para perompak berpihak pada siapa, sebelum akhirnya Edeatu menegaskan untuk tetap bersikap netral.

"Kapten," Yu'zar memanggilku.

Aku memotong ucapannya yang sepertinya hendak lanjut mengatakan sesuatu. "Tidak perlu panggil aku Kapten jika sedang tidak ada orang. Bukannya aku sudah bilang?"

"Ya, tapi ...."

"Tidak enak rasanya jika aku menganggapmu sebagai anak buah kalau hanya kita berdua. Kita sudah lama kenal, bukan?"

"Yah, pertama kali aku mengenalmu, kau sudah jadi kapten Viatrix. Aku jadi ingat waktu pertama kali ke sini. Aku beruntung bertemu denganmu, Milla."

Mata biru terangnya menatapku. Aku segera memalingkan wajahku seketika. Lagi-lagi Yu'zar memanggilku dengan nama di saat yang kurang tepat. Meski aku senang dia merasa beruntung bertemu dengan orang sepertiku, aku sudah kepalang malu.

"Jadi, apa kau menemukan tempat yang cocok untuk kilang gasnya?" lanjut Yu'zar.

Aku kembali terfokus pada informasi yang disajikan komputer. "Ah, itu. Prob-nya sudah menandai beberapa lokasi yang cocok untuk tempat stasiun kilang gas. Kita bisa tempatkan kapal kilangnya di salah satu tempat itu."

Tidak sembarang tempat di Gundarna bisa dijadikan kilang gas, meskipun seluruh permukaanya tertutup awan gas. Gundarna berputar dengan kecepatan yang luar biasa, bahkan satu hari di sana tak sampai 10 jam. Hal itu menyebabkan kecepatan angin di permukaan sangat ekstrem jika dibandingkan dengan planet yang memiliki permukaan padat. Juga, badai di permukaan bisa berlangsung hingga ratusan tahun. Bahkan badainya bisa dilihat langsung dengan jelas dari ruang angkasa.

"Baguslah. Kalau begitu, kita lebih baik pikirkan soal pengamanan. Serikat pasti tidak mau sumber daya dari wilayahnya diambil begitu saja," ucap Yu'zar.

"Apa yang kira-kira mereka akan lakukan? Mengirim kapal patroli atau mengirim satu armada?"

Jika hanya sekadar kapal patroli, bukan masalah besar untuk kami. Namun, kalau Serikat mengirim armada dengan jumlah kapal yang fantastis, bisa-bisa Viatrix hancur jadi puing antariksa. Aku sadar diri bahwa kami tak sekuat itu hingga musuh perlu mengerahkan banyak unit dari mereka.

Viatrix Space PiratesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang