8

3.1K 522 14
                                        

Dua bulan menetap di Semarang sama sekali tidak terpikirkan untuk pulang ke Jakarta membuat orangtua kesal terutama mamanya. Minimal dia bisa pulang sebulan sekali bukan menjadi penduduk tetap di sana.

"Kamu saja yang menelponnya." Bhagawanta juga rindu tapi Cyra tidak akan pulang karena alasan itu.

Putrinya akan menjawab. "Rindu bisa ditunda tidak dengan sukses."

"Setidaknya dia hadir pada pertemuan keluarga calon istri kakaknya."

"Tepat, katakan itu alasannya." mungkin putri sulungnya mereka akan mempertimbangkan hal tersebut ketimbang mengatakan rindu karena hampir dua bulan ia menghabiskan waktu di rumah sebelum bekerja.

"Tahu begini, aku tidak akan mengizinkannya bekerja di sana."

"Selama dia di sana sudah banyak perubahan yang dilakukan, Abhie sendiri yang bilang."

"Itu juga berkat bantuan Abhie. Dia tidak akan berada di sana tanpa kakaknya."

Bhagawanta setuju, kerjasama Cyra dan Abhie memperlihatkan hasil memuaskan walaupun masih harus menunggu beberapa saat lagi agar perusahaan berjalan dengan normal.

"Bagaimana kalau kita yang ke sana?"

"Dia yang harus pulang, Mas." jadwal mereka ke Semarang bukan untuk melihat Cyra yang tidak tahu menelepon orangtuanya. 

"Dia sibuk."

"Aku akan bicara dengan Abhie."

Bhagawanta tersenyum. Sekarang laki-laki itu semakin tahu dari mana sikap keras kepala sang putri.

Dingin, tidak peduli dan semaunya mungkin sikap itu akan menjadikan sang ibu pusing tujuh keliling. Soalnya beberapa hari ke depan akan ada acara keluarga, harusnya Cyra hadir walaupun harus menginap dua malam.

"Sedang ada telepon?"

Abhie mengangguk dan mempersilakan Mikhayla masuk lantas laki-laki itu memutuskan sambungan setelah meminta maaf.

Lihatlah anak itu, tahu cara menghargai orangtua ketimbang anak yang kulahirkan sendiri.

"Ada apa Ma?"

"Cyra pernah meneleponmu?"

Abhie mengangguk, melihat kesal di wajah mamanya membuat laki-laki itu bertanya dalam hati apakah orangtuanya sedang ada masalah?

"Dia tidak pernah menghubungi Mama, dia tidak sesibuk itu kan?"

Bagaimana cara Abhie mengatakannya? Ketika dia berkunjung hanya bertemu beberapa kali dengan Cyra itupun karena meeting penting lebih dari itu mereka tidak bertemu. Kalau dikatakan sibuk pasti, apalagi perusahaan sedang dalam pemulihan untuk kembali operasional dengan optimal.

"Lumayan Ma."

"Dia bekerja siang dan malam?"

Mungkin Abhie akan mencari alternatif agar adik angkatnya melihat sisi lain orangtua yang kini lebih sensitif.

"Aku akan berbicara dengannya."

"Nasehati dia." 

Ini tidak baik, tidakkah Cyra tau doa dan keridhoan seorang ibu akan membahagiakannya? 

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang