Cyra mulai bekerja keras setelah Abhie mengenalkannya pada beberapa orang penting yang masih aktif di cabang perusahaan tersebut. Kurangnya sumber daya dalam beberapa bidang salah satu penghambat perusahaan berjalan dengan normal.
"Kita tidak butuh investor, tarik beberapa karyawan dari perusahaan pusat."
"Mereka akan keberatan."
"Bukan mutasi, tapi sebagai perwakilan agar beberapa cabang terbantu."
Abhie sudah memikirkan hal itu dan membicarakan dengan papa tapi jawabannya tetap sama.
"Mereka berada di posisi sekarang bukan semata karena keberuntungan melainkan hasil kerja kerasnya."
"Kalau begitu apa cara Mas untuk membangun kembali perusahaan ini?"
"Turun tangan langsung dan menggaet investor pusat."
Cyra kurang setuju. "Apakah aku memiliki hak untuk mencanangkan rencanaku?"
"Tidak, sebelum kamu menjadi wakil direktur."
Artinya dia harus bergabung dengan perusahaan pusat?
"Aku bisa meminta bantuan papa."
"Aku yang lebih berhak sekarang, tapi kewenanganku akan menyalahi aturan."
Tidak yang semudah dipikirkannya, tapi Cyra tidak mengalah. "Investor, yakin mereka mau?"
"Selama menjadi direktur mereka tunduk pada peraturanku."
"Seperti apa peraturan Mas?"
Abhie tidak ingin menilai ekspresi Cyra. "Tidak bertentangan dengan hukum dan berjalan sesuai prosedur."
"Bukan setiap perusahaan memiliki trik sendiri?"
"Tidak berlaku jika memiliki resiko buruk."
Abhie tidak menganggap Cyra lemah, tapi selama lima hari berada di Semarang melihat Cyra bekerja keras ada kekhawatiran tersendiri.
"Selama bisa meminimalisir, apakah Mas tidak bisa memberi toleransi?"
"Tidak."
Cyra terpaksa mengikuti keputusan yang dibuat oleh Abhie.
"Baiklah."
Mereka akan kembali ke Jakarta untuk mengadakan pertemuan dengan investor pusat agar perusahaan cabang segera beroperasional kembali.
"Aku bisa menunggu disini kan?"
"Terserah kamu." Abhie tidak berhak memberikan jawaban yang nantinya akan dianggap dominan oleh wanita itu.
"Berikan aku jawaban dalam dua hari, aku akan melakukan yang terbaik." Cyra menyudahi meeting singkat dengan Abhie. "Cukup email, aku menunggu mereka di sini." dan kamu lanjutkan tujuanmu yang sudah kau janjikan pada orangtua kita.
"Bagaimana kalau kita makan malam dulu."
Cyra tidak tertarik. "Lain kali saja." gadis itu meninggalkan Abhie dan kembali ke kamarnya.
Dia berubah atau memang seperti ini sikapnya? Benar, sulit mengenal wanita itu.
Bisa jadi ke depannya tidak ada bahasan khusus keluarga di antara mereka melainkan urusan pekerjaan yang akan selalu menjadi topik saat bertemu dengan gadis itu.
Saat sebuah pesan masuk Abhie tidak melupakan pikirannya tentang sosok adik angkatnya, pesan yang seharusnya tampak manis itu malah terlihat tak berarti.
******
"Cyra tidak pulang?"
Mikhayla mengetahui dari Mashel jika Abhie sudah pulang dan bergegas ke kamar putranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Balada Cinta Saudara Angkat
Romance💋 Sekuel istri pengganti Cyra yakin ia tidak akan jatuh cinta pada kakak angkatnya, ia semakin risih terhadap Abhie ketika usianya beranjak remaja dan memutuskan sekolah di luar negeri. Bertahun-tahun tinggal di London hingga akhirnya gadis itu pul...