11

3.8K 528 18
                                    

Cyra sedang berada di sebuah komplek perumahan, tidak begitu jauh dari kantor cabang. Setelah kemarin melihat foto bangunan di salah satu kompleks dan sekarang memutuskan untuk melihat detail bangunan tersebut sebelum memutuskan untuk membelinya.

"Menurutmu bagus?" pada Amalia dia bertanya, si sekretaris perfect yang kini diutuskan oleh Abhie.

Tidak ada yang berbeda, bangunan yang ditunjuk oleh Cyra sama seperti rumah di sekelilingnya, memiliki halaman yang tidak begitu luas dan tipe rumah idaman keluarga.

"Bagus."

"Kamu betah?"

Amalia dengan kebingungannya bertanya. "Kenapa aku?"

"Karena kamu akan tinggal bersamaku."

Sebuah kehormatan tapi Amalia menolak dengan sopan, bagaimanapun posisinya di sini sebagai sekretaris yang tidak layak mendapatkan penawaran seperti ini.

"Aku bisa mengontraknya, Bu"

"Rumah sebesar ini tetap sepi, kecuali kita membawa anak kucing ke sini."

Amalia menahan senyumnya karena Cyra memilih opsi kucing sebagai penghuni tambahan.

Bersama seorang lelaki yang bertanggung jawab untuk akad pembelian rumah itu Cyra dan Amalia masuk.

Seperti rumah baru pada umumnya Cyra tidak ingin pusing-pusing memikirkan perabotan. 

"Kamu saja yang beli perabotannya."

Amalia menyimak dengan baik.

"Furniture-nya juga."

Kemudian Cyra naik ke lantai dua, ada empat kamar di lantai atas ia menyuruh Amalia menjadikan salah satunya sebagai ruang kerja.

"Selesaikan pembayaran kita akan kembali ke hotel."

"Baik Bu." Amalia menyimpan sebuah kejutan baru tentang Cyra, ini pertama kali melihat seseorang membeli rumah tanpa pemikiran matang. Tipe yang sederhana mungkin.

Cyra memiliki tabungan yang lumayan besar tapi ia tidak ingin membeli rumah mewah ataupun apartemen. Entah kalau nanti wanita itu memiliki keluarga kecil seperti idaman perempuan lainnya.

Sementara Amalia menyelesaikan urusan di bawah Cyra mengelilingi ke seluruh penjuru di lantai dua tersebut. Ia tahu hatinya yang begitu dingin tidak akan bisa menghangatkan ruangan besar di rumah ini. Karena itu dia meminta Amalia melakukannya.

Ketika sebuah panggilan masuk wanita itu tengah berada di salah satu ruangan yang mungkin akan dijadikan kamarnya. 

"Di mana?"

"Sebuah rumah."

"Rekanmu?"

"Kenapa menelepon?" Abhie sudah mengutuskan Amalia karena khawatir dirinya berada di kota itu seorang diri harusnya laki-laki itu tidak perlu menelponnya lagi.

"Aku tidak menemukanmu di kantor."

Apa? Cyra tampak berpikir alasan apa apa yang membuat laki-laki itu berada di Semarang.

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang