9

3.7K 517 21
                                        

"Lama tidak bertemu." 

Cyra menyambut uluran tangan Sofia, wanita yang saat ini berstatus sebagai calon kakak iparnya. Pernah satu sekolah dan pernah juga terlibat dalam situasi yang tidak mengenakkan, mungkin saja belum dilupakan oleh keduanya.

Pulang karena teguran sang ibu yang meminta dirinya untuk ikut pertemuan keluarga dengan sang calon kakak ipar.

"Iya." 

Cyra tidak merasa canggung, waktu telah banyak berlalu membuat kedua gadis itu tumbuh dewasa tidak perlu menyinggung apalagi mempermasalahkan situasi tidak enak yang pernah menyapa keduanya.

Mungkin ucapan selamat akan diberikan pada Abhie, bukan untuk wanita yang berdiri di depannya. Percayalah ini tidak berhubungan dengan masa lalu, tapi tidak sudi mengatakan langsung pada wanita itu.

Ini pertama kalinya Cyra bertemu dengan keluarga Sofia tentu sang calon kakak ipar hari ini menjadi pusat perhatian. Berpenampilan cantik dengan gaun mewah memukau setiap mata yang memandang.

Setelah Sofia ada satu orang yang juga hadir di ruangan itu ikut menarik perhatian, dia adalah Abhie.

"Maaf adik Sofia tidak bisa hadir."

"Tidak apa-apa." Mikhayla tersenyum pada calon besan.

Dari tiga bersaudara, hanya kakaknya yang hadir harusnya adik-adik Cyra bisa mewakili ketidakhadirannya bukan?

Percumaaku sudah di sini.

Hidangan yang sudah disajikan terlihat nikmat dibanding obrolan yang sedang berlangsung.

"Sofia cantik sekali hari ini."

Mata Cyra tertuju pada sebuah piring yang berisi udang, entah mengapa lengkungan salah satu seafood tersebut tampak cantik di matanya.

"Pantas Abhie jatuh cinta, Sofia juga keibuan."

Hobi baru mama sekarang memuji calon menantu. Cyra melirik mamanya dengan ujung mata, kemudian papa yang juga tersenyum hangat pada si calon menantu.

"Semoga keduanya langgeng." 

Basa-basi yang hangat, Cyra berpikir suatu saat nanti ketika dia menjadi calon ibu mertua tidak akan mengatakan basa-basi seperti itu. 

Setelah pembukaan obrolan kedua keluarga mulai menikmati hidangan yang tersaji. Waktu yang ditunggu oleh Cyra, ia akan mengisi perutnya setelah itu akan pergi.

Jika adik-adiknya terlihat welcome dengan keberadaan Sofia maka Cyra biasa saja. Raut datar yang mungkin masih diingat oleh Sofia, tidak melibatkan diri dalam obrolan tersebut memilih diam karena dia tidak merasa berhak ataupun harus memberikan argumennya.

Gadis itu tidak tahu ada sepasang mata yang menatap tajam ke arahnya, makan dengan tenang dan menelan dengan hati-hati agar rongga perutnya terisi dengan sempurna. 

"Aku ke kamar kecil sebentar." itu sebuah pemberitahuan tanpa menunggu izin setelah berbisik pada mamanya Cyra bergegas pergi.

Tujuan utamanya toilet, selanjutnya akan mengabari sang bunda jika dirinya ada kepentingan mendadak.

Benar saja, Cyra menghentikan sebuah taksi dan pergi dari hotel tersebut. Mereka sudah berkenalan sedangkan dengan sang calon kakak ipar sudah saling mengenal, jadi keberadaannya di sana tidak diperlukan lagi. Karena itu adalah pembicaraan orang tua juga kedua calon pengantin, dan Cyra tidak ingin terlibat di sana.

******

"Sofia?"

Cyra mengangguk, awalnya tidak berniat menceritakan tapi tanya sang teman yang membuatnya menyebut nama itu.

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang