12

4.3K 649 98
                                    


Abhie juga ikut menonton serial di layar televisi walaupun sesekali melirik Cyra yang tampak menghayati tayangan yang sama sekali tidak membuatnya tertarik atau wanita itu sedang menghindarinya?

"Aku dengar kamu membeli rumah?" jika menunggu mungkin tidak akan ada obrolan di antara mereka. Paham sekali dengan adiknya itu yang minim sapa, karena itu Abhie memulainya.

"Eum." Cyra tidak mengalihkan tatapan dari layar televisi.

Ke mana Amalia, apakah gadis itu berpikir kedatangan Abhie ke sini karena keberadaannya?

"Kenapa tidak bilang padaku?"

Cyra punya uang, tidak hanya rumah dia bisa membeli semua yang diinginkannya karena dia mampu.

" Cuma rumah. Amalia sudah meng-handle." karena Abhie sudah di depannya tidak salah jika Cyra bertanya. 

"Bukannya Mas tidak lama di sini?"

"Apa?"

Cyra menoleh sekilas, kemudian kembali melayangkan tatapannya ke televisi. "Aku pikir Mas sudah pulang." 

Teringat sesuatu Cyra melihat sekali lagi tepatnya ke batang leher laki-laki itu. Sudah pudar, mereka tidak melakukannya lagi?

"Besok mungkin."

Abhie mendengar gumaman samar. "Kedatanganku mengganggu?"

Tampaknya pria itu berusaha mencairkan suasana akan terlihat aneh jika mereka canggung seperti ini.

"Tidak." tapi lebih baik Mas saja karena aku sedang tidak ingin bicara.

"Syukurlah."

Cyra menarik napas, menghadapi laki-laki sepertinya harus dengan sikap terus-terang. Diamnya tidak membuat Abhie mengerti fatalnya pria itu salah memahami jawaban singkatnya.

"Sofia masih ingin mengunjungi beberapa tempat."

"Lalu kenapa Mas di sini?" Cyra melihat laki-laki yang duduk tidak jauh darinya.

Abhie sedikit bingung, dia datang bertemu Cyra karena sore tadi adiknya pergi tiba-tiba.

"Mas juga menginap di hotel ini?" tanya Cyra lagi.

"Tidak." Abhie melihat manik wanita itu selama menatapnya.

"Bicaralah, ada sesuatu dari kantor pusat?"

Abhie diam sejenak saat kehilangan tatapan itu, topik bisnis mungkin pilihan bagus tapi itu bagian dari pekerjaan. Laki-laki itu menggaruk pelan pelipisinya dengan telujuk saat merasa pikirannya meleset tak berarah.

"Papa akan melakukan kunjungan kerja, akan ada tim pengembangan juga."

Sebuah informasi juga tapi bisa dikatakan via telepon kan? 

"Oke."

"Sepertinya kamu lebih cocok tinggal di sini."

Secara tidak langsung dia Abhie menyinggung malam itu kan?

"Mungkin." Cyra harus memberitahu laki-laki itu. "Lingkungan di sini lebih sehat, orang-orangnya juga baik."

Abhie senang mendengarnya, setidaknya ia tahu jika adiknya mulai menyukai salah satu tempat di mana kesibukannya akan terforsir di kota ini.

"Mama pasti senang mendengarnya, asalkan kamu mengabarinya setiap hari."

"Tidak ada kabar dariku bukan berarti terjadi hal buruk."

"Kamu berani bicara seperti itu sedang aku bukti kuat malam itu?" Abhie menatap lekat manik yang telah kembali menatapnya.

"Seburuk apa malam itu?"

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang