10

4.1K 554 24
                                    

Tanya pertama dalam benak Kenapa kepalanya begitu pusing? Untuk membuka mata saja sulit sedang ia ingin bangun dan bersiap-siap.

Mama tahu aku berangkat pagi ini kenapa tidak membangunkanku?

Matanya terbuka dengan sempurna tapi tangan malah menarik selimut agar tubuhnya tertutup dengan sempurna karena masih merasakan hawa dingin.

Sebentar, kenapa kaca riasku berbeda?

"Maaf terpaksa membawamu ke sini."

Mengangkat sedikit kepalanya Cyra ingin melihat siapa yang datang. "Memangnya aku di mana?"

Kembali dingin memang seperti ini Cyra yang sebenarnya.

"Apartemenku."

Cyra terdiam. Kenapa di apartemennya? Tanpa melepaskan tatapan ia menilai raut datar Abhie.

"Aku tidak tahu Mas memiliki apartemen."

Abhie tahu Cyra tidak menuduhnya dan tatapan itu juga berbeda dari tadi malam.

"Semalam kamu mabuk. Airi yang menghubungiku."

Sampai di sini Cyra mencerna dan mulai mengingat kenapa dirinya sampai mabuk dan berakhir di sini.

"Semalam aku mengatakan sesuatu?"

"Kata-katamu tidak jelas." Abhie tidak melepaskan tatapan dari wajah Cyra.

"Melakukan sesuatu mungkin?"

"Tidak."

Laki-laki itu melihat Cyra menghela napas lega, mungkin lega saat tahu tidak terjadi apapun dengan mereka.

Masih dengan gaun yang sama, artinya memang tidak terjadi apa-apa. Menyingkap selimut Cyra hendak bangkit dari ranjang tersebut.

"Aku tahu alasan Mas membawaku ke sini, terimakasih."

Cyra tidak bisa membayangkan reaksi orangtuanya kalau dia pulang dalam keadaan mabuk.

"Mandilah dulu, aku akan mengantarmu pulang."

Ketika Abhie meninggalkannya Cyra melihat pantulan dirinya di cermin. Tidak begitu kacau, tapi tidak mungkin ia sedikit mabuk karena sama sekali tidak mengingat kenapa sampai ke apartemen Abhie.

Katakan padaku, apakah terjadi sesuatu? Cyra bertanya pada cermin tapi selanjutnya ia malah berdecak kesal sendiri.

Bahkan cermin tidak bisa kupercaya!

Mengambil handuk di ranjang Cyra masuk ke kamar mandi.

Aku berakhir di sini tanpa ingat sedikitpun. Ai, kamu benar-benar cari masalah!

Harusnya Airi membawanya ke apartemen wanita itu bukan malah menghubungi Abhie.

Cyra menggigit bibirnya. Hanya orang sadar yang tahu kondisi orang mabuk, lalu kepada siapa dia harus bertanya atau haruskah aku percaya saja pada ucapannya?

"Aku membelikanmu pakaian, kenapa mengenakan gaun kemarin?"

"Tidak apa, aku akan mengganti sampai di rumah."

Abhie tidak menyela lagi, ia mengajak Cyra pulang.

"Sebentar." Cyra menuju ke dapur untuk melihat sesuatu, roti mungkin.

"Cari apa?"

"Tidak, hanya melihat dapur Mas." Cyra tidak menemukan apa-apa tepatnya ia tidak tahu di mana pria itu menyimpan makanan.

Gadis itu berdeham saat maniknya menangkap sesuatu di batang leher bagian samping milik Abhie tepat ketika laki-laki itu membelakanginya.

Itu kissmark, hubungannya dengan Sofia sudah cukup jauh rupanya.

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang