1

10.8K 822 28
                                    

"Pindah lagi dong, padahal nyaman banget di kamar ini."

Kamar Cyra ditempati oleh Qisti sejak kakaknya itu belajar di luar negeri. Terletak di lantai dua dengan balkon yang tidak begitu luas tapi memiliki akses yang menarik untuk berburu senja.

"Memang ini request-nya?"

Mikhayla menggeleng. "Ini bentuk Mama menyambut kepulangannya."

"Bagaimana kalau tidak sesuai selera?"

"Cyra tidak secerewet itu."

Oke, Qisti paham. "Iya, yang lagi semangatnya karena sisulung mau pulang."

Mikhayla tersenyum mendengar ucapan putri keduanya. Sudah berapa tahun  Cyra berada di sana? Wanita itu tidak sabar melihat seberapa besar putri sulungnya. 
Setiap mendengar suaranya via telepon, Mikhayla yakin jika putrinya itu sudah dewasa.

"Tidak ada agenda liburan Ma?"

"Akan kita bicarakan nanti, tapi sepertinya Cyra tidak akan suka."

"Iya ya, segala sesuatu harus dipertimbangkan mengingat kedepannya di rumah ini akan ada sosok yang menghitung segala sesuatu dengan teliti."

Mikhayla tertawa mendengar penilai Qisti, sosok Cyra memang sudah melekat jadi mereka semua tahu akan seperti apa keadaan rumah setelah gadis itu kembali.

Sadar keberadaan seseorang Mikhayla dan Qisti melihat ke arah pintu.

"Abhie?" 

"Mau berangkat ya Mas?"

"Iya." Abhie mencium tangan Mikhayla. "Aku membelikan sesuatu untuk Mama, buka setelah aku terbang."

Selalu ada surprise setiap kali pria itu akan melakukan perjalanan bisnis.

"Mama lagi? Sekali-kali untukku dong!"

"Oke, mau dibeliin apa nanti?" Abhie merangkul Qisti.

"Yang mahal dan limited edition."

Mikhayla tertawa. "Matre sekali."

"Baiklah. Akan kupikirkan begitu tiba di sana." 

Karena sopir sudah menunggu laki-laki segera pamit. "Maaf tidak bisa menyambut Cyra."

"Iya enggak apa-apa, kabarin Mama begitu sampai."

Abhie mengangguk dengan senyum menawan dan meninggalkan orangtuanya.

Karena tanggungjawab putranya Mikhayla tidak bisa menunda perjalanan bisnis tersebut, lagi pula hanya satu Minggu di Nepal.

"Itu tukangnya sudah datang, kamu buruan dong."

Harus cuti dua hari dari pekerjaannya untuk membantu mama mempersiapkan segala sesuatu menyambut kepulangan Cyra. Untung jadi bawahan pacar izinnya mudah, kalau tidak Qisti tidak akan berada di rumah di hari aktif.

"Sibuknya kayak orang mau nikah ya Ma."

Lagi Mikhayla tersenyum. "Coba hitung berapa tahun dia tidak pulang?"

Balada Cinta Saudara AngkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang