Dua

1K 101 10
                                        

Surat panggilan pertama.

Hyunjin menghela nafasnya, dia menatap iba sebuah amplop di tangannya. Dia dapat surat peringatan pertamanya di Los Angeles dan surat kesekian kalinya seumur hidupnya. Dia menghela napas lagi, dia akan di skors dan pastinya kakak iparnya yang harusnya melihatnya seperti malaikat—akan kecewa. Aahh~ hidup Hyunjin rasanya sangat menderita.

"Los Angeles itu kota yang payah! Lelucon tentang guru saja di tanggapi begitu serius"—sejujurnya Negara mana yang memiliki siswa yang berpura pura menjadi guru dan tidak ketahuan selama sebulan.

Hyunjin rasanya ingin berguling guling di lantai ruang kepala sekolah, meminta guru itu mengirimkan suratnya ke Korea saja. Biar ayahnya atau ibunya saja yang mengatur. Dia tidak masalah menjadi buruk di mata kedua orang tuanya, tapi jangan mahluk Tuhan yang di takdirkan untuknya mengetahui segala kebusukannya.

Tuhan!!

Aku tahu kau ada, maka kabulkan permintaan Hwang Hyunjin yang tampan ini agar Chan tidak tahu bahwa aku titisan Lucifer. Bagaimanapun aku juga mahlukmu!!

Mendadak Hyunjin sakit kepala setelah mengucapkan doanya.

"Ah! Aku memang buruk soal berdoa. Not my style." Hyunjin bergumam. Dia kemudian bersiul santai, seolah masalah hidupnya baru saja selesai. Kalau hidup di bawa susah, dia akan cepat ubanan, jelek dan yang terpenting, probabilitasnya untuk menjadi istri Chan menggantikan kakaknya yang seperti nenek sihir itu semakin kecil.

"Sorry." sebuah kata maaf yang sangat fasih terdengar. Amerika sekali—pikir Hyunjin. Dia menatap remeh sekumpulan bule di hadapannya, walaupun satu diantara mereka berwajah oriental, tapi Hyunjin akan bilang dia bule karena tingginya yang seperti pemain basket NBA. Dua orang dihadapannya itu tepat seperti gala.

Hyunjin mencibir.

Apa lagi kali ini? Dua orang ini hendak menjadikannya bahan bullian? Akan di usahakan keduanya enyah dari hidupnya tiga hari dari sekarang. Dia juga sudah bosan dengan si gempal yang ia lupa namanya yang sering dia kerjai sebulan ini. Dia butuh korban baru. Dua manusia tinggi di hadapannya tidak masalah.

Hyunjin tidak terlalu memperdulikan seorang lelaki mungil tampan dengan warna rambut pirang di hadapannya.

"Hei" seseorang yang tidak diperdulikan Hyunjin itulah yang menjulurkan tangannya. "Do you wanna be our bos!?"

Sepertinya telinga Hyunjin bermasalah. Atau otak Hyunjin yang bermasalah. Dia tak bisa menangkap kata kata yang diucapkan si pendek itu. "What? Slowly!" Hyunjin bahkan seperti orang tuli ketika sebenarnya dia tak bisa menerjemahkan kalimat yang di sebutkan. Ingatlah! Dia tidak fasih berbahasa Inggris. Dan orang Amerika asli dengan logat khas mereka jujur membuat Hyunjin kewalahan.

"Maukah kau menjadi boss kami?" Kali ini yang berwajah oriental—salah satu orang tinggi seperti gala yang menerjemahkan kalimat itu demi Hyunjin.

Hyunjin menyipitkan matanya. Alisnya terangkat. Kali ini perasaannya saja atau orang orang Amerika memang gila. Dia hanya bocah Asia yang sedikit kurang sopan dan kini dia di nobatkan menjadi seorang boss. Sepertinya mereka salah orang, persis seperti MC Miss Universe yang salah mengatakan Negara pemenang di kontes kecantikan.

"Kurasa kau salah orang" Hyunjin harus buru buru menyingkir dari orang orang gila ini. Tubuh mereka besar besar, Hyunjin tidak jago masalah adu otot. Dia kan hanya manusia kecil yang bahkan berat badan dan tinggi badan tidak ideal.

"Kami tidak mungkin salah orang. Tidak ada orang yang lebih keren dari seseorang yang berpura pura menjadi seorang guru"—meski terbata Hyunjin merasa seorang yang paling pendek itu bisa berbicara bahasa Korea. Dia jadi ingat dengan Danny, keponakannya itu berbahasa lebih parah dari si pendek.

TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang