Tiga Belas

664 66 2
                                    

Hyunjin melempar handuk berisi es batu tepat di wajah lebam Chan. Hatinya tidak membaik meskipun Chan telah babak belur dihajar Felix. Dia menyimpan sebuah handuk berisi es batu lain dan mulai mengompres wajah Felix yang duduk di sebelahnya. Felix melakukan ini demi dia, mereka teman yang sangat kompak sekarang. Felix punya tenaga yang lumayan dan dia yakin dia akan sekarat kalau menjadi musuh Felix. Dia memutuskan untuk menjadi teman Felix saja.

"Kenapa kau tidak mengompres lukaku?" Chan mencoba protes. Wajahnya terlihat sedih.

Felix tersenyum sombong. "Kau itu lebih memilih istrimu di banding dia. Ini hal yang benar, jika dia lebih memilih mengobatiku."

"Betul!" Hyunjin mengiyakan. Dasar sesama bocah. Mereka berkomplotan untuk memojokkan Chan.

"Siapa bilang aku memilih Yeji. Aku sedang memikirkan untuk memilih Hyunjin."

"Ah, memilih. Kalau begitu aku lebih memilih Felix. Iyakan temanku?" Hyunjin membelakangi Chan. Felix menganguk angguk bahagia. Baru kali ini dia diperlakukan lebih baik oleh seseorang di depan Chan. Semua mata hanya tertuju pada sang kakak pastinya.

"Aku akan menceraikan Yeji secepatnya dan berbicara pada orang tuamu, aku akan menikahimu setelah lulus sekolah atas."

Hening.

Hyunjin meletakkan kompresan di tangannya ke tengan Felix. Bangkit.

Dia mengambil kompresan di tangan Chan. Duduk di pangkuan lelaki itu dan mulai mengompres wajah Chan. "Astaga, lihat lebam ini! Felix keterlaluan sekali memukulmu." dan lelaki itu sungguh mengubah pihaknya dalam waktu kurang dari satu menit.

"PENGHIANAT KAU!!" Felix melempar kompresan ditangannya.

Ika. Zordick

"Aku pergi." Hyunjin mengecup bibir Chan di dalam mobil. Dia melangkah keluar sebelum lelaki itu sempat berkata apapun untuk membalasnya. Hanya tersenyum. Chan merasa Hyunjin sangat manis dengan sikap malu malu kucingnya.

"Hei hei berhentilah bermesraan, kalian merusak mataku," cibir Felix di jok belakang. Dia ikutan turun dan kemudian menarik Hyunjin agar lebih cepat masuk ke dalam sekolah mereka—Felix memutuskan untuk pindah sekolah lagi.

"Aku akan menjemput kalian nanti sore. Jangan berbuat onar!" ini pesan wajib atau Chan sungguh akan mendapat telpon dari sekolah tentang perbuatan salah satu diantara keduanya.

"Yo, Yo!" Felix menjawab acuh.

"Menjauhlah dari Hyunjin!" Jika di rumah Felix harus melihat Hyunjin yang selalu di pangkuan Chan seperti anak kucing maka di sekolah Felix akan melihat Hyunjin seperti satwa langka yang tak boleh di sentuh. Felix melihat risih pada lelaki tinggi menjulang yang pernah dia buat mimisan sebelumnya.

"Pagi MAX!!" Hyunjin selalu berada di mood yang baik sejak dia jadian dengan Chan. "Hari ini aku bahagia sekali" Hyunjin berdendang seriosa dan Ren menjadi seorang yang paling depan untuk mendengar setiap adegan skinship antara Hyunjin dan lelaki hot semacam Chan.

"Jadi, jadi bagaimana?" persis seperti ibu ibu penggosip. Lelaki cantik itu mengambil alih Hyunjin dan Miya hanya bisa memutar bola matanya. Dia menilik bosan pada Felix.

"Apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Felix selalu di curigai sebagai mata mata. Tapi dengan gamblang Felix menyatakan bahwa Block C merupakan bagian dari sekolah ini. Para anak buahnya sudah resmi menjadi anak baru di sekolah damai mereka. Tentu saja dengan kekuasaan Jeongin—pria itu memiliki kekayaan luar biasa. Dia mungkin bisa memindahkan sekolah Hyunjin itu ke tepi laut jika dia mau. "Tidak sopan sekali kau menatapku, boss kalian itu kakak iparku." Felix tidak bangga punya kakak ipar sejenis Hyunjin. Tapi apa boleh buat.

TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang