Tiga

799 87 14
                                    

"HYUNJIIINN!!" Danny—bocah berusia lima tahun itu berteriak senang menyambut Hyunjin di pagi cerianya. Hyunjin sendiri masih setengah sadar, dia hanya ingin ke kamar mandi tadinya. "Good morning!" sapa bocah itu. Hyunjin menggaruk kepalanya, membuat Chan tertawa kecil. Dia sedang di bantu Yeji menyiapkan meja makan.

Hyunjin langsung berlari ke kamar mandi. Cukup membuat Danny tersentak kaget. Tapi tak butuh waktu lama, Hyunjin menuntaskan hasratnya dia kembali dengan wajah yang berseri. "Hei bocah! Apa sarapan kita pagi ini?" Danny tidak mengerti, dia suka ketika di katai bocah oleh Hyunjin—sebenarnya dia hanya mengartikan itu 'dear' jika di bahasa Inggriskan. Danny kecil bukanlah seorang yang sudah fasih dalam bahasa tidak sopan korea.

"Chicken" Hyunjin manggut-manggut mengerti. Dia menggandeng tangan Daniel ketika ingin ke meja makan. Dia hanya merasa bocah itu jalannya lambat, dia sudah lapar. Tapi jika berlari, anak itu akan terjatuh kemudian lututnya akan berdarah. Hyunjin pasti mendapat tugas baru untuk memberikan perban di kaki itu.

"Mom, Paman Hyunjin adalah favoritku. Dia lucu" Daniel mulai dengan kecerewetannya. Yeji hanya menanggapi dengan senyuman. Dia tak sehebat Chan jika soal meladeni celotehan bocah kecilnya. "Dia—"

"Danny, Don't speak to much! You may bite your tongue," ini nasihat Yeji. Dia benar tapi sepertinya itu membuat Daniel menundukkan wajahnya. Dia selalu berharap bisa dekat dengan ibunya yang jarang di rumah itu. Kenyataannya, dia akan sangat sulit. Ibunya itu dingin. Sedingin ayahnya—tapi ayahnya tidak pernah melarangnya berbicara. Dia lebih sayang ayahnya, karena ayahnya sepertinya lebih menyanyanginya.

Hyunjin menangkap gelagat tidak enak dari Daniel. Bocah itu terlihat mulai tenang di kursinya. Dia sungguh anak penurut, yang cukup membuat Hyunjin jengah. Hidup menjadi orang patuh tidak menarik, Hyunjin suka menyeret orang untuk mengikuti ideologinya menjadi orang yang bebas, liar dan selalu bahagia.

"Danny, Bagaimana cara menyebut ini dalam bahasa Inggris" Hyunjin menunjuk sendok di tangannya. Daniel kembali mendongak. Bocah tampan blasteran itu selalu merasa ia sangat berguna untuk Hyunjin. Hyunjin bertanya banyak hal padanya dan menjawab banyak hal juga untuknya—meski jawabannya selalu di perbaiki oleh ayahnya.

"Spoon." Daniel menjawab.

"Ah, sekarang aku tahu." Hyunjin suka memuji Daniel, setidaknya Daniel akan memberikannya sepotong ayam di piringnya kalau Hyunjin memujinya. Chan suka melihat interaksi keduanya, Hyunjin mengerti Daniel lebih baik. Dia senang Hyunjin di sini, hingga dia menolak dengan tegas ketika Yeji berbicara tentang mengirim Hyunjin ke Hawai, Jepang atau kemanapun dengan embel embel agar lebih mandiri setelah mereka bercinta sepulang dia bekerja tadi pagi.

"It's time for breakfast. Let's pray!" Chan selalu mengajarkan yang terbaik untuk keluarganya. Dia seorang yang taat. Hyunjin sepertinya sudah biasa, memejamkan mata dan menunggu beberapa saat—iblis tidak berdoa atau kepalanya akan sakit. "Finish."

Yeji memakan makanannya dalam diam. Chan hanya memperhatikan istri cantiknya, sesekali tak sengaja ia membandingkannya dengan adik iparnya yang selalu berceloteh dengan Daniel tentang iblis yang tersedak atau semacamnya. Chan mungkin berdosa, tapi dia memohon pada Tuhannya, agar Yeji memiliki sifat seperti Hyunjin.

"Yeji!" Hyunjin meletakkan alat alat makannya ketika sudah selesai. Ia menatap kakaknya yang tepat duduk berhadapan dengannya. "Apakah kau akan mengurus surat peringatan pertamaku hari ini? Aku tidak suka di skors, aku baru saja punya teman baru."

Yeji hendak menjawab. Tapi Chan buru buru memotong. "Aku akan membereskannya untukmu." Lelaki berparas menawan itu benar benar mutiara di tengah lumpur di mata Hyunjin. "Berjanjilah padaku untuk tidak berpura pura menjadi guru bahasa Korea lagi!" dan tertawa kemudian. Hyunjin baru mengerti rasanya menyesal. Lelaki itu tidak marah ketika ia membuat kesalahan, lelaki itu membereskan masalahnya tanpa marah meski tahu hal itu fatal. Hyunjin juga berjanji begitu pada dirinya. Dia tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.

TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang