Lima Belas

1.5K 91 16
                                        

Yeji menggandeng tangan Hyunjin. "Hell, kau sungguh mempunyai kakak yang cantik boss." Moonbin bertepuk girang ketika dia melihat sosok wanita berambut hitam yang menggandeng tangan Hyunjin. Wanita itu menaikkan sebelah alisnya, memakai ekspresi yang kentara bahwa dia tak menyukai Moonbin.

"Kau sentuh si penyihir ini sedikit saja, ku potong tanganmu!" ucap Hyunjin ogah ogahan. Dia sedang menghabiskan pasta enak di restaurant keluarga Moonbin. Dia dan gengnya bersama Yeji sedang berkumpul di sana. Dia rasa Yeji perlu jalan jalan dan menghirup udara segar. Yeji bilang, ketika dia melihat wajah Chan, dia merasa sangat berdosa.

Kali ini mata tajam Yeji mengarah pada Hyunjin. Berani sekali bocah sialan itu menamainya penyihir.

Ren baru saja datang, dia duduk di kursi di samping Hyunjin. "Hai, I'm Ren." Dia menyapa Yeji terlebih dahulu. Dia termasuk penggemar kakaknya Hyunjin yang seorang model. Dia suka membeli majalah fashion dan mendapati Yeji di sana. "Kau lebih cantik dari yang di foto," katanya. Ren mendadak seperti seorang playboy.

"Dia model androgini" bisik Hyunjin memperkenalkan Ren.

"Kau mengataiku boss?" Ren masih tersenyum.

Hyunjin hanya memutar bola matanya. Dia harusnya sadar kalau teman temannya ini terdiri dari laki laki waras semua. Mereka pasti menjadi sok baik di depan kakaknya yang cantik.

Jhonny terlihat kemudian, dia berlari terburu buru dan mendudukkan dirinya secara asal di salah satu kursi yang mengintari meja yang ditempati oleh teman temannya. "Apa aku terlambat?" dia bersyukur setelahnya karena dia bukan orang terakhir yang datang.

Yeji sedikit terpukau. Lelaki itu tampan. Perawakannya dewasa dan manly karena memiliki rambut plontos. Jika Yeji tak ingat bahwa mereka sedang di Amerika mungkin Yeji berpikir bahwa Jhonny sedang menjalani wajib militer.

"Jhonny, ini kakakku."

"Oh senang berkenalan. Aku Jhonny." Jhonny menjulurkan tangannya. Tentu saja di sambut Yeji dan dia mengucapkan namanya. "Moon, berikan aku air dingin!"

"Sepertinya aku terlambat." focus Yeji berganti pada lelaki yang bermandi keringat—Jhonny kepada orang terakhir yang baru saja datang. Dia nyengir dan menggaruk belakang kepalanya canggung. "Boss, maafkan aku!" Dia siap mendengar celotehan Hyunjin, tapi seorang wanita cantik yang duduk di samping Hyunjin sepertinya membuatnya tak perduli.

"Kakaknya boss?" dia bertanya. Miya ingat sekali wajah orang yang menarik perhatiannya ketika tak sengaja bertemu di rumah Chan. Wanita itu masih terlihat sangat cantik, meski tak memiliki riasan yang mencolok.

"Iya, aku Yeji." Yeji merasa jantungnya berdegup kencang. Orang di hadapannya itu terlihat sangat tampan dengan wajah semi Asianya.

"Miya Josephine." Miya memperkenalkan dirinya. Dia meronggoh sakunya, mengeluarkan sebuah kotak beludru dari dalam sana. "Ini untukmu, anggap saja hadiah perkenalan."

Hyunjin, Jhonny, Moonbin dan Ren mendesis tak suka saat melihat kalung yang sepertinya mahal di dalam kotak itu. Siapa yang bisa mengalahkan kekayaan dari Miya Josephine. "Ok, we lose, brothers." Moonbin bertepuk, menyatakan kekalahan telak mereka.

"Dia perempuan." Hyunjin yang terlebih dahulu membuat Yeji terkejut. Dia menatap tak percaya pada manusia tampan di hadapannya yang sedang tersenyum mempesona. "Tapi dia kaya dan menyukai perempuan," sambung Hyunjin setelahnya.

Segala di diri Miya mungkin tipe idaman Yeji. Dia sempurna kecuali kenyataan bahwa dirinya adalah perempuan. Bukankah cinta itu adalah tentang berkorban untuk menerima dirinya apa adanya? Anggap saja ini pelajaran untuk Yeji bahwa jatuh cinta itu, bukan karena kelebihannya tapi kekurangannya.

TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang