Sebentar lagi bel pulang berbunyi, tapi pikirannya masih dipenuhi bayangan wajahnya yang lecet lecet. Dia tidak berpikir wajahnya akan bonyok keren seperti di film film korea itu atau di mv boyband terkenal. Dia sudah lihat contoh muka Jeonghan—dia marasa Jeonghan wajib melakukan operasi plastik karena itu. Terlihat sangat jelek.
Hyunjin tak menyangka ternyata perkelahian pelajar di Amerika itu sangat buruk. Apakah jangan jangan mereka dari golongan orang berkulit hitam dengan badan besar tegap yang tidak mengerti logat british?
Otak Hyunjin penuh dengan ribuan rencana, dari Plan A sampai Plan Z tapi ia tidak menggunakan Plan C, dia mendadak benci huruf C—meski nama Chan dimulai dari huruf C. Dia harus berkelahi, menendang saja Hyunjin yakin tulang keringnya akan patah.
Apa Hyunjin lapor polisi saja bahwa nyawanya sedang terancam?
Oh tidak! Itu tindakan pecundang!
Atau dia harus kabur?
Itu ide bagus. Dia akan kabur ketika orang orang sedang sibuk berkelahi.
Dia tak ingin mengacaukan kencannya dengan Chan nanti. Tapi, bukankah sangat buruk jika ketika dia berkencan orang orang itu mendatangi mereka kemudian mereka menculik Channya kemudian meminta tebusan pada Hyunjin. Itu buruk buruk. Dia bisa di bunuh Yeji dan lebih buruknya wajah Channya akan cacat.
"Berpikirlah Hwang Hyunjin!" Hyunjin bergumam, gerakan jemarinya semakin cepat di atas meja. Dia sedang cemas.
Dan suara bel kelasnya sukses membuatnya melompat di kursinya. "Mr. Hyunjin. What's wrong with you? You have a plan to be a king in our school?" guru yang mengajar kelas Hyunjin bertanya hati hati. Mereka orang liberal, dan liberalism bukan berarti membuat mereka kehilangan sopan santun untuk tak menjaga perasaan orang lain. Lagipula Hyunjin termasuk siswa yang harus di waspadai.
"No, sir." Hyunjin menjawab singkat. Dia ingin sekalian memaki guru itu. Kenapa dia harus bertanya dengan bahasa Inggris. Hyunjin kan jadi tidak bisa mengeluarkan kata kata magisnya.
Dia cepat membereskan mejanya, memasukkan secara asal semua barang barangnya—yang hanya terdiri dari MP3 dan PSP, dia kemudian dengan enteng keluar dari kelas. Tidak memperdulikan orang orang yang bingung dengan tingkahnya. Biasanya, para bawahan Hyunjin akan menerobos kelas untuk menjemput sang atasan—tumben saja ini dia yang sendirian keluar dari kelas.
Hyunjin melihat jam tangannya—padahal sudah jelas jelas jam pulang sekolah tidak berubah. Dia hanya bertingkah laku seperti orang sibuk. Dia tak ingin dituntut oleh gengnya untuk bersilahturahmi dengan geng lainnya—kemudian wajahnya menjadi tidak karuan. Hyunjin tidak siap menjadi jelek. Apalagi ayah dan ibunya masih ada di Los Angeles. Ibunya bisa menyeretnya pulang—karena mengkhawatirkannya, tentu saja. Hyunjin sadar sekali Jisung adalah ibu yang terlalu memanjakannya.
Dia harus menyelamatkan diri.
Dia siap akan membuka pintu depan sekolahnya. Tapi—
"GET OUT HYUNJIN!" suara asing memanggil namanya dengan toak. Hyunjin tahu sekali mereka sedang memaki maki Hyunjin di luar sana. Hyunjin hebat dalam bahasa Inggris—untuk bahasa kotornya saja.
Hyunjin buru buru menyingkirkan tangannya dari pintu. Jantungnya berdetak dengan cepat. Bukan—dia tak sedang jatuh cinta lagi. Dia hanya terlalu takut—maksudnya gugup. Boss Hyunjin sedang tidak ingin berurusan dengan ajal secepat ini.
Memutar arah—Hyunjin putuskan dia keluar dari pintu belakang saja. Tapi seorang lelaki menahan langkahnya. Hyunjin siap mengeluarkan sumpah serapahnya. "Sorry, you have a match?" tapi tidak jadi.
Mata Hyunjin melotot tak percaya. Dia sedang berhadapan dengan mahluk Tuhan. Orang itu memiliki wajah dengan proporsi sempurna. Intinya tampan di atas rata rata. Hidung mancung, mata bak rubah, bibir merah. Dia berbeda, tidak hanya mengandalkan putih dan bola mata biru. Hyunjin bisa melihat bola mata manusia tampan itu berwarna hitam bersinar. Belum lagi senyuman aduhai.

KAMU SEDANG MEMBACA
TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]
FanficChan itu normal, punya istri cantik dan anak lucu. Namun, semua berubah sejak Hwang Hyunjin--si pembuat onar--mengobrak-abrik hatinya. [Cerita ini merupakan Remake dari judul serupa dengan tokoh berbeda.]