Sepuluh

669 66 2
                                    

Jisung meringis. Wanita berparas menawan dengan bibir semerah tomat itu terlihat khawatir dengan keadaan Hyunjin kecilnya—selamanya Hyunjin adalah bocah nakal yang manis di matanya—meskipun kenakalann Hyunjin sudah diluar batas kewajaran. Hyunjin berteriak teriak kesetanan ketika Minho memijat bagian pinggangnya.

Jangan remehkan Minho.

Dirinya memang bukan tukang pijit professional ataupun seorang ahli tulang sejenisnya. Dia tetaplah seorang ayah, apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang ayah demi anaknya. Meski anaknya sejenis Hyunjin.

"Ceroboh! Kau berjalan tidak pakai mata!" Minho mencoba memarahi Hyunjin—memberitahukan anaknya dengan cara yang sedikit kasar tentang kesalahan Hyunjin. Tapi, sesungguhnya itu merupakan bentuk perhatiannya. Minho memang tidak mampu berbicara lembut pada Hyunjin. Sudah kepalang gengsi.

Hyunjin mendesis. Namun, dia tidak menangis walaupun sakitnya setengah mati. Hyunjin itu anak nakal. Dan sialnya dia laki laki. Jadi menangis untuk sesuatu yang sakitnya setengah mati adalah hal yang nyaris mustahil untuk Hwang Hyunjin. "Mana ada manusia yang berjalan pakai mata, yang benar pakai kaki!" Hyunjin terpekik ketika Minho menekan bagian pinggangnya yang memar. "PAPA!!"

"Makanya jangan nakal Hyunjin!" ini nasihat manis dari ibunya. Kata kata yang selalu diucapkan Jisung sejak Hyunjin melakukan kenakalan pertamanya—melempar sendok bayinya pada Yeji dan dia kualat sendiri karena sendoknya di buang sang kakak ke luar jendela.

"Apakah berjalan di dapur termasuk kenakalan?"—Hyunjin membela dirinya. Dia selalu mencoba membela dirinya, sejak dia bayi. Ketika kenakalan pertamanya terjadi juga. Hanya saja ketika itu dia hanya bisa mengucapkan 'da da da daa daa' sehingga tidak ada yang mendengarkannya.

Minho tidak berkomentar apapun kali ini. Anaknya itu memang keras kepala, sekeras kepala istrinya. Minho tidak akan pernah menang dari Jisung dan hukumnya mutlak untuk pewarisnya juga. Minho takkan menang dari Hyunjin, meski dia bisa membentak, memarahi, bahkan mengusir Hyunjin kalau untuk memukul dia tak mampu. Dia masih lelaki yang tidak suka main pukul.

"Hyunjin, are you ok?" suara manis diselingi isakkan terdengar. Hyunjin melirik Daniel—pemilik suara manis yang kini berada di gendongan Chan. Setelah mengusahakan agar si kecil itu menutup mulutnya tentang makan memakan, Chanlah yang mengambil alih Daniel dari Hyunjin—menenangkan anak itu hingga dia tidak menangis lagi. Wajahnya memerah dan matanya terlihat membengkak—terlihat menyedihkan. Tapi karena dia berada di gendongan Chan, Hyunjin jadi salah fokus. Hyunjin jadi melihatnya ke arah wajah tampan Chan yang sedang menatapnya khawatir.

Daniel mengeratkan pelukannya pada leher Chan ketika tidak mendengar jawaban dari Hyunjin. Dia sedih. Daniel sedikit takut kalau Hyunjin akan pergi darinya seperti Yeji. Bedanya, Daniel tidak tahu apa salahnya pada ibunya itu sementara pada Hyunjin—Daniel mengecewakan Hyunjin karena menuduh Chan sebagai Dinosourus pemakan manusia. "Daddy~" Daniel kembali merengek, menarik lengan baju Chan agar Chan membantunya. Dia ingin Hyunjin berbicara padanya. Kenyataannya, Hyunjin panas dingin kalau seandainya kata kata tidak senonoh polos keluar dari bibir semerah darah yang mirip dengan bibir Chan itu.

"Danny pasti terkejut karena Hyunjin terjatuh di depannya?" Jisung mencoba mengelus kepala Daniel. Cucunya itu terlihat sedikit trauma. Dia berpikir untuk membawa Daniel ke psikiater atau sejenisnya agar cucunya itu tidak mengalami apapun yang bisa membuat kesempurnaannya menurun. Bagaimanapun Jisung sudah bersumpah dalam hatinya kalau dia harus membuat Daniel seperti cucu ratu Inggris. Dia harus seperti bangsawan. Beruntung, Yeji pintar memilih pria tampan dan pintar untuk memenuhi prasyarat bibit unggul.

Hyunjin cepat membalik tubuhnya. Agak takut saat Daniel akan menjelaskan kalau dia salah paham soal adegan makan memakan, bisa mati Hyunjin. Daniel mengangguk. Dia kembali menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher Chan. Hyunjin mendongak, menemukan wajah Chan yang tersenyum padanya.

TROUBLEMAKER (ChanJin) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang