Austin menaiki pagar kayu halaman belakang dengan mudah meninggalkanku diluar, seharusnya aku dulu. Dia hanya menjulurkan tangan dari dalam
"Cepatlah Shleyy!""Seharusnya kau membantuku naik dulu!" Sangat sulit berpijak untuk perempuan sepertiku karena ujung pagar tajam.
Tiba-tiba ia menunjukkan bagian tubuh dari kepala sampai perut, menjulurkan tangan untukku
"Lompat yang tinggi dan pegang lenganku yang erat"Aku melompat ditempat sembari memegang lengan atasnya, Austin melakukan hal yang sama kepadaku. Lalu ia menarik tubuhku begitu saja menyebabkan kakiku hampir berdarah.
Kami jatuh bersama, tapi Austin di atas kursi. Aku beranjak dari tanah mengelus pundak kanan serasa seperti tergelincir.
Mengintip sedikit dari balik pagar.
Sialan mereka mengikuti kami sampai depan gerbang kompleks.Kami terpaksa berpencar, dan-- blok pertama sudah berantakan. Aku tak melihat seorang pun disana, hanya kain menempel dan huruf bergambar di depan pintu setiap rumah. Rasanya seperti mimpi menjadi kenyataan.
Aku hanya penasaran kenapa militer tak mengungsikan pelajar dahulu.Kami masuk ke dalam rumah tanpa suara, memeriksa setiap sudut bahwa rumah ini masih aman.
Allison mendekatiku dengan ekspreksi tak bersahabat, dia menggigit kaos kakiku dam berusaha menaiki tas yang ku bawa. Ayolah disini tak ada whiskas.Aku menurunkan tas dan membongkar apa yang kami temukan. Austin mengerut
"Ada vixal untuk apa??".
"Membersihkan matamu""Aku tak bercanda."
"Memangnya ekspreksiku seperti sedang melawak?"
Aku mengambil radio kecil "Kau tau bagaimana cara menggunakannya?"
"Ini.... eumm tinggal pencet tombol kecil atas dekat tiangnya.. kurasa ini tak berguna untuk komunikasi""Tak apa, berharap saja ada sinyal pemerintah yang nyasar" Rasanya putus asa.
"Um Austin?"
"ya?"
"Bagaimana jika kau tinggal di kamar depam dan aku di loteng?. Aku tau tak adil, tapi aku butuh privasi dan kita masih bisa sama-sama memata-matai lingkungan luar.""Baiklah, aku tak keberatan"
"Dan jangan keluar tanpa izinku...untuk membantu seseorang"Aku pergi ke kamarku dan naik ke loteng bersama Allison. Mengeluarkan apa yang ku punya di plastik klip.
Aku membuka buku IPA mencari gambar anatomi tubuh manusia, saatnya masuk ke mode 'genius'.... Pupil mata memutih, kornea memerah, mengeluarkan lendir, darah mengental, bekas keunguan, bisa selamat jika diam mematung, mengikuti perilaku kita, tidak bisa membaca ...
Oke sekarang tak ada internet dan dimana aku bisa mencari ini gejala penyakit apa. Aku tak bisa hanya mengandalkan hipotesis diri sendiri. Aku tak suka cocoklogi tak masuk akal, lebih percaya Billie ellis lahir di nganjuk.
Lebih parahnya buku diaryku berisi 99,99% hal penting tertinggal dalam tas di sekolahan horor itu. Aku menambah gambar pada peta buatan tangan dan di titik mana akan bersembunyi jika mereka tiba-tiba menyerang.
Aku memutar pisau yang ku dapatkan dari salah satu tentara. Matanya hijau yang tegas. Tunggu, dia bukan orang lokal??-. Tubuhku sedikit keluar atap untuk meneropong. Kepulan asap wilayah lain yang agak jauh mengambil perhatianku.
Bergeser sedikit ke barat daya, satu wilayah dengan kepulan asap. Ke barat laut- selatan- semuanya sama. Apakah militer mengebom wilayah karantina???.
Aku berhenti meneropong ke arah sana, kembali ke kompleks ku yang masih sunyi menenangkan dan sangat hidup. Tiba-tiba satu benda menganggu yang mungkin menjawab mengapa tak ada tentara yang menjemput.
*****
"Kau lihat disini, disana dan disana.. semua atas rumah selalu dilewati kabel listrik yang panjang, walaupun rapi. Mereka tak akan menjemput warga sipil satu persatu karena itu.. Jika menggunakan kendaraan darat itu memungkinkan untuk daerah lain, bukan daerah kita yang jalanan di blok oleh kendaraan"
"Lalu kita harus apa??" Austin menanggapi dengan nada malas
"berbuat sesuatu!. Bayangkan tiba-tiba datang penyitas yang jahat dan....! menculik kita, memasak tubuh kita dan memakan kita matang-matang-""Diam Shley! Aku malas mendengar imajinasimu" Ia menutup telinganya dengan bantal.
"Hey! aku memintamu mengawasi sekitar, bukan tidur santai!!"
"Aku manusia dan butuh istirahatt!"______
"Nyonya beneth bangun dari tidurnya dengan kondisi tak mengenali anak kecil yang berada di kamarnya sedang bermain. Anak Nyonya Beneth membawanya ke rumah sakit untuk melihat apa yang sedang terjadi kepada sang ibu, kasus apakah itu?"
Aku melipat tanganku di depan meja
"akibat pengendapan protein amiloid dan protein tau di dalam otak. Selama sakit berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Selama berjalannya waktu penyakit protein plak dan serat yang berbelit berkembang dalam struktur otak yang menyebabkan kematian sel-sel otak. Alzheimer."
Aku terbangun dari tidur siang kala mendengar jentikan jari dari mimpi. Aku mengintip dari atap mendengar tong sampah terjatuh dan segera turun dari loteng.
Pintu depan terbuka, Austin sudah diluar dengan satu pisau membujuk gadis remaja seumuran.
"Baiklah.. maju pelan-pelan aku tak akan menyakitimu. Kita akan sembunyi di rumah ini"Aku menepuk bahunya.
"Kenapa tak mendengarkanku agar tetap di dalam rumah?!""maaf tapi..... aku melihatnya"
"Aku tak akan menerimanya, ayo masuk!" Austin tetap diam
"Tidak""Fine! pergi selamatkan dia dan jangan tinggal di rumahku lagi, bawa semua yang kau dapatkan!"
"Ashley.. cuma kau yang paham di daerah ini. Menemukan perlindungan atau kita yang membuat perlindungan. Aku akan langsung membunuhnya jika agresif"
"dih, sok pahlawan"
Aku masuk namun tak menutup pintu.Austin masuk membawa gadis itu, memberinya jaket dan menenangkannya.
"Siapa namanya?""A- aga-tha.. lima belas tahun"
Aku melirik Austin "Kalian tidur disini tidak ada penolakan. Ingat janjimu, Austin".
*****
"eum.... Aku ingin jagung rebus untuk makan malam"
Aku menjitak kepala Austin
"Aku tak akan menghabiskan spirtus hanya untuk merebus jagung""Bagaimana denganmu anak baru?"
"Aku tak suka sayuran, atau apapun yang ada campuran vegan"
"Apa?? kita tak punya daging, menyusahkan saja" memutar bola mata.
"Tunggu, aku mengambil lima kornet tadi" Austin mengeluarkan isi tasnya
"Kita masak apa?""Tumis setengah matang" ujar anak baru
"fuck!"
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOKASE
Mystery / Thriller"Watch your back, watch your step" ** Bagaimana Ashley akan menjelaskannya secara awam? sedangkan ia memiliki segudang kemungkinan tentang penyakit ini?. Kepercayaan adalah salah satu hal yang paling penting saat ini, namun ia mudah mempelajari oran...