Taehyung melempar puntung rokok dari celah bibirnya ke selokan. Geraknya segesit kinerja manik mata yang menemukan eksistensi Rosé dari kisi-kisi pagar. Cewek itu berjalan mendekat sambil mengayun-ayun tas tote dalam genggaman kanan. Cengirannya yang terulas lebar membuat Taehyung otomatis membalas dengan cara serupa. Dia mengasongkan helm yang semula didekap. "Udah makan?" tanyanya.
"Belum dwooong," jawab Rosé. "Mau jalan kok makan dulu, rugi lah." Fokusnya tertuju pada kunci helm yang sulit dibuka. Bibirnya monyong-monyong.
Taehyung memperhatikannya sejenak sebelum kemudian membantu. Begitu pelindung kepala terpasang, terkunci, ceweknya naik ke boncengan, melingkarkan lengan di pinggang, dan dagunya nangkring di bahu Taehyung hingga helm mereka berbenturan, baru dia bertanya, "Mau makan di mana?"
Jawabannya woyajelas, "Terserah."
"Terserahnya tuh di mana?"
"Ya terserah." Pundak Rosé naik-turun. "Bebas."
"Nasi goreng?"
"Aku lagi diet karbo."
"Ayam geprek?"
Rosé mencibir. "Kamu kan cemen sama cabe."
"Tapi kalo kamu emang mau, ya makan itu aja," ucap Taehyung.
"Enggak usah."
"Ya terus mau apa?"
"Terserah."
Taehyung mati-matian menelan umpatan supaya tidak keceplosan lalu berujung Rosé mendampratnya dan mogok bicara seminggu. Amit-amit. Jadi, ditatapnya cewek itu lewat kaca spion sembari mengulas senyum lebar disertai raut antusias yang kaku. "Ah, sekarang aku punya ide mau ngajak kamu kemana," katanya, padahal bohong.
"Kemana?" Alis Rosé terangkat dua-duanya.
"Coba tebak!"
Alis Rosé turun lagi. Kali ini saling bertautan hingga kulit kening ikut mengeriput. Bibirnya mengerucut ke samping. "Kalo kamu ngajak tebak-tebakan kayak gini ...," matanya menyipit, "pasti mi yamin Pak Daesung."
"Betul!" sahut Taehyung, masih sok antusias. "Kok tahu sih?" tanyanya, pura-pura kaget.
"Ya iyalah kamu pasti ngajak aku ke sana, mi yamin Pak Daesung kan favorit aku," jawab Rosé. Dia lalu mulai menjabarkan tambahan apa-apa saja yang dirasa paling pas sebagai pendamping menu kesukaannya itu. Mulai dari ekstra sawi, pangsit goreng, serta dua sendok sambel yang pedasnya nonjok.
Diam-diam, Taehyung menghela napas lega. Dikiranya, perkara menu makan malam mereka kali ini sudah ditentukan. Dia mengangkat standar motor, jemarinya sudah siap siaga untuk memutar kunci kontak. "Jadi, makan di sana, nih?"
Rosé malah merotasikan bola mata sambil mendengus. "Kamu enggak denger tadi aku bilang apa?" hardiknya. "Aku lagi diet karbo. Ya percuma dong aku nggak makan nasi, tapi masih makan mi! Ah kamu mah, enggak pengertian banget."
ASDFGHJKLZKSNWNDKWOQ.
Sebenarnya Taehyung udah keluar tanduk, tapi masih disabar-sabarin. Ditanyakannya lagi dengan penuh penekanan di tiap kata, "Ya udah ... terus ... jadinya ... mau ... apa ... Cantikku? Hm?"
Dan pacarnya yang paling cantik paling pintar paling baik dan paling paling paling itu tentu saja menjawab, "Terserah."
"YANG, KITA GELUD AJA, KUY LAH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Dari Tiga
FanfictionKencing 1000 Mandi 2000 Alabyu 3000 sunscreamin, 2020.