Rosé pindah.
Apa!? Pindah ke lain hati!?
Woyajelas bukan. Mana mungkin juga seorang Roseanne yang sudah diperbudak cinta-nya Taehyung sejak zaman SMA (di mana keduanya masih berupa oncom bulukan sampai sekarang sudah macam tahu Sumedang) itu berani pindah haluan.
Rosé tuh ya, kulitnya aja yang keras; suka sok-sokan nggak peduli dan jyjyque tingkat dewa sama tingkah pacarnya yang rada sableng, padahal dalamnya sih ... ambyar! Macam bungkusan nasi Padang yang karetnya pegat.
Kalau nggak percaya, mana mungkin mereka masih langgeng sampai sekarang? Hayooo.
Jadi, konteks Rosé pindah di sini berarti; Rosé pindah tempat tinggal. Dari kos-kosan lama ke indekos baru yang jaraknya lebih dekat ke kampus dan fasilitasnya lebih oke.
Makanya, sepagian ini, cewek itu riweuh mengurus keperluannya yang mesti diangkut dari sana ke mari. Sibuk deh pokoknya! Setelah membereskan kamar kos lama, giliran kamar baru yang harus dirapikan sampai rapi serapi-rapinya. Jangan tanya capeknya kayak apa! Rosé sudah seperti orang terindikasi mengi ketika menggelesot di lantai buat mengambil istirahat barang beberapa jenak.
Dan Kim Taehyung ... Ouh, tentu saja cowok itu harus ada gunanya, Sahabat. Buat apa punya pacar kalau nggak bisa dimanfaatkan?
Maka, menggunakan senyum semanis madu dan mata berkedip-kedip lucu, Rosé meminta bantuan cowoknya buat memindahkan letak lemari, rak buku, kasur, dan lain sebagainya; sementara dia memberi semangat dengan iming-iming sebotol Pocari Sweat dingin yang diminumnya di hadapan Taehyung menggunakan gaya aktris di iklan. Jakun Taehyung praktis naik-turun tatkala melewati Rosé yang meneguk minum disertai satu desah nikmat di akhir. Nista emang.
Taehyung nyaris modar rasanya. Setelah bolak-balik membawa kasur dan rak dari pick up di depan jalan ke dalam rumah kos, sekarang giliran lemari tiga pintu yang harus digotongnya bersama Chanyeol, abang Rosé. Ke lantai atas! Mampus, nggak, tuh!?
Sudah begitu, seakan semesta memang berkonspirasi buat membikin kedua bujang itu sengsara, undakan anak tangga yang membawa ke lantai dua itu pendek-pendek dan banyaknya minta ampun. Buset deh! Taehyung benaran tepar sesampainya di kamar Rosé. Matanya mendeliki si Mbak Pacar yang berjongkok di sisi badannya sambil cekikikan.
“Masa baru begitu doang udah tepar,” cibir Rosé, “payah!”
“Lemari kamu tuh segede bagong, berat ampun-ampunan, terus dibawa naik tangga sebegitu banyaknya. Gila. Rontok semua nih tulangku!” rutuk Taehyung sambil beranjak duduk untuk menerima botol minuman ion pemberian Rosé. Nggak tanggung-tanggung, tiga per empat isi botol langsung terjun mengaliri tenggorokannya dalam sekali tegukan.
“Iya deh. Maaf dan makasih udah ngerepotin dan bersedia direpotin.”
“Tulangku rontok.”
Rosé memicing mendengarnya. Yang tadi juga kedengaran kali, masih harus diulang lagi apa? Lebay. “Terus aku harus gimana? Beliin kamu Anlene biar tulangmu kuat?”
“Pokoknya, aku mau tukeran tulang.”
“Aku juga beberes terus, lho. Tulangku—”
“Aku jadi tulang punggungmu; kamu jadi tulang rusukku. Aciat ciat ciat.”
“NAJEES. INGKAH SIAH, ANJING!”
Yang terakhir itu Chanyeol, btw.
Siapa sangka aku bakal update book cringe ini lagi wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Dari Tiga
FanfictionKencing 1000 Mandi 2000 Alabyu 3000 sunscreamin, 2020.