Cold Night

348 12 8
                                    

Suara musik keras membangunkan Emily.

Gadis itu membuka mata dan mendapati dirinya masih berada di tempat sama saat dia tertidur, bar tempat kerja teman Walter. Tapi yang membedakan, meja- meja cafe tempat dimana Emily duduk sekarang sudah penuh dengan sekumpulan orang yang mengobrol dan tertawa sambil meminum beer. Ketika Emily bangun, tidak sedikit dari mereka yang melirik Emily dengan heran, sebelum mereka kembali ke obrolan masing-masing.

Emily merasa ingin menangis sekarang. Dia masih bingung kenapa matanya langsung terasa berat sesudah dia meminum lemon tea tadi. Dia takut ada orang yang berniat jahat kepadanya dan selama dia tertidur apakah ada orang yang berbuat tidak-tidak padanya. Emily merapikan bajunya dan melihat sekelilingnya dengan wajah panik. Salah satu lelaki di meja kiri Emily terkekeh melihat ekspresinya, membuat Emily semakin panik dan ketakutan. Dia takut karena sekarang dia berada lumayan jauh dari guest housenya. Seharusnya dia langsung pulang saja.
Sial, dimana Walter? Teganya dia meninggalkan aku disini. Pikir Emily. Dia berdiri dan menuju ke bagian depan tempat itu, disitulah barnya. Dia mencari sosok Walter dan betapa leganya Emily menemukannya sedang berbicara dengan bartender, yang adalah temannya, dengan minuman alkohol di hadapannya. Emily langsung menghampirinya dengan kesal.

"Kenapa kau membiarkanku tertidur di belakang sana?!" Tanya Emily dengan nada sedikit keras. Walter yang langsung menoleh ke arahnya terlihat kaget.

"Oh hai Emily, kau sudah bangun rupanya. Ayo minum denganku. Oh, dan ini Charlie, temanku" Ujarnya memperkenalkan Emily ke temannya. Emily yang masih kesal menjabat tangan Charlie cepat dan tersenyum tipis, setelah itu menoleh ke arah Walter lagi.

"Aku sudah bilang aku tidak minum alkohol. Bisakah kau antar aku pulang sekarang Walter?" Tanya Emily dengan cepat.

"Kenapa kau terburu-buru seperti itu Emily. Bersantailah sedikit bersamaku" Kata Walter yang memegang paksa tangan Emily. Emily langsung menarik tangannya kembali. Ia tahu bahwa Walter sudah mabuk sekarang.

"Aku mau pulang sekarang, please" Kata Emily merasa panik. Kini ia yang menarik lengan Walter. Charlie hanya terkekeh pelan melihat Emily.

"She can't wait for tonight, Walter" Ujarnya di sela-sela tawanya, membuat Walter ikut tertawa pelan. Emily tahu apa maksud Charlie tadi. Gadis itu semakin kesal sekarang.

"Okay okay let's go. Thanks bro" Ujar Walter ber-high five dengan Charlie dan beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan ke arah pintu belakang, tempat Emily dan Walter masuk diikuti oleh Emily.

Setelah keluar, hawa dingin kota London menusuk ke tulang-tulang Emily yang memakai jaket tipis. Gadis itu melihat ke arah jam tangannya, waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam, membuat Emily tercekat, sekaligus sedikit takut. Gang dimana Walter dan Emily berjalan ini begitu gelap dan sepi, tidak terlalu terdengar lagi keramaian seperti ketika mereka datang. Tentu saja, semua orang mungkin sudah tertidur di rumah masing-masing. Dan sekarang Emily merasa panik karena ia tidak pernah pulang selarut ini. Apalagi di kota yang baru bagi Emily.

Emily menghembuskan napas dengan perlahan, mencoba menahan rasa di jantungnya yang terus berdebar kencang setiap kali kaki Emily melangkah. Ia melihat punggung Walter yang terlihat sedikit terhuyung-huyung akibat mabuk.

Mereka berdua berdiam diri selama berjalan di gang, dan Emily melihat Walter berbelok ke kiri, yang ternyata ke arah jalan raya. Tidak ada mobil yang melaju di jalan tersebut. Sepi sekali. Emily lalu tersadar bahwa jalan kembali menuju mobil yang diparkir Walter bukan jalan yang mereka lewati saat ini, alias berlawanan arah.

"Kita salah jalan Walter. Mobilmu diparkir disana kan?" Tanya Emily menunjukan jalan di belakangnya. Walter tetap berjalan di depannya, seakan tidak mendengar Emily berbicara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang