Emily berusaha untuk tidak memikirkan apapun selain pelajaran sekolah.
Rasa suka terhadap seseorang membuatnya tidak bisa berkonsentrasi, begitu pula urusan pertemanan. Peristiwa beberapa hari yang lalu dengan Zac membuatnya susah tidur. Emily ingin melupakannya, tapi terlalu sulit. Membuatnya kesal terhadap dirinya sendiri karena selalu memikirkan itu. Emily terdiam dan memejamkan mata. Kenangan dulunya kembali muncul di pikirannya.
***
"Hey Emily, aku ingin memberitahumu rahasia" Ucap Raisa, sahabat SMPnya, ketika mereka berdua berada di kelas Raisa pada jam istirahat. Saat itu Emily kelas 9 dan beda kelas dengan sahabatnya itu.
"Rahasia apa?" Tanya Emily penarasan.
"Berjanjilah kau tidak akan memberitahu siapapun" Kata Raisa lagi, sambil meminum ice milo-nya.
"Okay janji" Jawab Emily tersenyum. Saat itu sahabat baiknya adalah Raisa. Raisa sering menjadi korban bully hampir semua siswa sekolah itu karena dia pernah melapor guru bahwa semua siswa di kelasnya selalu bekerja sama saat ulangan.
Mulai sejak itu dia dijauhi teman-teman sekelasnya, dan berita 'tukang ngadu' mengenai Raisa dengan cepat menyebar ke seluruh angkatan sekolah. Alhasil, dia selalu dimusuhi, dibully, mulai dari ucapan sampai fisik. Tapi, Raisa tetap tenang menghadapinya. Walaupun Emily tahu dia sangat sakit hati diperlakukan seperti itu, hanya karena kejujurannya. Bagaimanapun, Emily sangat setuju dengannya. Dia merupakan tipe siswa tidak suka menyontek. Jadi, Emily tetap setia menemaninya, hanya Emily, walaupun hal itu membuat teman-teman Emily yang lain menjauhinya. Emily tidak peduli. Dia sangat mengerti perasaan Raisa.
"Aku suka Verdian" Ucapnya. Mendengar nama itu, Emily shock. Dari awal masuk SMP, Emily sudah suka dengan cowok itu, tapi dia tidak memberitahu siapapun, bahkan Raisa. Verdian tipe cowok yang sedikit misterius, pendiam, tidak pernah membuat onar, rajin serta pintar. Benar-benar disukai Emily. Dan dari fisiknya, dia tinggi, sedikit kurus, dan tampan. Hobinya yang selalu mendengarkan musik dari headsetnya membuatnya semakin menarik di mata Emily. Dan sekarang sahabatnya suka pada cowok yang sama? Emily tidak tahu apa yang akan dilakukannya.
"Oh ya? kalian pasti terlihat cocok bersama, apalagi sekelas kan?" Goda Emily tersenyum. Raisa tersenyum balik sambil merapikan rambut hitam pendeknya.
"Menurutmu dia bisa suka padaku tidak?" Tanyanya, terlihat kekhawatiran di matanya. Mungkin dia berpikir bahwa Verdian juga menjauhinya.
"Pasti, aku bantu deh" Jawab Emily terlihat senang, walaupun hatinya sedikit sakit menerima kenyataan bahwa dia juga suka dengan Verdian.
Hari-hari berlalu, Raisa semakin suka pada cowok sekelasnya itu. Emily sadar Raisa tidak serajin dulu, nilainya mulai turun. Jatuh cinta sudah membuat semua berubah. Emily berusaha membuang perasaan sukanya pada Verdian demi sahabatnya itu. Emily juga mencoba membantunya dekat dengan Verdi, tapi sulit. Verdi juga pendiam, dia tidak peduli dengan orang disekitarnya. Dan Emily tidak suka cara dia menatap Raisa dengan jutek, bahkan berusaha untuk menjauh, seakan Verdi sudah tahu kalau Raisa suka dengannya. Dan memang benar itu terjadi.
Waktu itu hari Senin, seperti biasa pada jam istirahat, Emily berkunjung ke kelas Raisa, dan melihat dari luar, ternyata Raisa sedang duduk lemas di lantai, dia habis muntah, terlihat dari makanan yang tumpah dari mulutnya, mengenai rambut dan bajunya, serta lantai kelas. Semua teman sekelasnya mengerubuninya, menutup hidung dan tertawa. Hanya Verdian yang tidak tertawa, tapi dari wajahnya dia terlihat kesal.
"Verdi, cepat bantu dia! Kan kamu pahlawannya!" Seorang siswa cowok pembuat onar mendorongnya maju ke arah Raisa, tapi Verdi menahannya.
"Ayolah! Kasian dia, lihatnya mukanya, dia mengharapkan pembelaan dari cinta sejatinya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
RomanceEmily Wellington adalah anak blasteran Inggris-Indonesia. Ketika dia sudah mencapai 17 tahun, ia harus pindah ke Inggris dan melanjutkan pendidikannya disana. Diatidak menyangka bahwa ayahnya telah mempersiapkan apapun yang dia butuhkan di Inggris...