New Student

698 61 7
                                    

Dalam hidup Emily, walaupun dia orang yang pendiam dan lugu, tapi ketika sudah dekat dengan teman barunya, dia bisa saja menjadi orang yang banyak omong, humoris, dan periang.

Bella adalah gadis yang periang, ramah, dan memiliki sangat banyak topik pembicaraan di kepalanya saat dia ngobrol dengan Emily. Emily sendirilah yang kebanyakan diam, butuh waktu untuk dekat dengan seseorang untuk bisa menjadi teman. Dia hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan Bella dan bertanya balik.

"Kenapa kamu bawa buku banyak sekali?" Tanya Bella heran sambil menatap novel-novel yang berserakan di kasur Emily, yang sengaja dia bawa karena belum sempat dibaca.

"Hmm, aku memang suka membaca. Kamu gasuka buku?" tanya Emily balik.

"Aku paling anti sama yang namanya buku. Shopping much better" Jawab Bella santai. Sudah sangat jelas roomatenya ini berbeda sekali dengan Emily. Emily sedang memakai kaos Nirvana kebesaran, salah satu band favoritnya, dan celana tidur panjang dengan rambut panjang coklat acak-acakannya yang diikat keatas.

Sedangkan Bella, dia sudah berganti baju dengan tank top berwarna putih dan short pink, jelas dia sangat feminin, dengan rambut panjang blondenya yang terlihat sangat halus. Emily jelas ingin percaya diri seperti Bella. Tapi susah untuk orang seperti Emily.

"Menurutku, membaca itu sangat membosankan. Tunggu, kau pasti siswa pintar di sekolahmu ya?" Tanyanya lagi.

"Eh hmm-" Sebelum Emily menjawab, Bella menambahkan

"Kau harus sering2 mengajariku ya haha" lanjut Bella. Emily ikut tertawa dan hanya mengangguk karena dia tidak tahu harus ngomong apa. Dia rasa Bella salah satu gadis populer, yang dikhawatirkan Emily karena takutnya teman-teman Bella tidak menerima dirinya sebagai teman baru, melainkan akan membully-nya seperti cewek-cewek populer kebanyakan. Sepertinya bukan kebanyakan, tapi selalu. Pikir Emily.

Handphone Emily berbunyi, ayahnya menelepon.

"Hello?"

"Hello Emily, how is it going?" Tanya ayahnya.

"Great. Aku sangat menyukai kamarnya" Emily tersenyum.

"Syukurlah. Ayah ingin memberitahumu bahwa kau akan sekolah besok" ujar ayahnya di ujung telepon.

Emily melonjak kaget. "What? Tomorrow? Bukannya harus diurus dulu?" Tanya Emily panik. Dia jelas-jelas belum siap menghadapi sekolah baru.

"Tenang saja, tante Mary sudah mengurusinya. Lebih cepat lebih baik kan?" Ujar Mr. Wellington.

"Hmm iya sih. Okay thank you dad" kata Emily, menutup teleponnya.

Oh tidak, kenapa harus besok? Pikir Emily. Dia belum menyiapkan apa-apa. Sebenarnya mentalnya-lah yang belum siap. Banyak orang bilang bahwa perilaku anak SMA di luar negri lebih buruk dari Indonesia. Mereka lebih... bebas. Bebas dalam artian pergaulannya berbeda. Salah satunya memperlakukan siswa baru. Emily belum siap untuk itu.

"Kenapa wajahmu murung begitu? Oh kau takut menghadapi suasana baru ya?" Tanya Bella yang sedang memerhatikan Emily sejak tadi, membaca ekspresi Emily. Wajah Emily selalu gampang ditebak jika dia khawatir dan gugup.

Emily hanya mengangguk.

"Tenang saja Emily, ada aku kan? Aku akan menemanimu" katanya lagi. Emily merasa lega, walaupun masih takut. Takut kehidupan di sekolahnya akan sama saja dengan dulu seperti dia SMP, ketika siswa kebanyakan menganggap dirinya freak, anak blasteran yang lugu, yang membuat kepercayaan diri Emily hilang.

'Tidak, aku harus beradaptasi dengan semuanya. Kau sudah mempunyai teman Emily, tenang saja' batin Emily mengingatkan dirinya sendiri.

               ..................

WonderwallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang