Lama-lama rasa penasaran Emily diganti oleh rasa kesal. Emily merasa semua teman barunya menyembunyikan sesuatu. Walaupun Emily tahu itu bukanlah urusannya, tapi dia tidak bisa menjadi teman dari Walter dan Bella secara bersamaan. Itulah alasan yang membuat Emily terus memikirkan masalah mereka. Ada saja orang yang sampai sejahat itu hingga membuat Walter dijauhi satu sekolah, padahal Walter orang yang baik, Emily yakin.
Di dalam hatinya, selain Emily kecewa karena Zac meninggalkannya tadi, ia juga sedikit merasa bersalah karena memaksanya bercerita tentang masalah yang tidak perlu Emily tahu. Emily rasa masalah Zac dengan Walter adalah masalah serius. Karena setiap kali Emily mengucapkan nama Walter pada Zac, ataupun sebaliknya, mood mereka tiba-tiba berubah. Seakan-akan mereka adalah musuh lama yang siap memukul satu sama lain saat berpasasan. Mungkin itu yang bisa Emily simpulkan sekarang.
Mungkin Kelly benar. Masalah antara mereka berdua ada kaitannya dengan mantan Zac. Pikir Emily, mengingat apa yang Kelly beritahu padanya di kamar mandi restoran sekitar seminggu yang lalu. Tapi Emily belum tahu pasti. Bisa saja Kelly hanya mengada-ada. Emily bisa lihat dari wajah Kelly bahwa dia sering berbohong.
Kuharap Walter bisa memberitahuku yang sebenarnya. Pikir Emily lagi. Ia terus berjalan dan tiba-tiba,
'Buk!' Emily sampai menabrak seorang cewek karena sangat sibuk berdebat di pikirannya sendiri hingga tidak memperhatikan jalan. Kertas-kertas tugas yang dibawa orang itu jatuh berserakan."I-I'm so sorry" ucap Emily sambil membantunya mengambilkan kertas-kertas itu.
"No, it's okay" Jawab cewek itu dengan ramah. Setelah itu, mereka itu berdiri.
"Thanks. Permisi" katanya langsung melewati Emily. Cewek itu terlihat sedang terburu-buru.
"Hey!" Seru Emily pada orang itu, hingga ia berbalik.
"Have you seen Walter?" Tanya Emily. Ia sebenarnya tidak tahu cewek ini mengenal Walter atau tidak. Tapi dia menjawab,
"Oh, dia di depan gerbang. Berbincang dengan kepala sekolah. Huh membosankan sekali ya" Jawabnya sambil memutar bola matanya. Emily tidak begitu yakin dia berkata membosankan karena bercanda atau tidak, mungkin dia serius. Karena Walter dibenci satu sekolah, tidak ada yang peduli dengannya. Cewek itu lalu melambaikan tangannya pada Emily sebelum akhirnya mulai berbalik dan berjalan cepat.
Emily berjalan ke depan gerbang sekolah. Benar saja, cowok itu sedang berbicara dengan kepala sekolah. Emily menunggu di belakangnya hingga kepala sekolah pergi. Walter berbalik dan terkejut melihat Emily datang.
"Oh hey Emily. Kukira kau jadinya langsung pulang" sapanya.
"Hey. Tidak, aku sudah janji padamu kan? Btw, ada masalah apa dengan kepala sekolah? Kau bertengkar dengan seseorang?" Tanya Emily. Dia hanya bercanda. Emily rasa Walter bukan orang yang mudah terpancing emosinya, tidak seperti Kevin, dan juga Zac.
Zac lagi. Pikir Emily. Akhir-akhir ini tiap kali ia memikirkannya, rasa penasaran dan juga rasa bersalah menimpa Emily. Susah sekali untuk melupakannya. Walter terkekeh mendengar ucapan Emily."Of course not. Hanya tugas kegiatan organisasi saja" katanya tersenyum. Dia memperbaiki letak kacamatanya yang menurun, dan memperhatikan Emily.
"Are you okay?" Tanyanya. Emily mengangkat alis.
"What? Aku baik-baik saja. Memangnya kenapa?" Jawab Emily. Gadis itu sedikit ragu atas jawabannya sendiri. Sebenarnya dia sedang banyak pikiran. Masalah antara Zac dan Walter yang membuatnya resah selama bersekolah disini.
"Tidak apa-apa. Kau terlihat... lesu. Tapi sudahlah, Ayo" ajaknya. Mereka berdua berjalan ke arah tempat parkir. Saat mereka berjalan bersama-sama, siswa-siswa yang lain mengamati Emily dan Walter secara bergantian. Ada yang berbisik, ada yang mencolek temannya agar melihat mereka berdua, sampai ada yang menertawakannya. Emily benci hal seperti itu. Ingin sekali ia berteriak untuk memberitahu mereka agar tidak berperilaku seperti itu. Emily mencoba balas melihat mereka semua dengan sinis. Walter? Dia menghindar, tidak menghiraukan mereka. Emily dan Walter berjalan dan berhenti di depan sebuah mobil berwarna hitam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
RomanceEmily Wellington adalah anak blasteran Inggris-Indonesia. Ketika dia sudah mencapai 17 tahun, ia harus pindah ke Inggris dan melanjutkan pendidikannya disana. Diatidak menyangka bahwa ayahnya telah mempersiapkan apapun yang dia butuhkan di Inggris...