Bab 01
Jadi Istri Saya“Jadi istri saya.” Pria bermata teduh itu berseru, ada kesan kaku di sana, namun aura ketenangan entah bagaimana bisa selalu melekat dengannya.
Sementara itu, berbeda dengan si gadis—Tashima—yang ditanyai. Sendok berisikan kuah rawon yang masuk ke mulut Tahsima seketika keluar sempurna dari sana, membahasi wajah Alex dalam satu serangan. Mata gadis yang bulat itu, semakin melebar dengan bibir terbuka setengah. Demi apa....
Amal ibadah, dan berbuat baik apa yang telah Tahsima lakukan di kehidupan sebelumnya sehingga dari beribu-ribu pertanyaan yang bisa pria itu tanyakan, kalimat itu yang ia pilih?
“Astagfirullah! Gue juga kaget, anjir! Tapi kagak gini juga!” Alex segera menarik tisu di atas meja, segera ia menghapus sumburan kue dari wajahnya. “Mana pedes lagi, campur bau jigong lo. Gue santet juga elo!”
“Alex?” Suara bariton itu kembali berseru, memperingati adik bungsunya itu untuk tidak kasar.
“Ahaha ... Om Alek basah, Ayah!” anak laki-laki yang duduk di samping Tashima dengan kuah bakso tertawa senang melihat penderitaan omnya.
“Iya, sorry Mas.” Nyali Alex menciut, meskipun begitu ia masih saja melotot kepada Tashima.
Kini padangan pria itu tertuju pada sang anak. “Makannya hati-hati, Raka.” Raka—nama anak kecil itu—mengangguk paham dan kembali sibuk dengan makanannya.
Buru-buru Alex berlalu dari tempat duduk, dan mencari air di sekitar untuk membasuh wajah, terutama matanya yang kepedesan. Tidak henti-hentinya ia mengumpat atas kelakuan Tashima kepadanya.
Kini hanya tersisa Tashima, Raka dan kakak Alex, ayah Raka, duda satu anak, pria yang baru saja melontarkan kata-kata yang mengguncang ketenangan batin dan hati Tashima. Gadis itu menyapu bibir dengan tisu. Mencoba untuk tetap tenang walaupun detik itu, ia ingin melompat-lompat seperti ikan yang ditangkap. Okay, abaikan.
“Saya tau kamu baru lulus SMA. Mungkin .... Ah pasti ini pertanyaan yang lancang dan maaf, dibahas di tempat seperti ini. Tapi saya nggak ada waktu lagi, kalau kamu mau, Minggu depan kita nikah, dan kamu ikut saya ke Amsterdam.”
Tahsima meneguk saliva sendiri. Keinginan hati berkata, ‘iya, nggak papa Abang, dedek terima dengan sepenuh hati!’ namun otak berkata lain. ”Mas Gerald seriusan? Ini nggak lagi ngeprank sambil lihat ke kamera gitu kan?”
Mata Tahsima melirik ke sekitar, siapa tahu Gerald memang merambah ke dunia per-youtube-an dan menjadi konten kreator yang hobi membuat prank tidak jelas?
Menggeleng kuat-kuat kepalanya. Mana mungkin pria sekaku semen dan sedingin kutub selatan melakukan hal semacam itu? Lagi pula sejak kapan Gerald melakukan hal itu? Tidak mungkin. Tashima jamin itu. Melirik Gerald yang sejak tadi menatapnya, Tashima salah tingkah. Alhasil gadis itu meneguk jus jeruk yang tersisa sedikit.
“Saya serius.”
Gerald mana mungkin bermain-main dengan kata-katanya tadi. Tahsima tahu itu, hanya, terlalu delusi untuk dirinya. Jika boleh, ia akan mengiakan detik ini pula, namun lebih baik lagi jika ia sedikit jual mahal, atau terkesan menimbang-nimbang dulu bukan?
“Nggh. Bisa kasih waktu besok aja kan, Mas?”
“Baik.” Setelah itu, suasana kembali hening dan canggung.
“Istri apa?” Anak berusia 3 tahun itu bertanya setelah suasana hening, bakso ditangannya segera ia lahap setelah bertanya.
Tashima menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal, ia melirik Gerald karena bingung dan malu menjawab pertanyaannya. Ya, gila saja, Tashima bahkan masih linglung untuk mencerna keadaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiba-tiba Menikah [Duda Dan Si Gadis] ✓
Romance"Jadi istri saya?" Tashima tidak menyangka bahwa suatu hari nanti, satu kalimat sederhana itu akan keluar dari bibir Gerald, kakak dari sahabatnya, Alex. Menerima tawaran pernikahan dadakan Gerald dengan senang hati, Tashima berpikir ia akan mener...