Bab 22 || Pertengkaran di Pagi Hari

1K 93 16
                                    

[a.n: haii, guys! Wkwkwk update ya. besok-besok aku update jam 6 sore aja, kali ya? Atau jam 7 malam. Kalau pagi atau subuh, aku ketiduran terus ahahah.

Bab ini, agaknya ribet. Jadi kalau ada yang kalian bingungin, tanya aja, ya! Kasih kritik dan saran juga enggak papa, kok. ^^

p.s: Jangan lupa untuk vote, komen, dan share cerita ini ke teman-teman kalian, ya.]


Bab 22
Pertengkaran di Pagi Hari

Tashima mematikan kompor, kemudian buru-buru membuka pintu apartemen ketika seseorang di luar sana mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Pagi-pagi seperti ini, siapa yang berkunjung? Tidak mungkin Alex, karena cowok itu akan langsung masuk ke apartemen tanpa mengetuk pintu. Ia tahu password tempat ini.

Pintu terbuka, dan tampaklah seorang wanita berpakaian rapi, lipstik merah merona, dengan make up all out yang tampak membuat ia bertambah cantik. Tidak lupa lekukan baju yang indah mengikuti bentuk badannya. Namun, mengapa ia ada di sini pagi-pagi sekali? Darimana ia tahu apartemen ini? Apa Gerald yang memberitahu kepadanya?

Tashima mau tidak mau, harus memaksa diri untuk tersenyum, walaupun ia tidak baik-baik saja. Rasa menyedihkan itu kembali merayap di hatinya. Apa tadi malam kesialannya masih kurang, sampai-sampai pagi ini ia harus berhadapan dengan wanita itu lagi?

“Kamu?” Wanita itu, Tasya menatap heran Tashima yang memakai celemek, rambut diikat asal, dan wajah yang masih kusam karena belum mandi atau mencuci muka. Perbandingan istri dan mantan istri yang jauh berbeda.

“Iya, Kak. Masuk dulu, kak?” tawar Tashima setengah hati. Ia tahu perkataan ini pasti akan disesalinya nanti. Namun tidak mungkin kan, ia membiarkan Tasya di luar. Itu bukan attitude yang baik. Lagi pula, jika sudah tidak ada apa-apa di antara Tasya dan Gerald, makan seharusnya aman-aman saja, bukan? Ya, semoga saja.

Wanita itu pun masuk. Kepalanya bergerak dari kanan ke kiri, berputar satu kali dengan langkah tak menentu akan kemana, namun matanya terus meneliti apartemen ini. Seakan-akan mencari sesuatu.

“Di mana Alex? Bukannya kamu tinggal bareng Alex, kan? Kenapa pagi-pagi begini ada di apartemen Gerald?” tanya Tasya, mengangkat satu alis tajamnya itu. Ia lalu duduk di kursi sofa, menyilang kedua kakinya sambil mengumpulkan kedua tangannya di lutut. Kepala wanita itu mulai bergerak lagi.

Tashima meneguk salivanya. Jadi Tasya belum mengetahui kabar pernikahannya dan Gerald? Atau ia sengaja mengajukan permohonan itu? Kini Tashima bingung menjelaskan bahwa mereka telah menikah. Menggaruk tengkuknya, ia pun berseru. “Saya ke dapur dulu, ya, Kak. Kakak mau minum apa, biar saya buatkan.”

Mengibaskan tangannya. Tasya menjawab. “Enggak usa. Saya cuma mau ketemu Gerald dan Raka, saja. Mereka di mana, ya? Ini apartemen Gerald kan?”

Tidak berselang beberapa detik, pintu kamar utama terbuka, menampilkan Gerald yang menggendong Raka. Keadaan mereka sama, layaknya pinang dibelah dua. Rambut acak-acakan, wajah sedikit berminyak, namun sialnya, Gerald tampak seksi dengan koas putih yang sedikit terangkat saat menggendong Raka.

“Siapa yang datang, Shima?” seru Gerald dengan suara parau, sangat menggoda di pagi hari untuk didengar. Tashima berdehem sebentar, menghilangkan semua kegilaan di kepalanya ini.

Tashima berjalan cepat ke arah Gerald, lalu berujar, “Kak Tasya, Mas.”

Seketika mata pria itu terbuka lebar, rasa kantuknya hilang. Tashima menatap bingung sang suami yang beraksi berlebihan ini. Ya, mungkin Gerald kaget akan kedatangan Tasya yang tidak terduga. Tashima hanya kesal, mengapa pria itu harus kaget serpeti ini? Seharusnya ia biasa saja.

Tiba-tiba Menikah [Duda Dan Si Gadis] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang