Bab 14 || Cemburu Julid I

1.1K 104 5
                                    

Bab 14
Cemburu Jilid 1

Malam itu, Alex tak kunjung datang ke apartemen, padahal Tashima sudah menunggunya sejak pagi. Baiklah, gadis itu menganggap jika Alex sedang sibuk dengan urusan kampusnya atau apalah. Bukan Tashima tidak peduli, karena ia tahu Alex bukanlah cowok yang bisa dikunjungi saat ini, ia membiarkannya menenangkan diri sejenak, apalagi pasti semua ini ada kaitannya dengan kejadian tadi pagi.

Semetara itu, Gerald baru saja pulang dan tengah membersihkan diri di kamar mandi. Bekas lebam di bibir dan sudut matanya masih membiru, entah seberapa sakit yang pria itu rasakan sekarang, yang jelas, Tashisma sudah siap dengan air panas dan kotak P3K untuk mengobati lukanya. Tekat, ya? Lebih baik, daripada tidak sama sekali. Lagi pula, Tashisma juga penasaran dengan penyebab utama tanda-tanda itu berada di wajah Gerald.

Tidak lama kemudian, Gerald keluar dengan keadaan lebih fresh dibandingkan sebelumnya. Ia kemudian duduk di samping Tashisma yang kemudian memasukkan sapu tangan putih ke dalam baskom air panas.

"Mas, aku kompres hangat nggak papa?" tanyanya, namun sebelum Gerald menjawab, ia sudah mengangkat benda tersebut dan meletakkannya di sudut bibir pria itu, tepat luka membiru yang ternyata lumayan dalam.

"Kamu ud-"

"Ssttt! Jangan banyak bicara, dulu." Tashima senjaga menekan sapu tangan dengan kasar hingga Gerald mengaduh kesakitan.

Tashisma memutar bola matanya. "Ginj aja sakit, terus kenapa tadi berantem nggak ngeluh?"

Gerald tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, demi apapun, Tashisma sangat menggemaskan saat ini, ketika wajahnya cemberut dan kesal. "Beda, Shima."

"Apanya yang beda?" Pancing gadis itu, seraya kembali menempel kompres di sudut mata sang suami. Entah, pria itu akan jujur, atau tidak, yang penting Tashima sudah berusaha membuat percakapan di antara mereka. Jika pria itu ingat tentang perkataan mereka tempo hari, seharusnya ia mau berbagi cerita, baik itu berat atau tidak.

Gerald menarik tangan Tashima menjauh bersama dengan sapu tangan. Gadis itu paham, Gerald mengerti dengan arah pembicaraan mereka, dan pria itu hendak membicarakan sesuatu yang serius. Maka, ia membalas tatapan pria itu dengan tak kalah serius, bahkan ia tanpa sadar menahan napas.

"Mas berantem sama Alex tadi pagi," jelas Gerald, terdengar helaan napas panjang, keragu-raguan ada di matanya, lidah pria itu berat dan tatapan yang tak berarah. "Mas belum bisa ceritain ini ke kamu sekarang, tapi cepat atau lambat, mas akan cerita semuanya, tanpa ada yang mas tutupi dari kamu. Yang jelas, Alex sepertinya marah besar sama mas dah hubungan kami benar-benar nggak baik-baik aja."

Kepala Tashima mengangguk pelan. "Okay. Aku apresiasi mas buat jujur tentang pertengkaran mas dan Alex. Makasih, ya, Mas." Meskipun sejujurnya, ia sedikit kecewa karena alasan dibalik pertengkaran mereka masih dirahasiakan oleh Gerald. Jika Gerald sudah tutup mulut begini, maka Alex tidak berbeda jauh, atau mungkin ia sama sekali tidak akan mendapatkan jawaban dari kata-kata Alex selain celotehan tidak kelas.

Suasana kembali hening, Tashima larut dana dunianya, begitupun Gerald. Hingga terlintas di benak Tashisma sebuah alasan perselisihan antara kakak beradik itu. Mungkin ini terdengar terlalu percaya diri, namun bisa saja kan?

"Ini enggak ada hubungannya sama aku, kan, Mas?" tanya Tashima, matanya mengedip-edip beberapa kali.

Gerald tersendat salivanya sendiri, menelan ludah bagaikan melaksanakan batu berukuran jambu biji ke dalam tenggorokan. Berusaha menetralkan wajah, dan berpura-pura biasa saja, pria itu tidak menjawab, ia malah berdiri dan mengusap rambut Tashima dengan lembut.

"Apapun itu, entah ada kaitannya sama kamu atau enggak, semuanya baik, enggak ada niat buruk. Mas ngelakuin ini, karena itu, mas peduli. Hal terkonyol, dan tergila yang pernah mas lakuin."

Tiba-tiba Menikah [Duda Dan Si Gadis] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang