21.REDEVIL

4.3K 420 157
                                    

Aloo:*

udah dua bulan lebih ga up wkwk

-🦋-

"BOS! BOS! Petra sama gengnya ada didepan. Mereka ngacak-ngacak warung mang Dadang!"

Dua anggota Graveuz mengadu heboh pada Sagara yang sedang enak-enakan membuka paksa mata Galen yang sedang rebahan di sofa markas utama.

Sagara berdiri dari duduknya dengan wajah yang tak bersahabat. Bukan hanya Sagara, anggota inti dan anggota lainnya segera beranjak dan menyusul sang ketua yang sudah berlari rusuh keluar markas.

"PETRA!"

Sagara murka kala melihat warung kesayangan mereka di hancurkan begitu saja oleh anggota Redevil. Belum lagi mang Dadang, pria paruh baya yang selalu setia menyetok susu coklat agar Sagara tak perlu membeli jauh-jauh saat berada di markas itu, kini terduduk dengan kedua tangan ditahan oleh dua orang anggota Redevil.

Dengan gerakan cepat Sagara menarik kerah Petra, menyeret pemuda itu hingga keluar dari warung lalu melayangkan bogeman mentah ke wajah Petra.

Inti dan anggota Graveuz lainnya juga segera mengambil bagian masing-masing. Jumlah mereka cukup seimbang karena Petra hampir membawa seluruh anggotanya.

"Kalo lo ada masalah sama geng gue, jangan bawa-bawa orang-orang sekitar Graveuz! Lawan gue bangsat!" Sagara menarik kerah jaket Petra.

Petra terkekeh tak merasa berdosa. "Ini akibatnya karna lo ikut campur urusan Redevil dan Starxa! Karna geng lo bantuin dia, geng gue dianggap remeh karna kalah ngelawan geng kecil!" balasnya.

Sagara berdecih. "Seharusnya lo malu! Lo ngajak Starxa tawuran cuma karna cewe lo suka sama Aldaren! Sampah!" Sagara meludah dihadapan Petra.

Petra mengetatkan rahangnya. Tanpa menunggu lama ia membalas bogeman Sagara hingga wajah keduanya kini sama-sama dihiasi ruam kebiruan.

Sagara menatap Petra tajam. Ia berlari lalu menghantam wajah Petra dengan pukulan yang tak main-main. Sebagian anggota Redevil sudah tumbang.

Petra mencoba menghindari setiap pukulan keras dari Sagara. Karena jika diminta jujur, sampai kapanpun Petra tak akan bisa mengimbangi kekuatan Sagara dalam hal adu jotos.

Petra tersungkur untuk keberapa kalinya. Ia mengusap darah diujung bibirnya. Ia mendongak menatap Sagara yang masih menunjukkan wajah garangnya.

Petra meliarkan pandangan. Ia bergerak cepat meraih balok kayu yang tak jauh darinya. Sagara tak melihat karena ia kini tengah memantau semua anggotanya yang sebagian sudah santai karena lawannya tumbang.

Petra tersenyum miring. Ia beranjak cepat lalu melayangkan pukulan sekeras mungkin ke wajah Sagara.

"SAGARA!" teriak Svarga kala melihat adiknya terjatuh dengan hidung mengeluarkan darah. Inti Graveuz mendekati Sagara untuk memastikan keadaan ketua mereka.

"Lemah juga. Sekali pukul, tumbang!" ejek Petra tertawa keras.

Mata Leon terlihat mengkilat. Ia membabi buta Petra dengan pukulan-pukulan yang tidak dapat Petra hindari karena balok kayu itu sudah dilempar kasar oleh Leon.

Tangan Leon ditahan saat akan membogem wajah Petra lagi. Ia mendapati Sagara yang tengah berdiri disampingnya dengan kokoh. Sagara tak selemah itu.

"Gue gakpapa. Tahan emosi Yon, anak orang bisa mati nanti," ujar Sagara menampilkan senyum bocilnya.

"Tapi anjing satu ini emang harus dikasih pelajaran Gar."

"Yaudah kalo gitu suruh aja ngerjain pr lo," balas Sagara.

My Spoiled Boss BayiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang