Kangen gaa?
—🐊🦋—
"JAWAB!"
Teriakan keras Svarga terdengar lantang memenuhi koridor rumah sakit. Kini mereka semua tengah menunggu didepan pintu IGD dimana Sagara sedang ditangani oleh dokter.
Kini kembaran Sagara itu tengah menuntut jawaban dari salah satu anggota Graveuz yang memesan makanan untuk mereka tadi. Tangan Svarga tak lepas dari kerahnya dengan emosi membuncah.
Angga, pemuda itu menggelengkan kepalanya. "Gue gak tau apa-apa Svar, gue cuma mesan dan lo bisa cek hp gue sekarang kalo lo gak percaya," ucapnya.
Galen mendekat lalu memaksa Svarga melepaskan cengkramannya di kerah Angga. "Tenang dulu Svar!"
Svarga mengusap wajahnya kasar, ia bersandar ke dinding lalu duduk dilantai begitu saja. "Gimana gue bisa tenang Gal," lirih Svarga menggigit bibirnya menahan tangis. Ia tak suka saat adiknya lagi-lagi harus berada ditempat ini.
Anggota Graveuz yang ikut menunggu disana memandangnya sedih. Mereka juga tak akan pernah suka saat melihat Sagara harus dibawa lagi kesini. Mereka juga tau sebagaimana Svarga menyayangi Sagara.
"Liat gue!" Galen memegang bahu Svarga. "Lo tau kan adek lo sekuat apa? Lo harus yakin kalo dia bakal baik-baik aja. Jangan mikirin tentang siapa yang buat dia kaya gini dulu, Leon sama Roy lagi nyari tau sekarang. Yang terpenting, kita doain Sagara sama-sama."
Svarga menganggukkan kepalanya meski ia tak kunjung tenang. Ayla, gadis itu sudah diantar oleh Aileen diiringi sebagian anggota Graveuz. Butuh waktu lama untuk membujuknya karena Ayla tak mau meninggalkan Sagara.
Setelah sekian lama menunggu, pintu terbuka hingga membuat Svarga spontan berdiri dan langsung menghampiri dokter itu. "Gimana keadaan adek saya Dok?"
Dokter Arya menghela napasnya. "Sagara keracunan, beruntung kalian segera membawanya kesini karena racun itu cepat sekali bereaksi. Tapi tenang saja, kami sudah memberi penanganan walaupun penawar racun itu sedikit lama bekerja. Jadi saat bangun nanti mungkin Sagara masih akan kesakitan."
Svarga menganggukkan kepala mengerti. "Makasih Dok, saya boleh jenguk?"
"Setelah dipindahkan ke ruang rawat ya," ujar Dokter itu dibalas anggukan oleh Svarga.
"Siapa yang udah berani ngeracunin Sagara," gumam Svarga dengan rahang mengetat.
"Tenang, kita semua bakal cari tau," ucap Galen menepuk pundak Svarga.
—🐊🦋—
"Adek, bangun sayang...."
Amel mengusap puncak kepala Sagara yang masih nyaman dalam pejamnya. Tadinya Amel dan Raka sedang dalam perjalanan keluar kota, namun mereka segera membatalkan semua itu setelah mendengar kabar tentang putra bungsu mereka.
Raka dan Amel hanya bisa memandang sendu tubuh Sagara yang terbaring dengan masker oksigen menutupi sebagian wajah tampannya. Wajah yang biasanya ceria itu tampak sangat pucat.
Amel menatap putra sulungnya yang tengah duduk di sofa sembari menundukkan kepalanya. Ia lalu menghampiri Svarga dan duduk disamping pemuda itu.
"Abang," panggil Amel meraih tangan Svarga dan mengusapnya lembut.
Svarga mengangkat pandangannya. "Maafin Svarga Mom."
"Ngapain minta maaf? Emang abang salah apa?"
"Svarga gak jagain Sagara," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Boss Bayi
Novela JuvenilSagara Izra Giorniel, ketua geng yang ditakuti banyak orang tiba-tiba menjadikan Ayla Jovanca Alfarez, menjadi kekasihnya dengan cara yang berbeda dan aneh. Namun siapa sangka, sosok pemuda yang Ayla takuti itu justru malah bersikap manja dan childi...