25.SVARGARA

4.3K 417 125
                                    

It's been a long time ga update Sagara:)

-🐊🦋-

Svarga menatap sendu wajah pucat Sagara. Kedua tangan Sagara terpaksa harus di ikat dikedua sisi ranjang persakitannya karena saat sadar tadi, Sagara hampir saja melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

Yang membuat Svarga semakin sakit adalah, ia menjadi orang yang paling ditakuti oleh Sagara.

Svarga mengusap puncak kepala adiknya lalu menghapus bekas air mata di pipi Sagara. Saat ini adik kembarnya tengah tertidur karena pengaruh suntikan. Jika tidak begitu, Sagara akan tetap menangis histeris.

"Gue bener-bener gagal banget jadi abang buat lo Gar," lirih Svarga. "Cepet sembuh, abang gak mau adek kaya gini terus."

"Svarga?"

Svarga menoleh sembari menghapus air matanya. "Iya Dad?"

"Abang jangan sedih terus, yang sabar ya? Kita tunggu sampe adek ngerasa lebih baik," ucap Raka merangkul pundak putra sulungnya.

"Iya bang, Daddy bener. Adek pasti butuh waktu," timpal Amel mengusap puncak kepala Svarga.

"Maafin Svarga karna udah buat Sagara kambuh lagi." Svarga menatap kedua orang tuanya sedih.

Amel tersenyum. "Jangan ngerasa bersalah gitu ih bang, Mommy sama Daddy ngerti perasaan kamu."

"Makasih Mom, Dad."

"Sama-sama sayang. Udah, sekarang Abang istirahat dulu."

Svarga menganggukkan kepalanya menurut kemudian merebahkan tubuhnya disofa ruang rawat Sagara. Sesaat ia hanya diam memandangi adiknya yang masih terpejam. Tak lama, Svarga mulai terlelap meski rasa bersalah tetap menghantuinya.

"Adek gak cape apa bobo terus?" Raka mengusap kening putra bungsunya.

"Padahal Daddy mau ngajak adek mancing lagi loh," kata Raka antusias kemudian kembali tersenyum sendu karena Sagara tetap terpejam.

"Cepat sembuh ya dek, jangan kaya gini lagi. Daddy gak mau temenan sama adek kalo adek berani ngelakuin hal itu lagi." Raka mengecup kening Sagara lama.

"Pokonya nanti udah harus bangun! Kalo adek cepet bangun, Daddy janji bakal beli susu kotak coklat yang gede buat adek selusin," ucap Raka tersenyum tipis.

Pria itu lantas menatap lamat kedua tangan putranya yang terikat. Ia menghapus air matanya kasar. "Sakit, dek?" lirihnya sembari mengusap tangan putra bungsunya.

"Semoga waktu bangun nanti adek gak takut lagi ya? Supaya ikatan di tangan adek bisa dilepas."

Amel senantiasa mengusap bahu suaminya. Ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Ia juga merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi pada Sagara.

Karena sejatinya, akar permasalahan dari semua ini adalah keluarganya.

"Makan dulu yuk? Sekalian beli makanan buat abang," ajak Amel mencoba meredakan kesedihan Raka.

Raka menoleh lalu tersenyum. Tangannya terangkat mengusap lengan Sagara. "Bangun ya dek? Nanti Daddy musuhin kalo gak bangun bangun."

Setelahnya pasangan suami-istri itu keluar dari ruang rawat Sagara menuju kantin rumah sakit meninggalkan kedua anak kembar yang tengah terlelap itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Spoiled Boss BayiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang