"HADAM!" teriak Arsha menarik selimut kuat yang menutupi tubuh toples Hadam.
"ANJING, APAAN YANG KURANG WOI?!" kaget Hadam membuka lebar matanya.
"Ngomong apaan dah? Cepetan mandi sana, gua mau nonton didepan." omel Arsha berjalan keluar membawa baju yang semalam Hadam pakai.
"Gua ngomong apaan? Kenapa abang-abang di warung kemarin dateng ke mimpi gua buset." gerutu Hadam lalu masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap.
-
-
-
"Mau kemana sih Sa? Buru-buru amat." ujar Hadam mengambil tempat duduk di samping Arsha lalu ikut memakan cemilan di tangan Arsha.
plak
Arsha menggeplak tangan Hadam lalu menahan tangan pemuda di depannya agar tidak kembali mengambil makanannya, "Tangan lo kotor lagi, sini cuci dulu."
Arsha menggeret Hadam ke arah wastafel di dapur lalu menghidupkan kran air dan membasahi tangan Hadam.
"Kita udah cocok berumah tangga kali Sa."
"Tai. Nih cuci sendiri." umpat Arsha melempar botol sabun ke arah Hadam.
Hadam tertawa geli menangkap botol yang Arsha lempar, menjahili Arsha mungkin akan jadi kegiatan favorit nya selama sebulan ini.
Ngomong-ngomong Arsha dan Hadam memutuskan untuk menginap di rumah barunya kemarin.
Karna koper Hadam ada dirumah orangtuanya, jadi Arsha minta tolong sama ART di rumahnya buat nganterin koper Hadam di tempat mereka janjian temuan.
Oh jelas Arsha gak bakal ngasih tau siapapun tentang rumah barunya. Arsha juga udah nyewa orang yang mahir di bidang IT jadi orang itu bisa ngeblokir akses orang yang nyoba lacak lokasi Arsha.
Itulah untungnya punya banyak uang.
"Udah nih Sa, yuk." ujar Hadam kembali mengambil duduk di samping Arsha.
"Gua ambil dompet dulu.", Arsha berdiri dan bergegas menuju kamarnya dilantai atas.
Hadam hanya mengangguk sebagai jawaban.
Hari ini Arsha berniat untuk membeli beberapa barang yang diperlukan dirumah ini.
Masih banyak barang-barang yang tidak lengkap dirumah ini, daripada harus membelinya saat dibutuhkan lebih baik ia langsung membeli barang-barang yang kemungkinan akan di butuhkan.
"Yuk." ajak Arsha mengambil kunci mobil lalu memakai sepatu kets nya.
-
-
-
"Apaan banget? Masa barang begituan doang mahal?" gerutu Hadam memandangi struk belanja mereka.
"Ya wajar lah. Lagian kenapa sih lo ribet banget, bukan pakai duit lo juga." sahut Arsha ikut kesal mendengar celotehan Hadam.
"Bodoamat kalau kata gua mah." ucap Hadam menatap Arsha dengan tatapan julid sambil memperhatikan store disekitarnya.
"Eh!?"
tap
"Sa ayo kesana!" seru Hadam menarik tangan Arsha menuju store yang menjual alat musik impor keluaran terbaru.
"Nah kan mulai, mulai." omel Arsha berdecak pinggang menatap Hadam yang seperti orang kewalahan.
"Ini Sa! Lo janji beliin gua kan?", tagih Hadam menyodorkan tangannya meminta kartu debit Arsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastardis | Jaesahi
Teen FictionBahasa [ON HOLD] __________ Menjalin hubungan dalam jangka waktu yang lama tidak menjamin hubungan mereka selalu baik-baik saja. Siapa yang akan tahan jika menjalin hubungan toxic? Jerga yang selalu berlaku seenaknya bersatu dengan Arsha yang merind...