Sedikit cerita tentang kehidupan lama yang ngebuat Jerga trauma akan perselingkuhan.
Ayah Jerga yang sekarang bukanlah ayah kandungnya.
Saat Jerga berusia 17 tahun, saat dimana anak remaja yang emosinya tidak stabil.
Saat itu ayah Jerga pulang dengan membawa anak kecil yang Jerga sendiri tidak kenal. Anak itu kira-kira berumur 15 tahun.
Disana awalnya Jerga mengira anak yang dibawa oleh ayahnya adalah salah satu keluarga jauhnya.
Namun saat Jerga bertanya siapa anak kecil yang berada di rangkulan ayahnya, ayah Jerga tanpa beban menjawab, "Ini anak saya."
Pikiran Jerga langsung kosong. Bukan. Jerga tidak pernah terpikirkan jika keluarga nya akan seperti ini.
Dia tidak bodoh apa yang akan terjadi selanjutnya. Sudah jelas, perceraian.
Sebenarnya Jerga tidak pernah perduli akan hubungan antara orangtuanya. Jerga selalu mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya tanpa terkecuali.
Siapa yang tidak marah saat orang yang sempat ia jadikan panutan dalam hidupnya mengaku bahwa ia berselingkuh dengan tampang tidak berdosa.
Dan benar saja, 3 hari setelah kedatangan ayah nya berserta anak yabg dibawanya, ayahnya langsung menggugat cerai sang ibu.
Ibu nya yang selalu ceria jika bersama Jerga, mendadak menjadi pendiam, suka menyendiri, dan akan berteriak sambil mengucapkan kalimat, "Jangan tinggalin aku, gapapa kalau aku harus ngerawat anak kamu, Jerga masih butuh kamu."
Muak. Jerga benar-benar muak mendengar kalimat itu.
Siapa yang membutuhkan seorang bajingan seperti ayahnya?
Jerga bukan anak yang lahir dari keluarga yang harmonis. Orangtuanya bahkan tidak segan untuk adu mulut di depan nya, tanpa perduli jika dirinya berada disana.
Dia tidak iri dengan orang yang memiliki keluarga harmonis. Orangtuanya bahkan memperlakukan dirinya seperti anak yang lahir di keluarga harmonis, walaupun dengan cara yang berbeda dari ayah dan ibunya.
1 sampai 3 bulan setelah perceraian orangtuanya, kondisi ibunya benar-benar parah. Bahkan ibunya tidak mengenali dirinya.
Dokter yang selalu rutin datang ke rumahnya menyarankan untuk membawa ibunya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Namun Jerga menolak dan mengatakan akan melihat perkembangan ibu nya satu bulan kedepan.
Yang diharapkan Jerga tidak terjadi. Ibu nya semakin parah. Sering mengamuk dan berteriak tidak jelas di saat keadaan rumah sunyi.
Saat waktunya makan pun ibu nya sering mengamuk hingga membuat tubuh Jerga memiliki banyak bekas cakaran.
Hari dimana Jerga benar-benar memutuskan untuk membawa ibu nya kerumah sakit adalah saat ibu nya hendak melukai urat nadi di lehernya dengan pisau dapur.
Minggu pertama di rumah sakit Jerga rajin menjenguk ibu nya, namun yang Jerga temui adalah tatapan kosong penuh dendam. Namun Jerga tidak memperdulikan nya dan tetap merawat ibu nya dengan sukarela.
Saat minggu kedua, ada seorang laki-laki yang mungkin seumuran dengan ibu nya datang dan mengaku bahwa dia adalah cinta pertama sang ibu dan meminta izin untuk merawat sang ibu sebagai permintaan maaf nya untuk kesalahan dimasa lalunya.
Tentu Jerga tidak langsung percaya. Zaman sudah modern seperti ini masih mempercayai pernyataan konyol seperri itu?
Tidak sampai laki-laki itu menunjukkan foto ibu nya bersama dengan laki-laki itu di halaman sekolah, Jerga pikir.
Melihat bagaimana laki-laki itu mengurus ibu nya, bahkan tidak perduli jika ia harus merelakan rambut nya di tarik oleh sang ibu membuat Jerga sedikit lega.
Kondisi ibu nya tidak kunjung membaik, malah sebaliknya yaitu memburuk.
Laki-laki yang sudah Jerga anggap sebagai keluarga bahkan ikut membiayai perawatan ibu nya.
Jerga yang tidak suka hutang budi pun berniat untuk membayar semua uang yang di keluarkan oleh laki-laki tersebut, namun ditolak mentah-mentah olehnya.
Dia hanya mengatakan pada Jerga, "Kamu jadi anak saya ya? Jangan khawatir, saya belum ada istri. Kalau kamu bersikeras mau balas budi, jadi anak saya dan jadi pewaris saya."
Jelas Jerga menolak mentah-mentah, hey ingatkan Jerga kalau laki-laki didepannya ini hanyalah orang asing di hidupnya.
Namun melihat bagaimana dia memperlakukan Jerga dan ibu nya dengan sangat baik, Jerga memikirkan lagi keputusan nya.
Minggu ke-4 ibu nya di rumah sakit. Dokter mengatakan agar berdoa untuk yang terbaik bagi ibu nya.
Jerga paham maksud dari ucapan dokter tersebut.
Malam hari nya, dokter menyatakan ibu nya telah meninggal dunia. Kalimat terakhir yang dokter dengar di saat-saat terakhir adalah nama ayah nya.
Apa ibu nya tidak mengingatnya? Kenapa di saat-saat terakhir ibu nya malah mengingat ayah nya?
Jerga benar-benar mengutuk sang ayah yang berani-beraninya membunuh ibu nya.
Perselingkuhan. Klasik, tapi siapa yang akan memaafkan jika perselingkuhan itu dapat merenggang nyawa orang yang dicintainya?
Di hari pemakaman ibu nya, Jerga tidak mengeluarkan air mata sama sekali. Bukan berarti ia tidak bersedih, dada nya sesak tapi air mata nya enggan untuk keluar.
Jerga memikirkan bagaimana nasib dirinya di masa depan tanpa ibu nya. Apa ia akan berakhir menjadi gelandangan?
Saat sedang sibuk berkutat dengan pemikirannya, sosok laki-laki yang menemaninya selama sang ibu di rumah sakit menepuk bahu nya pelan.
"Kamu ikut saya ya, kita berangkat nanti malam ke kota tempat saya tinggal.", itu yang di ucapkan laki-laki tersebut yang membuat Jerga tersadar dari lamunannya.
Demi masa depannya yang terjamin Jerga mengangguk dan mengucapkan, "Terimakasih, saya akan membayar semua uang yang anda berikan saat sukses suatu saat nanti."
Laki-laki di sebelahnya hanya tersenyum lalu mengangguk pelan, "Saya pegang kata-kata kamu, sekarang panggil saya papa."
"Terimakasih sekali lagi papa."
Sejak saat itu Jerga pergi meninggalkan kota kelahirannya demi masa depannya, dan ia berjanji akan membanggakan nama sang ibu dan membalas kan dendam nya pada sang ayah.
Karna alasan inilah Jerga selalu mewanti-wanti agar Arsha tidak lepas darinya. Dia membiarkan Arsha buat pacaran dengan orang lain dengan syarat tidak macam-macam dan jangan pacaran depan dia, seperti yang ayahnya lakukan 8 tahun lalu.
Jerga menanamkan dendam pada ayahnya karna saat ayahnya datang membawa anak kecil dan mengaku itu adalah anaknya dengan ekspresi tanpa dosa sama sekali.
-
-
-
tbc
Buat kemarin yang nanyain kenapa Jerga sebegitu ngekang Arsha udah terjawab di eps ini yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastardis | Jaesahi
Fiksi RemajaBahasa [ON HOLD] __________ Menjalin hubungan dalam jangka waktu yang lama tidak menjamin hubungan mereka selalu baik-baik saja. Siapa yang akan tahan jika menjalin hubungan toxic? Jerga yang selalu berlaku seenaknya bersatu dengan Arsha yang merind...