sret
Arsha menghela nafas berat lalu membalikkan tubuhnya menghadap Jerga.
"Kenapa?" ucap Arsha malas menatap Jerga yang menatapnya penuh emosi.
"Semalem kamu dimana?" ujar Jerga dengan suara rendah menahan emosi.
"Dirumah."
Mata Jerga semakin melebar mendengar ucapan Arsha.
"Kamu tidur dirumah?"
Arsha mengerutkan alisnya bingung, "Ya iya? Emang dimana lagi?"
Jerga menghela nafas berat lalu menjauhkan tubuhnya sambil memijat pelipisnya pelan.
"Kamu bawa siapa nginep dirumah?" tanya Jerga setelah menenangkan pikirannya.
deg
Seharusnya ini menjadi rahasia umum bagi Arsha, tapi entah kenapa Arsha sering terkejut kala Jerga seperti menangkap basa dirinya.
"..Emang ada yang nginep dirumah aku? Perasaan semalem gak ada tamu." jawab Arsha berusaha menahan suaranya yang bergetar.
Dirasa hawa ruangan yang tidak enak, Arsha memutuskan untuk meninggalkan Jerga.
greb
"Aku lagi ngomong Sa? Sopan kamu ninggalin aku gini?", Jerga manahan tangannya lalu menarik pelan tangan Arsha.
"Siapa?" tanya Jerga setelah Arsha berdiri tepat didepannya.
"Apanya yang siapa?" tanya Arsha balik guna mengulur waktu.
"Jangan main-main sama aku Sa."
"Ya aku gak main-main?"
"Kamu udah aku bebasin buat pacaran sama siapapun, tapi dengan syarat gak usah macem-macem!" bentak Jerga menatap mata Arsha sinis.
"Sengaja kan? Kamu sengaja mancing aku biar mutusin kamu kan?! Jawab!" teriak Jerga mencengkram bahu Arsha kuat.
Arsha menatap Jerga dengan tatapan kecewa, "Hahaha Wah.. Hebat hebat, perlu aku kasih gaji tambahan buat bawahan kamu yang selalu mantau aku?" ucap Arsha menekan kata 'selalu' sambil menepuk tangannya heboh.
Menatap remeh ke arah Jerga, Arsha lantas menarik kerah kemeja Jerga lalu mendekat kan kepalanya.
"you did your best dear, apa yang kamu mau hm?" tanya Arsha mendorong kuat tubuh Jerga.
bruk
"Akh!"
Arsha yang awalnya ingin mendorong tubuh Jerga, tapi yang terjadi saat ini malah sebaliknya. Tubuh Arsha di banting ke lantai dengan kedua tangannya yang di tarik kebelakang tubuhnya.
"Aku tau kamu hebat ngebaca situasi Sa, tapi kamu perlu lebih waspada, terlebih kamu masih di radar aku." gumam Jerga tepat di samping telinga Arsha.
Jerga berdiri setelah mengikat tangan Arsha dengan kain yang tidak jauh dari posisinya.
"Bawa dia." ujar Jerga pada anak buah nya dan langsung dilaksanakan oleh anak buahnya.
-
-
-
"Udah nyerah?" tanya Jerga menatap Arsha yang terengah-engah didepannya.
"Lo- bajingan gila!" umpat Arsha menunjuk wajah Jerga dengan ponsel di tangannya.
"I know, ka-" ucapan Jerga terpotong kala Arsha berjalan ke arah meja nakas di kamarnya dan mengobrak abrik lacinya.
"Ini." ujar Arsha mengangkat botol obat yang dia temukan di dalam laci dalam kondisi bersegel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastardis | Jaesahi
Novela JuvenilBahasa [ON HOLD] __________ Menjalin hubungan dalam jangka waktu yang lama tidak menjamin hubungan mereka selalu baik-baik saja. Siapa yang akan tahan jika menjalin hubungan toxic? Jerga yang selalu berlaku seenaknya bersatu dengan Arsha yang merind...