01. THE DEAL

1.2K 112 11
                                    

Saat ini, Siang hari.

Keluarga Sanjaya sedang makan bersama, dengan si anak kedua yang selalu duduk di paling ujung. Itu wajar menurutnya, karena semua keluarganya berstatus alpha, omega. Sedangkan dirinya seorang beta, apalagi dia anak hasil selingkuhan papanya.

Adiknya tengah duduk bersama suaminya dengan anak mereka di tengah. Papa dan mamanya yang duduk bersebelahan, sedangkan kakaknya duduk di sebelahnya.

Ting

Suara dentingan antara sendok dan gelas memecah keheningan, dan semua perhatian menuju ke sang kepala keluarga, Dion.

"Kalian tentu tau kan hari ini hari apa?"
Tanya Dion.

Semua mengangguk, karena hari ini adalah hari dimana dua insan yang dijodohkan saling bertemu.

"Tapi hari ini ak-saya ada kuliah malam, papa"
Elak si anak kedua.

"Kau kan bisa menundanya"
Ucap Yena, si adik bungsu.

Si anak kedua mendongak sebentar lalu menunduk, mengangguk. Dia tidak punya hak untuk menolak.

Setelah beberapa menit makan malam selesai dan semua meninggalkan meja makan kecuali si anak kedua. Si sulung bertanya kepada anak kedua, kenapa dia tidak kunjung beranjak dari meja.

Si anak kedua mengangguk dan menggelengkan kepala yang menandakan biarkan dia sendiri disini. Mengerti akan hal itu, si sulung meninggalkannya.

Tap

Si anak kedua menoleh, melihat seorang wanita dengan apron celemek bewarna biru serta rambutnya yang pendek.

"Ah, bibi?"

Seorang pembantu keluarganya, bibi Uni namanya. Menepuk bahunya.

"Kenapa tidak balik ke kamar?"
Tanya bibi Uni.

"Hanya ingin sendiri"
Jawab si anak kedua.

Bibi Uni menghela napas kemudian duduk di sebelahnya. Memegang tangan si anak kedua.

"Maafin bibi, saat itu tidak bisa bantu kamu.."

"Haha gapapa, seperti ini sudah cukup. Karena aku bisa bebas berbicara dengan bibi"

"Jika tidak punya tempat, pergilah ke bibimu ini. Bibi sudah menganggap kamu seperti anak sendiri"

"Terima kasih, kalau begitu aku pamit"

Si anak kedua beranjak dari kursi dan menuju kamarnya. Rasa kasih sayang yang sudah lama ia buang, kini kembali ia rasakan.

Sedikit kesal tapi juga lega karena ia tidak ingin merasakan itu kembali, tapi juga lega karena masih ada orang yang menyayanginya. Meski begitu ia tidak akan terbuai lagi dengan rasa itu.

***

Malam harinya 20:30

Seluruh keluarga Sanjaya pergi menuju kediaman Raymond. Dengan si anak kedua yang memakai dress sederhana bewarna hitam dan rambut mullet hitamnya.

"Selamat datang, rekanku"
Sambut Abi Raymond, kepala keluarga.

Di rumah mewah itu seluruh keluarga Raymond tengah duduk di ruang tamu dengan makanan kecil yang sudah tersedia.

Si anak kedua duduk di antara nyonya dan kepala keluarga Sanjaya. Dia dapat melihat betapa tampan-tidak eh, entah lah ia bingung mendekskripsikan lelaki di depannya itu.

Rambutnya hitam lebat, matanya biru mempesona, tatapannya anggun sekali, dan kulitnya putih seperti polesan boneka. Kalian tau? Kulitnya terlihat sangat lembut dan tidak ada jerawat ataupun bintik-bintik kecil di wajahnya.

Ketika lelaki itu menatapnya, dia langsung tegap membenarkan posisi duduknya.

"Haha kamu pasti terpesona ya, dia putra bungsuku. An namanya, A'an Raymond"
Abi memperkenalkan putranya pada si anak kedua itu.

Si anak kedua dapat melihat dari senyuman ayah si lelaki itu, betapa bangganya sang ayah memiliki anak seperti A'an.

"Jika kalian sudah menikah, tolong jaga dia"
Ucap Gena, nyonya keluarga Raymond.

Si anak kedua itu hanya bisa mengangguk sembari tersenyum.

"Pa, aku ingin berbicara dengannya secara pribadi. Bisakah?"
Minta An kepada Papanya.

Papanya hanya mengangguk dan An langsung mengajak si anak kedua itu pergi bersamanya.

***

An dan si anak kedua kini berada di taman belakang yang sepi dengan angin semilir yang menyejukkan.

"Jadi apa yang ingin anda bicarakan?"
Tanya si anak kedua.

"Mari buat kesepakatan, pernikahan ini akan berjalan selama 5 tahun"

"Lalu?"

"Selama 5 tahun, tolong jangan mencintaiku karena aku sudah mempunyai pasangan dan selama kita tinggal bersama aku akan membawa pasanganku tinggal bersamaku"

"Saya juga tidak berencana untuk mencintai anda, lalu saya mendapat untung apa dalam kesepakatan ini?"

"Aku akan menjamin semua kebutuhanmu terpenuhi dan biaya kuliah full"

Melihat kesempatan emas itu, si anak kedua akhirnya menyetujuinya dengan lapang dada.

"Siapa namamu?"
Tanya An

"Saya Ika, Ikara"
Jawab Ika, si anak kedua.

A'an sontak menatap Ika, melihatnya yang tersenyum tapi tatapan matanya hampa.

***
Bagian 2 berakhir disini.

Maaf jika ada salah kata, typo, atau lain sebagainya.

Untuk tokoh lelaki kalian bisa nyebutnya An doang atau A'an, senyaman kalian.

Terima kasih sudah membaca, tinggalkan komen dan vote ya!

STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang