07. FEAR

698 100 8
                                    

Eh kalian tau ga?

Ternyata saat kita senyum tuh gabisa sambil ngambil napas

.

Cie senyum ya?Manis banget deh

.

.

.

.

17.25 Sore, Yuyan Street

Ika dan El tengah berjalan menuju taman Canyon Ufta, dengan El yang memakai sweater putih, bawahan biru dan rambutnya yang dikuncir kuda.

Selama di jalan mereka hanya diam saja, menikmati dinginnya cuaca dan lampu yang menyala di jalanan.

Awalnya El mengajak Ika untuk pergi ke suatu tempat makan enak yang terselip di sebuah gang, karena gerhana dimulai pada jam 8 malam. Tapi Ika menolak tanpa alasan.

"Dingin banget ya kak..." El menggesekkan kedua tangannya agar terasa sedikit hangat.

Karena dinginnya suhu, sampai membuat hembusan napas sekalipun mengeluarkan asap putih. Jika Ika mengatakan dia tidak kedinginan itu adalah suatu kebohongan, dengan bodohnya dia malah memakai kaos.

"...Ya" Tanggap Ika singkat, karena semakin ia banyak bicara maka bibirnya akan bergetar.

El yang melihat Ika diam saja daritadi pun ahirnya memutuskan untuk memegang tangan Ika.

"Woah...ternyata tangan kakak dingin banget ya, katanya gandengan tangan itu bakal menurunkan suhu dingin loh" El mengkode, niat aslinya memang ingin gandengan sama Ika biar sama orang-orang yang lewat dikira lagi pacaran.

Ika yang tidak punya pilihan lain akhirnya menggandeng tangan El, sementara El dihatinya berseru senang.

Mereka bergandengan sampai di Taman Canyon Ufta, Ika mengira taman itu bakal sepi ternyata ramai dan banyak juga yang pacaran.

Mereka mencoba mencari tempat duduk yang cocok untuk melihat gerhana, yaitu di tengah taman dekat water fountain.

"Kakak gamau es krim kah? Yang deket jalan keluar ituu"

Padahal mereka baru saja duduk tapi El langsung meminta es krim.

"Engga, udaranya dingin jangan makan es krim"

"Hm! Yaudah aku beli sendiri aja" El mengambek dan beranjak dari kursi taman.

Namun Ika menahan El dengan memegang tangannya.

"Biar aku aja, kamu duduk disini"

"YESSS, okee"

"Tapi bukan es krim ok?"

"Loh kok gitu, lepasinn! Mau beli sendiri" El menarik tangannya, mecoba melepaskan genggaman Ika.

"Kentang spiral gimana?"

"Oh!! Boleh dehh"

El tidak jadi pergi dan duduk kembali, sedangkan Ika berjalan pergi membelikan El kentang spiral yang jarak tenda standnya lumayan jauh.

STUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang