08. LUNAR ECLIPSE

739 96 7
                                    

Votmen ygy, biar harimu diberi keberkahan

Makasih ges

.

.

.

"Sudah?" Tanya Ika sembari perlahan melepas pelukannya.

El mengangguk sambil mengucek-ucek matanya, menghapus setiap derai air matanya yang mengantri keluar. Ika mengulurkan tangan, menghapus air mata El yang mengalir di sudut wajahnya itu.

Beberapa saat kemudian air mata yang tadinya berambai-ambai di wajah El akhirnya hilang. Diganti dengan sebuah paras lapang. Sembari menunggu gerhana dimulai, El membuka pembicaraan. El mengatakan bahwa malam ini benar-benar mengingatkannya pada salah satu scene di buku karya Oin Le.

"Eternal Love?" Tebak Ika.

"Loh pernah baca?" El terkesiap, bagaimana Ika bisa tau. Padahal buku itu sudah tidak diperjual belikan.

"Beliau, Oin Le hanya menulis 1 buku. Kepincut kalo gatau" Ika menyerahkan kentang spiral dan segelas susu coklat hangat yang dari tadi ada di tangannya.

Senyum mengembang di wajah El dan tidak lupa juga ia berterima kasih kepada Ika. Buku Eternal Love karya Oin Le menceritakan seorang lelaki alpha yang abadi, setiap detik, menit, jam, hari, bulan, dan tahun menyaksikan bagaimana manusia hidup dan mati. Keabadiannya seperti tidak relevan, membosankan sampai alpha tersebut bertemu dengan orang yang mengisi kekosongannya. Namun sangat disayangkan buku itu belum mengeluarkan versi terbarunya.

"Menurut kakak, seru ga kalo punya hidup abadi?" Tanya El sembari menyeruput coklat hangatnya.

"Tergantung, percaya reinkarnasi ga?" Ika bertanya balik.

"Gatau, kan belum ada bukti yang konkret"

"Yaudah, bayangin kalo reinkarnasi itu ada. Pasti bakal bikin si alpha tersiksa"

"Kenapa?"

"Karena dia bakal ngeliat orang yang dia sayang meninggal berulang kali" Sambung Ika dengan nada datar.

Hanya satu kata yang keluar dari El "Oh", menandakan dia tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Hati El layaknya sebuah laut yang terkena angin langsung terombang-ambing, maknanya dia sensitif terutama akan hal tentang kematian.

Sadar akan El yang tengah termenung, Ika mengambil kentang spiral ditangannya dan mencuil sedikit kentang itu.

"Loh-EH??!" Lamunan El bubar karena Ika.

"Kalo ga kamu makan tak makan loh"

Melihat Ika yang mencomot kentangnya ia langsung mengambil kembali. El mengambek dengan mulutnya yang manyun.

"Itu cuma cerita El, jangan dipikir panjang" Ucap Ika sembari tersenyum kincup.

El mengangguk lega dan mulai menyantap kentang miliknya. Tidak lupa ia juga melirik Ika yang tengah bermain dengan handphonenya. Dia sudah menawari Ika kentang, tetapi Ika menolak dengan alasan sudah kenyang.

Udara dingin menyerbak masuk ke sela-sela pakaian, bulu bergidik naik dan siapa sangka di malam yang dingin ini sebuah tangan sedang menggenggam tangan Ika dengan erat. Seperti yang dikatakan El tadi bahwa bergandengan tangan akan menurunkan suhu dingin.

STUCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang