Perjalanan Tanpa Tujuan

4 0 0
                                    

Perjalanan Tanpa Tujuan

Kaitou mengantarkanku ke rumah ketika langit sudah menjelang malam. Mobil Yumi sudah terparkir di depan rumahku.

"Aku pulang"

"Permisi!"

"Ah, Kaitou, Taki, selamat datang."

Yumi membalas salam kami dan menyambut kami dengan aroma masakan yang lezat. Yumi sedang memasak untuk makan malam seperti biasanya. Celemek yang ia kenakan selalu menonjolkan sisi wanitanya.

"Yumi, kau memasak?"

"Memang ada masalah, Kaitou?"

"Sebentar, aku akan menelpon rumah sakit terdekat."

"Apa maksudmu?"

"Jaga-jaga jika ada yang pingsan karena masakanmu."

Yumi langsung menaruh sudip yang ia gunakan untuk menggoreng daging steak lalu mengejar Kaitou. Situasi tiba-tiba menjadi berisik dan ramai ketika mereka kejar-kejaran mengelilingi dapur.

Aku tidak terikut di dalamnya jadi aku cari aman dan menggantikan Yumi memasak.

"Taki, tolong aku."

"Jangan ajak aku dalam masalahmu, Kaitou."

Yumi sudah kelelahan dan berhenti berlari untuk mengambil napas.

"Oi, Yumi. Ayo kita taruhan. Kita tanyakan pendapat Taki tentang masakanmu. Jika dia menjawab masakanmu enak, kau boleh memukulku. Jika dia menjawab tidak enak, kau harus melakukan sesuatu untukku. Bagaimana?"

"Hah, siapa takut! Katakan padanya, Taki. Beritahu betapa enaknya masakanku!"

Wajah Yumi memerah merasa malu serta marah bercampur jadi satu. Tangannya bahkan kencang layaknya siap untuk meninju.

Dan aku akhirnya masuk ke masalah mereka. Apa boleh buat, aku hanya harus menjawab jujur.

Tapi di lain sisi, Kaitou mengedipkan matanya ke arahku layaknya merayuku untuk mendukungnya. Ini merepotkan.

"Sori, Kaitou. Tapi masakan Yumi memang enak."

Yumi langsung senyum dan mendengus sombong ke arah Kaitou.

"Kau dengar itu, Kaitou?! Ke sini kau, berengsek!"

"Sialan kau, Taki. Sampai jumpa di akhirat."

Sudip yang kugunakan untuk memasak tiba-tiba lenyap diambil oleh Yumi. Seketika sudip itu terbang cepat menuju kepala Kaitou.

Setelah keributan tadi, makan malam kami nikmati dengan tenang. Meski Kaitou bilang masakan Yumi adalah yang terburuk, dia tetap diizinkan oleh Yumi untuk menyantapnya.

Yumi tahu jika Kaitou hanya bercanda, tapi dia serius ketika memukul. Aku berharap aku tidak punya masalah dengannya karena bagaimana pun aku masih sayang dengan kepalaku.

"Oh, iya. Aku lupa bilang."

Kaitou meletakkan alat makannya lalu memposisikan kursinya lebih maju.

"Bagaimana jika besok kita pergi liburan?"

Yumi mengambil gelas dan meminumnya sebelum akhirnya merespon pertanyaan Kaitou.

"Hm, besok hari libur ya, tapi kemana?"

"Aku sudah memikirkan tempat tujuannya, haha."

Yumi tampak kesal karena jawaban Kaitou hanya berputar-putar.

"Kau tidak menjawab pertanyaanku."

"Kita akan ke sana."

"Ke sana?"

A Future Where We Are ApartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang