15. Permainan Dimulai

16.1K 568 0
                                    

Pagi ini Cia dibuat kesal oleh Adelardo bagaimana mungkin lelaki yang baru semalam menjabat sebagai suaminya itu meninggalkannya. Tidak taukah Adelardo bahwa dirinya tidak tau jalan menuju sekolah, lalu bagaimana nasibnya sekarang.

Cia berjalan mondar-mandir memikirkan cara agar bisa sampai ke sekolah, apa ia harus meminta bantuan kepada om-om yang berpakaian hitam itu?, tapi Cia terlalu takut untuk sekedar menghampirinya wajah mereka terlihat sangat menyeramkan sama seperti wajah Adelardo.

"Duh, ini aku harus gimana. Masa iya nggak masuk sekolah"

"Lagian kak Adelardo juga tega banget ninggalin istrinya sendiri"wanita hamil itu tampak kesal matanya kini sudah berkaca-kaca. Cia menghapus air matanya kenapa ia jadi cengeng gini sih, apa mungkin karena hormon kehamilannya Cia jadi gampang menangis.

"Adek jangan bikin Mama nangis dong, ini Mama lagi pusing mikir cara supaya kita bisa berangkat ke sekolah. Ini semua karna papa kamu main tinggalin aja. Pokoknya nanti kalau ketemu kamu pukul Papa tapi jangan bawa-bawa Mama ya nanti Papa nya marah ke Mama terus adek ga dapet jatah asupan di dalam sana"ucapnya seraya mengelus pelan perut yang tertutup oleh seragam sekolah itu. Jatah asupan yang Cia maksud adalah makanan mana mungkin ia bisa makan jika tidak ada Adelardo? mengingat uang tabungannya yang tertinggal di panti asuhan semuanya.

"Permisi nyonya"Cia mendongok melihat seseorang yang berpakaian serba hitam itu tengah membungkukkan badannya.

"Saya diperintah tuan Adelardo untuk mengantarkan nyonya ke sekolah"ucap pria berbadan besar tersebut.

"Em paman tidak berbohong"Cia hanya takut tiba-tiba nanti dirinya di culik lalu di buang ke hutan-hutan, membayangkannya saja membuat Cia bergedik ngeri.

"Tidak, tuan Adelardo yang langsung menelepon saya sendiri".

"Baiklah"

Sedangkan Adelardo lelaki itu tengah menyesap batang rokoknya bersama dengan ke empat inti Black Lion.

"Emang paling enak pagi-pagi gini lihat yang bening-bening"Ethan lelaki itu tidak hentinya menatap bahkan menyapa setiap siswi yang baru memasuki gerbang sekolah.

Leo mengepulkan asap rokoknya "Sadboy dong lo cuma bisa melihat tanpa harus memiliki".

"Bukan sadboy yo lebih tepatnya playboy"ucap Joni yang membenarkan perkataan Leo.

Mereka semua tengah menongkrong di parkiran yang letaknya dekat dengan gerbang sekolah, tempat itu sudah menjadi parkiran khusus untuk anggota Black Lion.

"Ya gimana ya, namanya juga orang syirik pasti hatinya nggak terima kalau temannya jauh lebih banyak di deketin cewek".

"Ngayal lo, siapa juga yang syirik sama orang jelek modelan kayak lo. Lo bilang apa tadi?, di dekatin cewek. Nggak salah, bukannya lo yang dekatin bahkan nyaris ngemis-ngemis buat dapet no Wa nya?"tutur Leo.

"Leo anjing kenapa lo selalu buka kartu gue sih"Leo hanya mengedikkan bahunya acuh.

Dipertengahan percakapan mereka sebuah mobil mewah Lexus LM350h warna hitam berhenti tepat di depan pintu gerbang membuat inti Black Lion memfokuskan pandangannya ke mobil tersebut.

Ethan menyipitkan matanya "Bentar, gue kayak kenal sama nomer plat nya,,,lo bos itu kan mobil lo"serunya.

Adelardo hanya meliriknya saja, itu memang benar mobilnya. Tadi ia menyuruh salah satu bodyguardnya untuk mengantarkan Cia.

Sedangkan Cia di dalam mobil tengah bergerak gelisah, perasaannya tiba-tiba menjadi gugup. Dia hanya gadis beasiswa yang biasa berangkat menggunakan angkot atau jalan kaki tapi sekarang gadis beasiswa ini mendadak turun dari mobil, pasti seluruh sekolah akan beranggapan aneh tentang dirinya.

ADELARDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang