17. Cek Kandungan

17.1K 616 2
                                    

Cia perempuan itu termenung sambil memegangi ponselnya, ia mendapati sebuah pesan dari nomer yang tidak dikenal. Si pengirim menyuruhnya untuk datang ke gudang belakang sekolah besok, dirinya tidak ingin pergi tapi di lain sisi si pengirim mengancamnya.

"Apa ini semua ulah kak Letta"mengingat Letta lah yang mempunyai masalah dengan dirinya dan ingin menyingkirkannya dari SMA DEWATA.

Cia menggelengkan kepalanya pelan tidak, dia tidak boleh berfikiran buruk. Mungkin bukan Letta pelakunya mungkin orang lain tapi siapa batinnya.

"Ngapain geleng-geleng gitu"Cia menoleh mendapati Adelardo yang baru saja selesai mandi. Tampak lelaki itu tengah mengerikan rambutnya yang basah.

Cia berdecak pelan"Keringin di kamar mandi kak, lihat lantainya basah kena air "bukannya menjawab pertanyaan Adelardo Cia malah mengomelinya.

"Udah biasa"Adelardo meletakkan handuknya di sofa lalu ia berjalan di depan kaca menyisir rambutnya.

"Mangkanya sekarang di biasain keringin rambut di kamar mandi, ini juga handuk kalau udah selesai ditaruh di keranjang pakaian kotor".

"Cerewet, kayak emak-emak lo".

Cia mendengus kasar menatap nyalang ke arah Adelardo "Kan sebentar lagi juga mau jadi ibu"ucapnya dengan pelan ia berjalan menuju kamar mandi dengan membawa handuk di tangannya, walau begitu Adelardo masih bisa mendengarnya.

"Ikut gue"Cia yang baru saja keluar dikagetkan dengan Adelardo yang sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. Cia menelisik pakaian Adelardo dari bawah hingga atas lelaki itu tampak mengenakan pakaian rapi berbeda dengan pakaian yang ia kenakan tadi.

"Kemana?"

"Rumah sakit"

Cia mengerutkan dahinya "Siapa yang sakit?".

"Cek kandungan"ia terdiam sejenak Adelardo bilang tadi cek kandungan?,ia tidak salah dengar kan berati ia akan akan pergi bersama. Ia menahan dirinya agar tidak tersenyum ia harus terlihat biasa saja.

"Bukannya kemarin bilangannya nggak bisa"katanya, kemarin ia meminta kepada Adelardo agar mau menemaninya tapi lelaki itu menolak dengan alasan ingin menongkrong dengan anggota Black Lion.
Saat mendengar jawaban Adelardo Cia cukup kecewa tapi ia sadar bahwa Adelardo belum terbiasa dengan hidupnya yang sekarang.

Adelardo yang akan memegang handel pintu terurung ia lalu menoleh menatap Cia sejenak lalu kembali memegang handel pintu kamarnya "Gue juga mau lihat perkembangan anak gue"ucapnya sambil berlalu pergi.

"Plin-plan banget jadi cowok"gumamnya pelan.

"10 MENIT BELUM SIAP, NGGAK JADI PERGI"

"BENTAR"Cia langsung buru-buru bersiap-siap setelah mendengar teriakan Adelardo dari bawah.

Di sebuah cafe Letta dan para sahabatnya tengah berkumpul. Ini semua atas ajakan Letta sebagai traktiran karna dirinya baru saja memenangkan kontes fashion show di Paris. Ia dikirim sebagai perwakilan dari SMA DEWATA oleh karna itu satu bulan ini ia tidak terlihat sama sekali di sekolah.

"Gila jalan lo ta udah kaya model internasional"ucap Rina saat melihat video fashion show Letta.

"Bener banget"sahut perempuan di sebelahnya, Kania.

"Apasih yang gue nggak bisa, itu cuma hal kecil. Beruntung gue mau wakilin SMA kita kalau aja kemarin Sinta yang dikirim mana mungkin dia bisa menang"kata Letta.

Rina menganggukkan kepalanya "Emang paling the best lo"ucapnya sambil mengacungkan kedua jempol nya.

"Eh iya ta, berhubungan lo kemarin ke paris selama satu bulan rencana kita buat singkirin si sampah jadi ketunda"ucap Kania.

"Felicia Eleora anak beasiswa itu?"tanyanya yang diangguki oleh Kania.

"Kan sekarang gue udah balik, rencana yang sempat ketunda bakal berjalan lagi. Dan gue pastiin dia bakal pergi dari sekolah kita"

"Sorry ta gue sempat kirim surat sama Wa ke Cia, gue ajak dia buat ketemuan di gudang belakang sekolah, gue gedek banget lihat dia masih keluyuran di sekolah bawaannya mau muntah terus gue kalau lihat muka dia"jelas Kania.

"Gapapa kita temui dia, kita kasih lihat status dia sebenarnya. Cewek miskin dari jalanan kaya dia harus di kasih tau pakek cara yang keras dan gue udah siapin rencana buat dia"jawab Letta dengan senyum smirk nya.

🍒🍒🍒🍒

"Lihat, bundaran di monitor ini adalah janinnya"Adelardo menatap fokus layar monitor yang menunjukkan calon anaknya, dirinya masih tidak percaya, sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan kandungannya baik-baik saja, saya rasa ayahnya menjaga kalian dengan sangat baik. Tapi tetap saja usia kamu masih terlalu berisiko untuk hamil sehingga sangat rentan untuk keguguran"jelas dokter tersebut.

Adelardo menatap dokter di depannya ini dengan tajam "Lo doain istri gue keguguran".

Cia memegang pergelangan tangan Adelardo "Kak" ia mengiangat bahwa di depannya ini seorang dokter tidak sepantasnya Adelardo berbicara seperti itu, apalagi dengan nada sedikit menyentak.

Dokter tersebut menggelang "Bukan seperti itu Tuan, saya hanya mengingatkan saja. Di umurnya yang masih 16 tahun ini memang sangat rentan sekali keguguran, ingatkan nyonya agar selalu meminum susunya tepat waktu, istirahat dengan cukup, dan juga tidak banyak fikiran tapi itu juga belum menjamin 100%"

Melihat raut tak bersahabat yang ditunjukkan Adelardo dokter tersebut langsung mengalihkan pembicaraan dan benar saja Adelardo seketika melupakan amarahnya " Tuan ingin mendengar detak jantungnya".

"Emang udah bisa dok"sahut Cia dokter tersebut mengangguk.

"Bisa"

Keduanya sama-sama terdiam pendengarannya menangkap suara yang cukup asing tapi mampu membuat darah keduanya berdesir hebat.

Adelardo memegang dada sebelah kirinya ia rasakan ritme jantungnya yang berdetak dengan tempo yang sama milik calon anaknya, hatinya menghangat ia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya sekarang ia berjanji ia akan menjaga calon anaknya dengan sebaik mungkin.

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil senyum manis tidak pernah luntur di wajah milik Cia sangat mendengar detak jantung anaknya, ia makin tidak sabar untuk menggendongnya.

"Gila"

Cia langsung menoleh setelah mendengar suara Adelardo matanya langsung melotot "Kakak ngatain aku gila"ujarnya dengan kesal.

"Merasa lo"Adelardo mengaduh kesakitan saat lengannya mendapat pukulan dari Cia.

"Aws, sakit bego"

"Ih, kok malah ngatain aku bego sekarang. Kakak nggak sopan bicara kayak gitu sama istri sendiri belum lagi tadi di rumah sakit kakak sentak dokternya"

"Serah gue lagian yang salah dia mana ada dokter doain pasiennya begitu"ucap Adelardo.

"Mana ada, itu dokternya cuma ingetin aja kalau diumur aku yang segini terus hamil itu emang beresiko kak, aku juga pernah baca di internet kok"

Adelardo memutar bola matanya "Belain aja, besok pasti udah dipecat dari rumah sakit"

"Kakak---"

"Apa?, mau ngomeli gue lagi?. Lo nggak bisa larang gue karna semuanya udah terlanjur dia udah dipecat"

Cia tersenyum mengejek "Sok tau".

"Rumah sakit itu punya keluarga gue"Cia menganga rumah sakit yang terkenal itu milik keluarga Adelardo. Suaminya ini benar-benar orang kalangan atas ia semakin insecure, Adelardo yang sempurna, tampan, dan kaya tidak pantas dengannya ia seharusnya bisa mendapatkan perempuan yang sama sepantarannya.

"Nggak usah dipikirin sampe kapanpun gue akan tetap sama lo terlepas dari perbedaan status kita"ucapnya saat mengetahui isi pikiran Cia.

Cia tersenyum tipis "Kita nggak tau ke depannya bakal gimana, bersama atau enggaknya kita nanti yang terpenting aku bersyukur dipertemukan sama kakak" Adelardo juga tersenyum tipis bukan hanya Cia saja dirinya juga berhutang budi kepadanya karna kehadirannya ia bisa merasakan kehangatan keluarga.

TBC🤗

ADELARDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang