Happy reading🌞
Maaf kalau ada typo:(Dibalik selimut tebal berwarna silver terdapat seorang wanita yang tengah tertidur pulas tapi itu tidak bertahan lama karna matanya kini memaksa untuk terbuka, padahal ia masih ingin bersembunyi dari dinginnya hawa pagi. Dengan perlahan ia menurunkan selimutnya sebatas dada ya, wanita itu adalah Cia. Ia menolehkan kepalanya ke samping tempat tidur yang terlihat kosong, kemana perginya Adelardo?. Matanya tanpa sengaja menatap jam yang kini tengah menunjukkan jam 5 pagi. Huh, rasanya sangat malas untuk berangkat ke sekolah apalagi hari ini adalah hari Senin. Cia berfikir Adelardo berada dibawah oleh sebab itu ia langsung menuju kamar mandi untuk bersiap-siap dan menemuinya nanti saat sarapan pagi.
Kurang lebih lima belas menit waktu yang diperlukan Cia untuk bersiap-siap kini ia sudah rapi dengan balutan seragam sekolah, tidak lupa rambut yang dikuncir kuda dan sedikit hiasan rambut yang membuatnya terlihat semakin cantik.
"Perfect!" setelah sedikit mengoleskan lip balm di bibirnya, Cia mulai memperhatikan penampilannya dari bawah hingga atas. Niatnya hari ini ia akan meminta maaf kepada Adelardo karna jujur saja Cia tidak menyukai sikap Adelardo yang cuek kepadanya. Dan semoga saja Adelardo mau memaafkannya.
Setelah sampai di lantai bawah Cia tidak menemukan kehadiran Adelardo, ia yakin Adelardo ada disekitaran sini karna luka miliknya belum sepenuhnya sembuh dan kemungkinan Adelardo akan sulit untuk berjalan.
Sambil menunggu kehadiran Adelardo ia memilih untuk mengambil duduk di meja makan dengan sesekali memperhatikan para maid yang tengah menyiapkan makanan. Cia tersenyum kecil, " Kamu lihat baby Mama tidak perlu bersusah-susah untuk memasak karna sudah ada para bibi yang baik hati untuk memasakkan kita. Kehidupan Papa mu sungguh mewah, kamu tahu Mama sangat bersyukur setidaknya kamu tidak akan mengalami kehidupan ekonomi yang sulit seperti Mama dulu, jadi kamu harus bersyukur oke baby".
Cia mengelus perutnya mengajak bicara sang anak di dalam sana, dulu ia sempat khawatir. Bagaimana ia bisa membesarkan anak ini sendirian disaat ia tidak punya apa-apa tapi, syukur allhamdulillah Adelardo masih mau bertanggung jawab sehingga ia tidak perlu khawatir tentang masa depan anaknya lagi.
"Nona" lamunan Cia buyar kala seorang maid datang lalu memanggilnya.
"Ini makanannya"
"Ah, iya Bi terimakasih"
Setelah selesai menyajikan makanan Maid tersebut tersenyum " Sama-sama Nona" balasnya.
"Emm Bibi ada lihat Kak Adelardo?" tanya Cia sebelum Maid tersebut meninggalkan meja makan.
"Tuan Adelardo sudah berangkat dari jam empat Nona"
Cia mengernyit heran " Pergi?, pergi kemana?. Kak Adelardo kan masih sakit, kenapa nggak ada yang bilang sama aku dulu?"
Maid tersebut sedikit menunduk " Maaf Nona, Tuan Adelardo sendiri yang melarang kita untuk tidak memberi tahu Nona sebelum Nona bangun. Dan soal kemana perginya Tuan, sepertinya ia pergi berangkat sekolah".
Cia spontan berdiri dari duduknya apakah lelaki itu tidak berfikir, keadaannya belum sembuh total. Kemarin Om Wisnu menyuruhnya untuk istirahat tiga hari tapi, apa-apaan ini ia malah langsung pergi ke sekolah. Ia dengan segera menyambar tasnya lalu berlari menghiraukan panggilan-panggilan dari para Maid.
"Astaga Nona jangan lari"
"Nona jangan pergi dulu, anda belum sarapan"
"Nona ingat anda sedang hamil"
"Berhentiin, bisa habis kita kalau Tuan sampai tahu"
Berbeda dengan Cia yang tengah khawatir dengan keadaan Adelardo, yang dikhawatirkan malah tengah bersenang-senang dengan para sahabatnya di rooftof sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARDO
Teen FictionKing Adelardo Smith sosok lelaki beringis yang menjabat sebagai ketua geng. Lelaki yang memiliki tatapan tajam itu mampu menghabisi semua orang yang berani mengusik ketenangannya. Membuat masalah dengannya sama saja menggali lubang kematiannya sendi...